Semua Bab Pria Pengantar Makanan Itu Ternyata Tuan Muda : Bab 101 - Bab 110

209 Bab

Bab 101. Dellas Village

Pagi hari berikutnya di Dellas Village, Moco. Matteo dan Rindy sudah berada di ruang makan bersama Nanik."Di mana Finn?" tanya Matteo. 'Aku harus pastiin Finn ikutin semua kemauanku. Karena gimana pun juga, dia bisa masuk ke Sagari Tower karena aku. Dia harus balas budi.'Semua itu adalah kata hati Matteo. Dia menyeringai sebelum kembali mengunyah. Rindy menoleh kepada Nanik. "Finn semalem pulang, nggak?"Nanik mengisi penuh air mineral di gelas Rindy. Kemudian, Nanik berdiri di sisi kiri Rindy. "Tuan Finn pulang udah lewat tengah malem, Nyonya. Mau saya panggilkan?"Rindy menghela napas. "Anak itu pasti pergi buang-buang uang lagi," keluhnya, putus asa. "Dia masihー" Rindy mendengar suara langkah kaki dari arah pembatas ruangan. Dia dan semua orang menoleh dan melihat Finn berjalan dengan santai."Aku nggak buang-buang uang, Ma." Dia mencium pipi Rindy. Kemudian, duduk di sebelah ibu kandungnya. "Aku cuma mencari kesenangan aja."Raut cemas terukir di wajah Rindy. Dia menggeser
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-19
Baca selengkapnya

Bab 102. Presdir Sagari

Matteo mencondongkan badan ke depan. Dia menatap Finn sambil tersenyum lebar. "Kamu yakin, sanggup beli rumah di kota Moco?"Sebagai ibukota negara Nephila, biaya hidup di kota Moco terlampau tinggi. Dengan upah minimum regional mencapai Rp 8 juta, terlalu mustahil bisa memiliki rumah mewah impian di pusat kota. Wajah Rindy dan Finn seketika memucat. Mereka berdua sama-sama tahu bahwa perkataan Matteo benar adanya."Ta-tapi, Matteoー" Rindy tergagap. "Aku nggak bermaksud ngerendahin Finn. Yaa, penghasilan Finn sebagai Presdir Sagari memang lebih dari cukup. Tapi, kamu tau harga tanah dan rumah di Dellas Village, kan?"Rata-rata penghuni Dellas Village adalah keluarga konglomerat dan pebisnis. Mereka hidup sederhana. T-shirt polos tanpa gambar, celana pendek dan sepatu kets menjadi pilihan gaya para pria kaya. Sedangkan para wanita kerap tampil sederhana. Mereka disebut-sebut sebagai old money kota Moco, termasuk keluarga Opulent. "Biasanya, old money nggak menghamburkan uang. Merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-19
Baca selengkapnya

Bab 103. Ambisi dan Dedikasi

Sementara itu di Bukit Aston Village.Jay berdiri di sisi kiri Leroy. Dia menunduk dan berbisik, "Tuan Muda, Anda udah terhubung dengan Gensler."Pagi ini, Leroy sudah duduk di ruang kerja rumahnya bersama Jay dan Assad. Meeting online bersama Gensler akan dimulai sebentar lagi. Gensler adalah firma arsitektur internasional yang mendesain Sagari Tower melalui tangan kreatif dan otak cemerlang seorang arsitektur Armand Delacroix.Leroy mengangguk saat menatap wajah-wajah tegang di layar laptop. Dia tidak mengenali ketiga wajah itu.Seorang pria kurus di layar laptop mulai menyapa Leroy. "Selamat pagi, Tuan Muda. Suatu kebanggaan tersendiri dan kehormatan besar bagi Gensler bisa bertatap muka dengan Anda pada meeting online ini."Pria itu gugup, tetapi masih bisa tersenyum. Dia luar biasa hebat mengontrol dirinya agar tidak mengecewakan Leroy."Saya, Louis PastelleーPresdir Gensler," ujar si pria memperkenalkan diri. Seorang Presdir ikut turun tangan melayani Leroy. Apakah tidak terden
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Bab 104. Hari Pertama Menyusup

