All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti: Chapter 421 - Chapter 430

443 Chapters

Bab 421 : Kecewa

“Ya begitulah, Sayang. Jadi tidak ada hasil apapun di pertemuan mereka,” ujarku melaporkan apa yang tadi terjadi di pertemuan kedua insan bermasalah itu pada suamiku.Kami sudah pulang ke rumah dan anak-anak baru menyampaikan bahwa mereka masih mau menginap di hotel bersama nenek, Tante Lilis dan om mereka.Padahal tadi kami juga turun bersama-sama dan akan pulang barengan. Hanya beda mobil saja. anak-anak menolak ikut bareng aku dan papanya.Ternyata saat kami sudah di rumah, Mbak Lilis mengirim pesan bahwa si kembar tidak mau pulang. Maunya tidur di hotel saja.Ya sudahlah. Kami juga malas kalau harus kembali ke hotel setelah sudah di rumah dan bersantai? Toh, anak-anak juga ada banyak yang menemani dan menjaga.“Erik sepertinya masih kecewa dengan pernikahan sebelumnya. Dia pasti tahu masa lalu Tika yang kurang baik. Bisa jadi karena hal itu, Erik menolak Tika.”“Menurutmu bagaimana?” tanya Ed meminta pendapatku.“Tentang yang mana?” tanyaku balik. Ada banyak hal yang aku sendiri
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 422 : Masih Bergairah

Nada panggilan terdengar dari ponselku di nakas. Aku mencoba bangkit namun lengan kekar itu menahan tubuhku. Ed masih terlelap sembari memelukku. Perlahan kusingkingirkan lengan itu untuk bangkit dan mengambil ponselku.“Hallo?”“Ma, nanti Om Erik ngajak kita jalan-jalan, boleh ya?” suara Gala langsung terdengar dengan lantang.Kulirik jam digital di meja, ini sudah pukul 09.00. Tadi kami tidur lagi setelah subuh. Sampai lupa tidak megingatkan anak-anak untuk pulang dan bersekolah.“Kenapa enggak sekolah tadi?” tanyaku pada anak lelakiku.“Kan Mama enggak ingatin. Jadi nenek pikir tidak masalah enggak sekolah. Boleh ya, Ma. Kita ikut Om Erik?”Aku tidak langsung menjawab. Ingatan tentang anak-anak yang mengalami masalah saat pergi bersama Erik masih membekas di otakku. Jujur, aku tidak ingin membiarkan mereka pergi tanpa pengawasanku atau Ed.“Mama tanya papa dulu, Gala.”“Kata Om Erik hanya sekitaran sini kok, Ma.” Gala masih mendesak. Anak ini kalau sudah tentang omnya selalu saja m
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 423 : Masih Bergairah(2)

“Anak-anak di Huko, ada karnival di sana. Kau mau ke sana?” tanya Ed saat kami di jalan akan kembali ke hotel.“Ke hotel saja, deh. Aku tunggu di sana saja.”Ed melirikku dan merasa sedikit bersalah sudah membuatku sampai terlihat lelah begitu. Dia mengusap rambutku dan tersenyum kecil, “Habis ini istirahatlah. Kau pasti capek.”Aku melirik balik pria yang menyetir itu dan heran saja. Apa dia tidak capek?Semalam kami juga melakukannya beberapa kali lalu paginya saat kami baru bangun tidur, Ed menggauliku lagi.Bangun, keramas, sholat subuh, dan lanjut tidur lagi.Saat terjaga sempat-sempatnya aku menggodanya karena mau lagi. Ed dengan bersemangat memenuhi keinginanku. Jadi kini, aku malah yang lelah.“Bagaimana kau tidak tampak lelah?” tanyaku padanya.“Karena masih ada tanggung jawab yang harus kuselesaikan hari ini, Sayang. Jadi otakku menyimpan dulu rasa lelahnya. Nanti malam tolong pijitin aku, ya?” tukasnya masih fokus menyetir.“Ya ampun, Sayang. Maaf ya?” Aku jadi merasa bers
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 424 : Skandal Tika

