Home / Romansa / Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku : Chapter 161 - Chapter 170

172 Chapters

161

Ajeng dan Evan sampai di supermarket yang diberi nama Otten Supermarket. Mereka sepakat untuk berlibur ke Malang saja agar tidak membuang-buang waktu, karena setelah itu mereka akan mengadakan pesta pernikahan yang sempat tertunda."Mas, aku kebelet pipis. Kamu duluan aja ya. Aku mau ke toilet dulu," ucap Ajeng sambil menyerahkan Dana pada suaminya.Sebelum pergi, dia mencium kening sang putra yang terlihat antusias ketika melihat supermarket milik mereka yang dikelola oleh Sander."Aku langsung ke kantor Mas Sander aja ya. Nanti kamu susul aja ke sana," balas Evan.Ajeng mengangguk, lalu bergegas menuju ke toilet yang ada di luar supermarket. Kebetulan sedang antre, jadi dia dengan sabar menunggu. Bisa dia rasakan pandangan orang di sebelahnya yang dengan terang-terangan mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki.Bukannya GR, tapi Ajeng memang sudah terbiasa diperlakukan demikian. Awalnya dia merasa risih, tapi lama-lama biasa saja. Sudah menjadi tabiat manusia jika melihat or
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

162

"Selain masalah 3 orang itu, kira-kira ada keluhan apa lagi? Itu kenapa ada bagian kasir yang masih kosong? Apa nggak ada kasir lagi?" tanya Ajeng pada Rita yang berjalan di samping kirinya, sedangkan Elang mengikuti di belakang."Tiga orang tadi sebenarnya kasir, Bu. Tapi Pak Dika juga diam saja meskipun sudah melihat mereka tidak pernah bekerja," jawab Rita.Ajeng menghentikan langkahnya. Dia melihat ke arah Rita yang langsung gugup. "Udah, santai aja sama aku. Kayak sama siapa aja. Kamu nggak usah tegang gitu," ujarnya.Rita menghela nafas panjang. "Aku masih ngerasa bersalah banget sama kamu, Jeng. Aku dulu benar-benar nggak ada niat untuk melabrak kamu."Ajeng mengibaskan tangannya. Dia sudah tahu alasan Rita dari cerita Sander. "Udah, yang lalu biarlah berlalu. Yang penting kamu udah sembuh dari trauma kamu dan bisa menyayangi anak kamu."Rita tersenyum tipis. Wanita itu sempat ingin menggugurkan kandungannya karena malu, apalagi ayah anak itu tidak jelas siapa. Tapi untungnya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

163

Satu hal yang tidak diketahui oleh manusia ketika mereka bersekutu dengan iblis adalah, mereka tidak akan bisa terlepas dengan mudah. Meskipun sudah setahun berlalu dan Ansel tidak lagi melakukan ritual-ritual sesat itu, dia terus dihantui oleh makhluk mengerikan setiap hari. Dia tidak bisa tidur dengan tenang. Selalu bermimpi buruk dan berhalusinasi.Setiap saat, dia akan melihat makhluk berwarna merah menyala dengan dua tanduk di kepalanya. Menuntut untuk diberikan tumbal. Dia sudah tidak kuat lagi. Jadi dia membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding sel berkali-kali sampai kepalanya berdarah."Aku sudah nggak kuat lagi. Tolong bunuh aku. Siapapun bunuh aku," racaunya di ranjang klinik yang ada di lapas.Dihajar oleh penghuni lapas lain di bulan pertama karena memperkosa banyak korban sebagai bagian dari ritual, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kedatangan iblis yang menghantuinya. Tidak ada yang percaya padanya, sampai-sampai dia ditaruh di sel tersendiri karena menggan
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