Jay membawakan dokumen dan menyerahkannya kepada Leroy. "Tuan, ini daftar yang dikirim Paman Adipati. Saya udah print semuanya.""Ini dokumen apa, Jay?" Assad bertanya karena rasa penasarannya. "Kok tebal banget gini?"Meeting online dengan Gensler sudah selesai. Namun, Leroy masih berada di dalam ruang kerjanya bersama Jay dan Assad. "Ini daftar semua aset atas nama Nyonya Niken yang sekarang ada di tangan Tuan Matteo dan Nyonya Rindy." Jay menjawab dengan mantap. "Termasuk daftar pulau pribadi Nyonya Niken yang dikuasai oleh Nyonya Rindy dan daftar kartu kredit maupun debit.""Astaga!" pekik Assad. "Apa semua kartunya udah dibekukan?" Sesuai rencana Leroy sebelumnya, dia akan mengambil kembali semua harta mendiang ibunya dari tangan Matteo dan Rindy. "Udah, Tuan. Pagi ini, Paman Adipati bekukan semua kartu Nyonya Rindy Buana," sahut Jay. Assad angguk-angguk. Dia menghela napas. "Segitu beratnya hidup kamu, Roy. Mental kamu bener-bener terlatih."Jay melihat Leroy mengambil dokum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Bab 105. Transaksi Ilegal

Saat Faisal membuka pintu kamar utama, dia melihat Rindy sudah selesai mandi. Tubuh seksi Rindy dibalut handuk putih. Sambil mengeringkan rambutnya, Rindy bertanya, "Kamu dari mana?" Awalnya, Faisal gugup. Namun siapa sangka, dia sudah berlatih untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa takut ataupun gugup!Faisal tahu, satu kesalahan kecil mampu membongkar penyamarannya. Selain itu, akan membahayakan nyawa Faisal dan keluarganya. Selanjutnya, Faisal menyusun cerita palsu tentang dirinya.Faisal memeluk Rindy dari belakang. "Nyonya, rumah Anda besar dan mewah banget!"Rindy merasa tersanjung. Dia tersenyum lebar sambil meletakkan alat pengering rambut di atas meja rias.Rindy penasaran dengan tujuan Faisal memuji rumahnya. "Terus?" Faisal memasang ekspresi serius di wajahnya. "Jujur aja, aku lagi nyari kerjaan sampingan. Ibuku ngeluh kekurangan uang." Faisal berharap, cerita palsu ini akan membuat posisinya aman dan lebih mudah diterima oleh Rindy.Faisal membuka ikatan handuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Bab 106. Janji Pertemuan

Wajah Matteo berubah frustasi. Dia langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Sssttt!" Matteo celingukan. "Jangan ngomong sembarangan lagi! Nanti ada yang nguping, Rindy."Rindy mengatupkan mulutnya detik itu juga. Dia tegang untuk sesaat.Rindy mencondongkan badan. Dia berbisik, "Maafin sikap ceroboh ku. Tapi, rumah ini bebas dari biang gosip."Matteo menatap istrinya tanpa berkedip. "Kamu yakin? Aku baru kali ini tinggal di sini. Aku nggak tau karakter pelayan-pelayan kamu." Rindy mengangguk. "Nggak akan ada, Matteo."Nanik hanya terdiam. Dia mengira, Matteo sedang menyinggungnya.***Setelah makan malam, Finn kembali. Dia dan Matteo berada di ruang kerja tanpa Rindy.Matteo duduk dengan gelisah di sofa panjang. Finn duduk di meja kerja mengaktifkan komputer. "Finn, kamu jadi bantu saya, kan?" Matteo bertanya dengan penuh harap kepada anak tirinya.Finn menjawab, "Iya. Tenang aja, Pak Matteo! Aku akan bantu Anda sesuai dengan janjiku tadi pagi."Finn memutuskan untuk tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-24
Baca selengkapnya

Bab 107. Karena Perselingkuhan

"Tuan, Paman Adipati telepon. Katanya, ada hal penting."Jay baru saja datang ke ruang kerja Leroy. Jam sudah menunjukkan pukul 10:00 malam waktu kota Aston. Namun, Leroy masih sibuk berkutat dengan komputer. Jay menyodorkan ponselnya kepada Leroy. "Ya, Paman? Ada apa? Kenapa belum tidur?" Leroy tahu, Adipati menggantikan posisinya di perusahaan Sagari. Banyak hal yang diurus oleh Adipati. Itulah sebabnya, Leroy mengkhawatirkan pria itu. "Masih terlalu awal untuk istirahat, Tuan Muda." Dingin dan tegas. Itulah ciri-ciri Adipati.Leroy menyandarkan kepalanya. Dia menatap langit-langit ruang kerja. "Ada hal tentang Faisal yang ingin saya laporkan malam ini," kata Adipati di ujung telepon. "Kenapa? Dia buat ulah lagi?"Leroy mencoba menebak-nebak. Namun kali ini, tebakannya salah."Saya udah kirim dua rekaman percakapan di kediaman Nyonya Niken yang sekarang ditempati oleh Rindy Buana dan Tuan Matteo."Leroy mendengarkan penjelasan Adipati sambil membuka rekaman percakapan dari han
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-26
Baca selengkapnya