Aku merasa terhibur sekali melihat wanita itu langsung merubah sikapnya saat mengetahui ibuku bukan orang sembarangan.Mereka lngsung meminta maaf namun tidak mau berlama-lama dan langsung beranjak pergi dari hadapan manajer dan ibuku.“Orang jaman sekarang bagaimana bisa serendah itu sopan santunnya pada orang tua?” kami masih membahas saat makan bubur kacang hijau di depan hotel.Sesekali jadi kepikiran, apa kabar Niko setelah ditonjok Ed malam itu?Sayangnya aku tidak punya akses lagi di group alumni SMP karena admin mengeluarkanku. Sepertinya Santi yang mengeluarkanku. Terakhir pesannya yang kubaca adalah, dia tidak suka di group ada kasta rendahan yang ikut gabung.Hhg. Ternyata hanya jaman dan mode penampilan yang mereka rubah. Namun otak dan pemikiran mereka tidak pernah mau berubah.Entah sampai kapan mereka memegang teguh tentang kasta miskin dan kaya? Dan biarkan saja mereka tahunya kalau aku ini memang anak orang miskin yang masih saja miskin sampai sekarang.Bukannya merek
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 425 : Tentang Erik

“Apa Erik sudah tahu tentang Tika?” tanyaku pada Ed sembari memperhatikan pria di ujung sana sedang membantu Gala menerbangkan drown di halaman vila.Beberapa hari ini kami tidak tentu tinggalnya. Terkadang di rumah, terkadang di hotel, terkadang juga di vila seperti saat ini. Anak-anak sedang libur sekolah karenanya minta di antar ke vila agar bisa puas bermain-main di halaman yang luas dengan pemandangan yang indah di lereng bukit sana.“Kalau dia tidak tanya tidak perlu juga diberitahu,” ujarnya menyeruput teh hangat dari cangkir keramik.Melihatku yang meliriknya dengan kurang puas, Ed menambahi, “Untuk apa juga diberitahu? Erik juga sudah tidak berhubungan dengan Tika lagi, bukan?”Aku menghela napas dan kembali menatap pria yang terlihat seperti anak kecil di sana kalau bermain-main dengan Gala. Baru tahu kalau seorang Erik yang sebelumnya dipandanganku sungguh brengsek dengan kehidupannya yang kacau, ternyata bisa juga sesayang itu dengan anak kecil.Apa dia memang penyayang an
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 426 : Dikerjai Lagi

“Kau dulu memang playboy, tapi setelah punya istri dan dua anak yang manis, apa belum cukup bagimu sadar diri?”Erik menceramahi Ed yang hanya bermuka datar itu. Dia tadi sekilas melirikku yang menahan senyum karena memang berniat mengusilinya.Jadi, sekarang dia hanya melengos saja tidak menghiraukan ucapan Erik.“Yah, kalau Kamilanya mengizinkan, tidak masalah juga kan?” Ed malah ikut dalam permainanku dan membuatku yang memulai candaan itu jadi mulai merasa tidak nyaman.“Eh. Serius, kamu?” Erik mengejar Ed yang bangkit dan berjalan masuk ke rumah. Namun dia kembali padaku untuk menyampaikan, “Mila jangan diam saja, sebelum pria itu main gila kamu harus cegah dia!” Erik berkata dengan serius.“Maksudnya? Apa menurutmu Ed serius?” ini malah aku mulai panik.“Lha, bisa jadi kan dia tertarik dengan sekretaris yang dia pilih sendiri. Tadinya dia bilang itu untukku, eh ditahan juga kan di mari. Siapa tahu mereka ada skandal!” Erik malah mengomporiku.“Enggak lucu, jangan bercanda!”
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 427 : Pengakuan Tika

“Apa rencanamu, Tika?” tanyaku yang tidak lagi membahas tentang bayi Pak Bupati.Tika menatapku dengan sebuah pemikiran yang mengganjal. Kemudian dia balik bertanya padaku.“Apa kata saudara iparmu itu tentang ini?” tanyanya. Tika ternyata masih berharap Erik menemuinya dan mengakui bahwa itu adalah anaknya.“Erik? Umm, Ed memintaku tidak terlalu ikut campur. Kuharap kau dan Erik bisa menyelesaikannya berdua,” tukasku mencari aman saja.“Erik memblokir kontakku. Aku tidak bisa berkomunikasi dengannya.”“Tapi kau tahu di mana dia tinggal, bukan? Kau bisa menemuinya dan berbicara lagi dengannya kalau memang kau membutuhkannya.”Tika tertegun menatapku. Seolah mengetahui sikapku yang mulai berubah, dia bertanya, “Kau tidak lagi mendukungku?”“Aku sudah membantumu, Tika. Aku bahkan meminta Erik datang dari Jakarta padahal di sana dia sedang banyak kerjaan. Tapi malam itu kau malah langsung pergi begitu saja dan tidak melanjutkan pembicaraan kalian. Padahal waktu dan tempat sangat mendukun
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 428 : Tilik Bayi

