"Ah! Ansel!"Evan menatap layar laptop di hadapannya dengan wajah datar, lalu mendengkus. "Really?""Oh, mungkin dia sedang...improvisasi. You know, biar Ansel lebih percaya," sahut Brad, lalu menaikkan alis ketika suara desahan saling bersahutan terdengar semakin keras dan intens."Mereka menodai kamarku, brengsek! Apa tadi dia bilang? Aku ini laki-laki bangsat? Kalau dia ada di depanku, sudah aku tendang mulut kurang ajarnya itu!" bentak Evan berapi-api dengan dada panas luar biasa.Sebuah pelukan lembut di pinggangnya membuatnya kembali sadar dan api cemburu itu perlahan surut."Mas, kan bukan aku yang ada di sana," ujar Ajeng dengan lembut.Selama sesaat, Evan sempat terbawa emosi. Dia sedikit lupa dan terbawa suasana ketika melihat wajah yang benar-benar mirip dengan Ajeng berada di layar laptop yang lain. Sangat mirip tanpa cela, sampai-sampai otaknya sedikit terdistorsi dengan menganggap bahwa yang bersama dengan Ansel memang benar istrinya.Evan memejamkan mata untuk menenangk
Last Updated : 2024-10-10 Read more