Home / Fantasi / Sang Dewi / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Sang Dewi: Chapter 91 - Chapter 100

102 Chapters

Bab 91: Kematian Jaka Lelana/ Kebangkitan Sang Atmajaya Wimala

Ayunan langkah Larasati begitu cepat ketika berlari melewati jalanan menaik di lereng Gunung Kelud. Setelah menyaksikan kematian Dyah Puspitasari, wanita itu menyadari bahwa cintanya pada Jaka Lelana sudah mengorbankan banyak nyawa sehingga dia memutuskan untuk melakukan yoga brata guna naik langit.Akan tetapi, siapa sangka tiba-tiba Dharmasura terbang turun dan mengadangnya dengan senyum mengerikan. Seketika Larasati pun menghentikan gerakan kaki sembari menatap benci, sebab karena ketamakan Dhamasura Istana Panjalu menjadi runtuh.“Laras Kencana, calon permaisuriku, ikutlah denganku, Dewi,” bujuk Dharmasura yang mengulurkan tangan. “Kau akan hidup tenang, aku akan memberimu kemewahan Istana Karpala.”“Tidak. Sampai kapan pun aku tak akan sudi!” tampik Larasati. “Jangan pernah bermimpi Dharmasura!”“Jangan memaksaku untuk bertindak kejam, Tuan Putri. Aku tau kau tak menyukai kekerasan,” pinta Dharmasura.“Ikutlah bersamaku, Dewi. Karena hanya akulah satu-satunya tempat terbaik yang
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Bab 92: Menyembunyikan Kesejatian

Ketika sedang berjalan-jalan di kolam, pandangan sang Atmajaya Wimala menangkap padma yang tumbuh sendirian dalam wadah khusus. Sejenak pria itu menghentikan langkah. Lalu karena terpesona dengan keindahan bunga, perlahan tangannya bergerak menyentuh ujung kelopak. Namun, siapa sangka teratai putih begitu tajam sehingga seketika jari telunjuk Mandala tersayat. Bergegas, dia menarik tangan, meski begitu tetesan darah tetap jatuh ke air, lantas terisap oleh padma.Sang Dewa tak sempat melihat itu sebab lebih serius memperhatikan bagian yang cedera. Lukanya memang tidak parah, tetapi terasa mengiris hati. Tiba-tiba Mandala khawatir akan sesuatu, sampai-sampai segera beralih fokus pada teratai putih kembali.***Sementara itu, buku takdir masih terbuka dan menyajikan halaman akhir dari kisah perjalanan hidup sang Atmajaya Wimala selama menjadi Jaka Lelana. Walau Larasati sudah tak sanggup lagi, juga harus melihatnya, sampai-sampai air mata mengalir deras ke pipinya mengiringi kekecewaan
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Bab 93: Sang Pemuja Dharmasura

Dengan penuh kekecewaan, Larasati berlari keluar dari ruangan. Air mata tak henti mengalir ke pipinya, seakan-akan menyiratkan kekacauan jiwa yang sedang melanda sejak mengetahui kesejatian sang Atmajaya Wimala. Karena merasa kasihan Gandasastra sampai menghela napas panjang saat melihat kepergian bidadari tersebut. Walau begitu, sang Dewa tak memiliki wewenang untuk menentukan jodoh para abadi, sebab masalah hati adalah urusan masing-masing yang tak mungkin lagi dapat dicampuri atau diubah seperti karya dalam sebuah sastra. Sepenuhnya, Gandasastra hanya bisa berharap agar sang Dewi mampu menerima kenyataan pahit dalam hidup ini. *** Pada saat Mandala sedang mendiskusikan sesuatu dengan para dewa di aula, tiba-tiba Larasati datang menghampirinya. Kepiluan masih tersirat jelas dari ekspresi wajah bidadari tersebut sehingga semua yang hadir menjadi terkejut. Setelah saling menoleh, mereka menunduk dan undur diri, terkecuali sang Atmajaya Wimala sendiri. Sejenak kedua pasang mata sa
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 94: Memutuskan Segala Ikatan