Kutahan dengan sabar untuk tidak menceritakan masalah Tika pada suamiku, meski aku benar-benar tidak tahan ingin menyampaikannya. Pasalnya sore ini kami sudah menyampaikan pada Pak Bupati akan tilik bayi mereka.Yah, orang di sini sering menyebutnya dengan istilah itu untuk menegok bayi yang baru lahir. Gala tidak mau ikut. Dia asyik dengan proyek layang-layang dengan Om Eriknya. Tapi Meida mendesak ikut. Kukatakan padanya kami akan menengok bayi perempuannya Pak Bupati, dan Meida jadi ingin ikut melihat adik bayi.“Aku juga punya adik bayi perempuan, Tante. Adikku cantik sekali. Bibirnya merah dan kulitnya seperti putri salju. Tapi adikku sudah dibawa bidadari ke syurga,” cerita anak itu pada istri Pak Bupati yang sedang menggendong putri kecilnya dan menunjukannya pada Meida.“Oh, yah?”Wanita itu terkejut baru tahu tentang putri kami yang kata Meida sudah di syurga. Dia menatapku yang duduk tidak jauh dari mereka sembari memastikan apakah benar yang dikatakan anak perempuanku itu?
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 429 : Hamil Lagi?

Sepagi ini kepalaku sudah pusing. Dan aku tidak tahan ingin muntah-muntah. Jadinya aku segera bangkit dan berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutku yang berdesakan ingin keluar itu.Perasaan semalam aku tidak makan banyak. Tapi perutku rasanya mendesak dan ingin muntah saja. Mungkin masuk angin.“Kenapa, Sayang?” Ed masuk setelah kubersihkan wastafel yang penuh muntahanku itu.“Enggak tahu, Ed. Mual!” ujarku lemas.Ed menuntunku kembali ke tempat tidur dan mengambilkanku minuman. Namun bukannya lebih baik aku malah ingin muntah lagi.Begitu aku keluar kamar mandi, Ed masuk kamar bersama ibu yang membawa minuman hangat. Pasti dia tadi yang memanggil ibu.“Kenapa, Mila?” Ibu menghampiriku dan memeriksaku.“Pusing, Bu. Masuk angin kali!” ujarku meminum wedang jahe yang dibawa ibu.Setelah meminumnya, rasanya lumayan juga. Ada sensasi hangat yang kurasakan di tubuhku. Khusunya perutku. Setidaknya sudah tidak ingin muntah lagi.“Sudah buat istirahat saja.” Ibu menyelimuti tubu
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 430 : Berita Heboh

Lihatlah tingkah dua bocah itu saat diberitahu kalau sebentar lagi mereka akan punya adik. Gala memijiti kakiku sedangkan Meida menyuapiku irisan buah. Mereka bahkan tidak membiarkanku sedikit bergerak karena takut adiknya kenapa-kenapa.“Mama mau apa? Bilang saja biar Gala yang ambilkan.” Gala langsung sigap ketika melihatku hendak meraih sesuatu.“Mama cuma mau ambil remote TV kok, Gal.”“Biar Gala ambilin, Ma,” ujarnya sudah menyodorkan remote TV-nya padaku.“Buahnya dihabisin, Ma. Biar adik cepat besar dan cepat keluar dari perut Mama.” Meida terus menjejalkan buah ke mulutku. Dia kira kalau aku banyak banyak makan bayinya cepat besar dan langsung bisa keluar begitu saja. ada-ada saja dua bocah ini.Ibu dan Mbak Lilis yang melihat tingkah dua bocah itu hanya menggeleng dan tertawa kecil.“Biasa, mereka lagi seneng-senengnya dengar mau punya adik lagi. Tunggu seminggu lagi, udah bosen mereka begitu terus.” Ibu mengomentari sikap dua cucunya itu.“Kemarin bagaimana hasil pemeriksaan
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1
...
404142434445
DMCA.com Protection Status