164

"Sudah?" Evan langsung berdiri begitu melihat Ajeng keluar dari ruang kunjungan. "Kenapa kamu kelihatan sedih?"Ajeng hanya tersenyum tipis. Mendadak dia merasa energinya tersedot habis setelah melihat kondisi Ansel. Bagaimanapun juga, pria itu adalah adik sepupunya. Dulu, sebelum dia mengenal Ella, dia dan Ansel sudah seperti adik kakak. Mereka begitu akrab dan hangat, sampai-sampai Ajeng tidak sadar bahwa timbul rasa lain di hati Ansel.Secara agama, memang Ansel itu bukanlah mahramnya. Jadi ketika pria itu menaruh hati padanya, tidak ada yang salah, karena memang mereka halal untuk menikah. Tapi tetap saja, Ajeng merasa itu saru (tidak pantas)."Kita ke Selecta ya, Mas. Aku pengen ngadem. Pikiranku suntuk banget," pinta Ajeng sambil menggandeng lengan suaminya.Dana dititipkan ke kakek dan neneknya, dan tentu saja Sekar sangat senang sekali. Apalagi Dana tipe bayi yang tidak gampang rewel. Kecuali jika anak itu tidak suka pada seseorang yang juga tidak menyukainya. "Siap. Mas jug
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

165

"Sudah tahu punya anak bayi, kenapa malah nggak pulang-pulang? Lihat nih, Dana sampai nangis ngejer kayak gini. Mbok ya diajak kalau jalan-jalan. Benar-benar nggak kasihan sama anak," omel Sekar begitu Ajeng dan Evan baru pulang setelah Maghrib.Ajeng langsung meraih Dana yang menangis sesenggukan sampai suaranya serak dan buru-buru menepuk-nepuk punggung bayi itu."Cup...cup...maaf ya mama baru pulang. Dana nyariin mama ya?" ucapnya dengan wajah bersalah.Dia langsung duduk di depan televisi dan menyusui bayi itu yang langsung diam. Perasaan bersalah kembali menyerangnya. Seharusnya mereka mengajak Dana. Siapa yang tahu bahwa anak itu mencari-carinya, padahal tadi Dana kelihatan senang ketika diajak oleh neneknya."Kalian ini kalau masih punya anak bayi, jangan sering ditinggal. Dia masih butuh perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Bayi itu peka. Jangan sampai dia merasa diabaikan," omel Sekar lagi.Kalau biasanya Ajeng menjawab, maka kali ini dia hanya diam saja. Dia jarang m
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

166 - The End

Pesta pernikahan Ajeng dan Evan diadakan di kapal pesiar yang mewah. Seluruh karyawan Deca di kantor pusat dan karyawan Ajeng di Otten Supermarket turut hadir dalam pesta.Banyak yang takjub dengan pesta mereka, apalagi Evan benar-benar maksimal dalam menjamu tamu. Mereka semua menikmati makanan mewah dan mahal yang biasanya hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas."Ternyata Mr. Evan lebih bahagia bersama Ajeng ya," ucap salah satu karyawan Deca yang dulu satu divisi dengan Ajeng."Iya bener. Waktu sama Bu Ella dulu, dia nggak pernah tersenyum. Kaku banget kayak kanebo kering. Pestanya juga biasa aja nggak semewah ini," sahut yang lain."Pantesan Bu Marta langsung dipecat dan dijebloskan ke penjara begitu mencelakai Ajeng. Secinta itu orangnya sama Ajeng. Lihat aja deh, senyumnya nggak pernah luntur tuh. Benar-benar bucin akut.""Aku sih mendukung Ajeng. Dia emang baik orangnya. Bahkan meskipun sekarang udah menjadi istri konglomerat, dia nggak pernah lupa sama kita-kita.""Eh iya ben
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Extra Part 1

"Kamu juga harus mati, Johan. Enak saja kamu masih hidup dengan tenang, sedangkan aku harus menjadi bulan-bulanan mereka."Johan membelalak ketika melihat Nadia mendekatinya dengan pakaian yang sama seperti terakhir kali dia melihat wanita itu. Rambut panjang Nadia acak-acakan. Perut wanita itu berlubang dan mengeluarkan banyak darah. Lalu di tangan kanan wanita itu....Janin merah yang tiba-tiba saja melihat ke arahnya dengan mata melotot. Bibir janin itu tertarik membentuk senyuman dengan gigi-gigi runcing yang terlihat tajam."Ayah."Johan menjerit ketakutan. Dia langsung berlari dengan sekuat tenaga. Nadia sudah mati, dia yakin itu. Dia sendiri yang mengatakan pada Ansel di mana keberadaan Nadia sebelum kabur ke Australia. Belum jauh dia berlari, kakinya tersandung. Membuatnya jatuh dengan keras. Dua orang berjubah hitam dan bertudung menarik tangannya dan memaksanya untuk berdiri. "Nggak! Nggak lepasin aku! Aku udah bukan bagian dari kalian lagi!""Siapapun yang menjadi pengkhi
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Extra Part 2