Seakan-akan seperti mengulang masa lalu, sang Atmajaya Wimala duduk di samping Larasati yang telah direbahkan pada kasur awan. Dengan kekuatan adikodrati, pria tersebut mengarahkan tangan kanan sehingga perlahan darah merah Sujatmika tertarik keluar melalui mulut Larasati, lantas melayang di udara. Namun, setelah membuangnya ke sembarang arah, Mandala justru terbatuk-batuk sampai percikan cairan berwarna putih melekat pada telapak tangannya. Selain menahan nyeri di dada, pandangan Mandala sedikit kabur, walau begitu tetap memutuskan berdiri dan melangkah pergi. Sesaat kemudian, Larasati membuka mata sampai-sampaiterkejut ketika menemukan diri sedang berada di Taman Asmaradahana. Bergegas bidadari itu beralih ke posisi duduk. Saat bola matanya bergerak memindai ke sekitar, dia melihat darah merah yang membekas pada lantai awan. Sejenak pikirannya dipenuhi tanda tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi sewaktu diculik Sujatmika, sebelum mengalihkan perhatian dan malah menemukan berca
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 95: Bangunnya Shima Dahyang

Begitu menyakitkannya hidup yang Larasati alami, cinta telah membuatnya terluka hingga begitu dalam. Walau terpuruk, kali kini, dia sudah mengikhlas apa yang terjadi, bahkan berniat melepas segala keterikatan duniawi. Setiap langkah pada perbukitan terjal menuju puncak gunung kian pasti, hatinya mantap untuk menyerahkan semua masalah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tak ada takdir yang bisa ditolak, tetapi yoga brata bisa membawa siapa saja menuju kedamaian, meski harus lenyap dari semesta alam. Dari kejauhan, Li Jing menatap kepergian bidadari itu untuk selamanya. Memang berat jika dia harus melepas si sahabat, sayangnya Larasati kukuh pada pendirian sehingga pria tersebut tak mampu menghentikannya. Maylano demikian, anak itu sungguh tidak menginginkan nyonyanya pergi secepat ini. Namun, bagaimanapun dia mengerti bahwa penderitaan cinta Larasati begitu dalam, mau tak mau Maylano harus membiarkannya memutuskan jalan demi menemukan kebahagiaan. "Hei, bocah, pergilah denganku ke China, a
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 96: Menghapus Kenangan

Sembari duduk pada sebuah batu kristal, Shima Dahyang mengelus puncak kepala harimau putih yang sedang menunjukkan sikap manja. Matanya begitu teduh ketika beralih memperhatikan sekitar, di mana banyak pantulan cahaya putih menembus Taman Arutala. Meski meski sekian lama tak dapat singgah untuk menenangkan diri seperti sekarang, dia seakan-akan tak merasakan adanya perubahan. Perlahan, sang Dewi Agung berdiri, lantas berjalan ke tengah-tengah sehingga bayangan dirinya tergambar jelas pada lantai sebening air. Pandangannya memang tertuju pada langit-langit, tetapi ingatannya menerawang ke masa-masa sulit kala hidup sebagai manusia fana. Kutukan raja asura berkepala kambing memang menjadi kenyataan, Shima Dahyang mengalami penderitaan sewaktu menjalani kehidupan Larasati yang jatuh cinta kepada Jaka Lelana, bahkan hingga berstatus abadi pun masih dipermainkan oleh sang Atmajaya Wimala. Itulah alasan mengapa wanita tersebut tak mengambil sikap setelah kembali menemukan kesejatian dir
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 97: Rara Kinasih

Sesuai titah Shima Dahyang, Sekar Langit menemui sesosok peri, lalu bersama-sama mengantar Rara Kinasih menuju Taman Arutala. Di sana terdapat sebuah bangunan berornamen emas. Pun sesaat setelah mereka bertiga memasuki salah satu ruangan kamar di dalamnya, Sekar Langit berbalik untuk berhadapan dengan Rara Kinasih di belakang, sementara si peri segera undur diri. "Di sinilah Dewi akan tinggal," jelas wanita berambut panjang bergelombang itu. "Di sebelah, merupakan kamar milik Dewi Agung. Sang Dewi sangat membenci kebisingan, jadi mohon agar Anda selalu menjaga sikap." Senyum menghiasi wajah Rara Kinasih yang lantas mengangguk. "Saya mengerti." Akan tetapi, kemudian mata tajam Sekar Langit beralih fokus ke arah luar dari tirai. "Kumbang Lanang biasanya berkeliaran di sekitar sini," katanya. "Rara Dewi harus lebih berhati-hati karena mungkin dia akan agresif pada penghuni baru." "Tak perlu khawatir, saya bisa bisa melindungi diri sendiri," balas Rara Kinasih. Sekar Langit percaya
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 98: Memperhatikan