Bab 108. Ulang Tahun Bahran ke-80

Pagoda Village nomor 7, kota Aston. Hari Sabtu pukul 04:00 sore. Seluruh anggota keluarga Donsu telah hadir di ruang tamu. Mereka akan merayakan ulang tahun Tuan Besar Bahran yang ke-80 yang hanya dihadiri keluarga inti.Bahran duduk di kursi kayu jati buatan perusahaannya sendiri sambil senyum-senyum melihat tumpukan hadiah dari menantu dan cucu-cucunya di sudut ruangan. Meskipun begitu, hadiah istimewa dari anak-anaknya masih belum Bahran terima.Semua anak kandung Bahran telah menyiapkan hadiah yang mahal. Mereka akan memamerkannya di depan Bahran."Selamat ulang tahun, Pa," ucap Austinーanak pertama keluarga Donsu. "Papa pasti akan panjang umur sampai 100 tahun lebih."Austin memberikan sebuah kotak hadiah kecil yang dibungkus kertas kado perak kepada Bahran. Mahdalena, anak ke-3 di keluarga Donsu bertanya, "Austin, apa isinya?" Bahran dan semua orang memiliki pertanyaan yang sama seperti Mahdalena. "Oh, cuma hadiah kecil. Yaaa, sebuah mobil Alphard keluaran terbaru seharga Rp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-29
Baca selengkapnya

Bab 109. Kompensasi Perceraian Untuk Leroy

Mario dengan berani melamar Angeline di depan semua orang. Dia menunjukkan cincin berlian di tangannya. Wajah kedua orang tua Angeline merona bahagia, begitu juga dengan Bahran. Suasana ruang tamu berubah gaduh. Beberapa anggota keluarga Donsu memberikan pendapat. Austin yang pertama kali menyampaikan pendapat. "David, ini kesempatan langka buat Angel. Aku harap, kamu mempertimbangkan lamaran Tuan Mario." "Kalo Angel nikah sama Tuan Mario, maka keluarga Kak David bisa manjat strata sosial yang lebih tinggi," imbuh Mahdalena. "Itu juga menguntungkan bagi keluarga Donsu di kota Aston. Iya kan, Pa? Toh, umur mereka berdua nggak begitu jauh." Semua orang diam. Mereka menunggu Bahran berbicara. Angeline berusia 25 tahun, sedangkan Mario 35 tahun. Usia mereka terpaut 10 tahun. "Cepet ceraikan Suami nggak guna itu, Angel! Aku yakin banget, hidup kamu pasti terjamin sama Tuan Mario." Pria yang terakhir berbicara itu Moiz. Tampaknya semua orang menyetujui lamaran Mario. Kini giliran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-29
Baca selengkapnya

Bab 110. Uang Kompensasi Hidup

"Ha! Ha! Ha!" Leroy tertawa. "Baiklah kalo itu mau kalian. Bawa sini surat cerainya!"Leroy dengan entengnya menyetujui ide perceraian. Dia tidak perlu menyembunyikan perasaannya lagi di depan semua orang.Angeline segera mendekati Leroy. Dia menyodorkan surat cerai padanya. "Ini surat cerainya." Angeline menoleh ke arah Ammar. Lalu, berseru, "Paman Ammar, kasih Leroy pena!"Ekspresi wajah Angeline dan Mario sama-sama terlihat bahagia. Keduanya bergandengan tangan mesra dan tidak ada seorang pun anggota keluarga Donsu yang menegur mereka.Leroy melihat mereka dengan tatapan jijik. Dia sudah lama tidak pulang. Istrinya tidak bertanya apa-apa, tetapi justru memamerkan kemesraan dengan pria lain.Dengan segera, Ammar memberikan Leroy pena. "Silakan, Tuan Leroy!"Surat cerai dan pena sudah di tangan. Namun, Leroy belum juga menandatanganinya. Dia bahkan terlihat ragu-ragu."Apa lagi yang kamu tunggu, Roy?" Angeline menegur Leroy. "Cepetan tanda tangan!"Leroy mengalihkan pandangan dari A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status