Dari sekian banyak orang yang mengenalnya, kenapa justru wanita itu yang datang menjenguknya? Bahkan orangtuanya sudah tidak peduli lagi, apalagi kekasihnya."Maaf ya baru bisa menjenguk kamu. Nih, aku bawain makanan kesukaan kamu," kata Ajeng sambil tersenyum."Kenapa?"Wanita itu mendongak. Gerakan tangannya meletakkan dua kotak makanan dan satu gelas minuman terhenti."Aku pengen bawain kamu makanan yang enak. Nggak aku kasih racun kok, udah diperiksa juga sama petugas," jawab Ajeng."Kenapa kamu mau repot-repot datang?" jelasnya.Ajeng menghela nafas panjang. Wanita itu terlihat lebih bercahaya dan tetap awet muda, persis seperti ketika dia pertama kali dikenalkan pada wanita itu oleh Ella dulu.Hanya Ajeng yang tidak pernah mengusiknya, meskipun tahu bahwa dia membawa pengaruh buruk pada sahabat wanita itu. Jadi ketika Ella ikut terjerumus ke dalam sekte sesat demi bisa menghancurkan Ajeng, Johan tidak mendukung Ella sama sekali.Baginya, Ajeng itu seperti kertas putih yang sayan
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Extra Part 3

"Semua dokumen sudah lengkap?""Sudah, Mr.," jawab Siska dengan antusias. Jantungnya berdegup kencang karena sebentar lagi akan bertemu dengan tunangannya. Kesibukannya sebagai sekretaris CEO di perusahaan multinasional membuatnya begitu sibuk dan sering pulang malam, sehingga waktu untuk bertemu dengan tunangannya sangat sedikit."Semangat banget yang mau ketemu tunangan," goda Raka ketika mereka sampai di lobi perusahaan.Siska hanya tersenyum, namun debar dalam dadanya semakin kencang. Padahal mereka sebentar lagi menikah, tapi Siska merasa seperti baru saja jadian dengan sang tunangan.Mereka masuk ke dalam mobil dinas khusus CEO yang disediakan oleh perusahaan. Mobil mewah keluaran terbaru yang anti peluru, karena keselamatan Evan Braun sangatlah penting."Gimana liburannya di Malang, Pak?" tanya Raka membuka percakapan sambil fokus melihat jalanan di depannya."Menyenangkan. Istri saya pintar memilih tempat liburan yang bagus," jawab Evan sambil tersenyum.Siska yang duduk di s
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Extra Part 4

Siska terus menangis entah sudah berapa lama. Dadanya sesak sekali dan rasanya dia ingin menghilang dari dunia ini. Cintanya pada Bayu begitu besar. Dia sudah menyerahkan seluruh hatinya pada pria itu karena berpikir bahwa Bayu adalah belahan jiwanya."Kenapa pria yang terlihat baik dan setia seperti Bayu ternyata bajingan?" tanyanya setelah tangisnya reda, namun masih sesenggukan."Biasanya kan memang begitu," jawab Raka dengan santai.Siska langsung melotot pada pria yang telah bertahun-tahun menjadi rekan kerjanya menjadi orang kepercayaan Evan. Raka langsung mengangkat kedua tangannya."Biasanya memang begitu. Pria yang terlihat kalem dan nggak neko-neko tuh justru menyimpan banyak rahasia. Coba lihat Mr. Evan. Dia itu dingin, kelihatan nggak peduli sama perempuan. Eh tahu-tahu istrinya dua kan? Tapi kasusnya kan beda. Diam-diam dia bucin akut sama Ajeng."Siska menyeka air mata di wajahnya, tak peduli dengan make-up yang ikut luntur."Rasanya sakit banget, Ka. Kenapa aku nggak ja
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status