Dua hari sudah sang Atmajaya Wimala tinggal di Candracaya dalam wujud Rara Kinasih, walau masih sulit mendapatkan kepercayaan Shima Dahyang, setidaknya kini dia selalu berada dekat dengan wanita yang telah membuat hatinya galau itu. Bagi Mandala, hal ini sudah cukup membuatnya merasa tenang daripada hanya berdiam diri di Taman Asmaradahana untuk menikmati kegelisahan. Karena semenjak kebangkitan Larasati, perasaan cinta kian hari justru kian menyiksa batin sehingga mau tak mau sang Dewa harus menghalalkan segala cara agar bisa bertemu. Layaknya pelayan, sore ini Rara Kinasih berjalan menghampiri Shima Dahyang yang sedang duduk sembari mengelus manja harimau putih di Taman Arutala. Tak lupa pria tersebut juga membawa cawan berisi ramuan, yang setelah bersimpuh, dia letakkan ke meja batu ukir. "Ternyata Sang Dewi sangat menyukai kucing besar," celetuknya. Keangkuhan terlihat jelas saat Shima Dahyang tersenyum menyikapi. "Kalau kau setia, aku juga akan menyukaimu." Sebab tak tahu har
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 99: Penyamaran

Atas undangan Shima Dahyang, Rara Kinasih datang ke Candracaya. Dia langsung diarahkan memasuki Taman Arutala oleh Sekar Langit, meski selanjutnya harus berjalan sendiri untuk menemui sang Dewi Agung. Sebelumnya, putri dari istri pertama Hastapati tersebut telah mengantongi informasi seputar si adik yang tinggal di sana sebagai pelayan, bahkan pada kesempatan kali ini, dia berharap bertemu Rara Kinasih guna memberi pelajaran karena telah berani naik ke kayangan. Benar saja, Randita berpapasan dengan sesosok peri yang membawa nampan berisi daging mentah sewaktu melewati pohon bunga cempaka putih. Tanpa basa-basi, lantas bidadari bergaun biru tersebut menarik lengan kanan wanita dari arah berlawanan sampai-sampai berbalik menatap dirinya, sementara nampan pelayan tersebut langsung jatuh ke tanah. "Rara Kinasih!" gerutunya, tetapi setelah diamati ternyata sosok di hadapan memiliki wajah berbeda dari si adik. "Kau bukan Rara Kinasih?" "Randita!" Demikian, sang Atmajaya Wimala ya
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 100: Penyembuhan

Pada waktu Shima Dahyang masih sibuk membicarakan sesuatu dengan Randita, Rara Kinasih palsu memijakkan kaki di kediaman Dewi Agung yang masih berada di sekitar Taman Arutala. Pemandangan tirai-tirai berwarna merah jambu yang berkibaran tertiup angin menyambut sang Atmajaya Wimala. Beberapa aksesori bebatuan kristal berbentuk padma serta perabotan dari emas putih juga menghiasi ruangan tersebut. Walau begitu perhatian Mandala hanya terfokus pada cermin ukir di atas meja. Tanpa menunggu lagi, dia pun memegang gagang benda pusaka itu untuk melihat bayangan diri sendiri. Seketika cermin mengeluarkan cahaya silau, lantas menampilkan wujud sepasang kekasih dari alam berbeda yang memiliki paras serupa dengan Mandala dan Shima Dahyang. Pria di cermin memeluk wanita yang tengah terluka parah penuh sayatan, seakan-akan menegaskan bahwa cinta mereka tak terpisahkan hingga akhir. Namun, sayang sebelum semua menjadi lebih jelas, terdengar langkah kaki Shima Dahyang memasuki ruangan sehingga Ra
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status