All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti: Chapter 411 - Chapter 420

443 Chapters

Bab 411 : Reoni(2)

“Jangan kurang ajar, Niko!” aku menahan diriku agar pria gila ini tidak bisa menyeretku.Kugigit tangannya yang tidak melepaskanku itu. Lumayan keras aku menggigitnya. Sampai pria itu reflek melepaskan genggaman tangannya di lenganku dan berteriak kesakitan.Saat itu kugunakan kesempatan untuk lari dari tempat itu.Brugh!Tiba-tiba aku menabrak dada seseorang saat berbalik.“Ed?!” tukasku antara terkejut dan lega melihat suamiku sudah berdiri di depanku.Namun tatapannya tajam pada pria yang sedang mengejarku.“Hei, siapa kau? Itu pacarku! Jangan ganggu kami kalau tidak mau kuhancurkan hidupmu!” tukas pria itu malah meneriaki Ed.Ed langsung melepaskan diri dariku dan maju untuk menghadapi pria itu. Aku jadi cemas mereka berkelahi di sini.Ed pasti akan menghajar pria itu habis-habisan, apalagi tadi mengatakan bahwa aku pacarnya.“Sayang, sudah jangan diladeni, kita pulang saja, yuk!” kutarik lengan Ed agar tidak membuang waktu dengan pria itu.“Oh, kau panggil dia sayang? Jadi d
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 412 : Hukuman

“Mempertanggungjawabkan apa, Tuan?” tanyaku mengulur waktu dan berlama-lama di mobil.“Turun dulu! Mau kau aku menghukummu di mobil?” Ed jadi semakin gemas melihatku tambeng.Aku jadi ingin mengusilinya sebentar sembari melenyapkan ketegangan yang tadi tercipta di kafe semilir.“Iya, deh!” ujarku mencoba mengulas senyum manisku padanya.Namun, begitu aku keluar dari mobil melewati bawah lengannya, seperti anak kecil aku langsung berlari ke dalam vila.“Hey, tunggu!” tukasnya yang tak berhasil meraih lenganku karena sudah ngibrit ke dalam.Ed langsung mengejarku dan kami malah seperti Gala dan Meida yang sedang berkejaran karena berebut sesuatu.“Ye, kau tak akan bisa menangkapku, Tuan Edward!” teriakku meledeknya karena aku selau berhasil menghindarinya.Sayangnya, saat aku baru selesai berkata seperti itu, tangan besar itu malah berhasil meraih pinggangku dan memanggulku di pundaknya seperti memanggul karung beras saja.“Auww!” teriakku ketika Ed menghempaskan tubuhku di atas ranja
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 413 :

Pria itu hanya tertawa mendengarku sampai memohon-mohon agar tidak lagi menggauliku. Tawanya puas sekali karena sudah berhasil menghukumku sampai tidak berdaya begini.“Ya sudah, bangun dulu, aku sudah pesankan makanan,” tukasnya mengelus pipiku. Kemudian dengan lembut Ed mencium keningku penuh sayang. Ed bangkit untuk menungguku di luar. Sudah ada baju ganti yang disiapkannya. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa di badanku, aku pun bangkit bergegas memakainya.Takut saja pria itu masuk kembali ke kamar dan masih melihatku plontos begini, lalu terbit lagi gairahnya yang setahun ini tersembunyi.“Belum selesai, Sayang?” Ed menengokku yang masih belum keluar kamar.“Lemes, Sayang. Gendong!” Kuulurkan tangan dengan manja memintanya menggendongku. Biar saja, dia yang buat aku begini.Ed tentu tidak akan menolak. Dia jadi kasihan dan menggendongku. Kulingkarkan lenganku di lehernya dan dengan manja menyandarkan kepalaku di pundaknya. Melihat beberapa tanda merah di sana, sepertinya
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 414 : Tika Datang ke Vila

Ed menemani anak-anaknya yang sedang melihat pelayan vila membenahi tenda portable si kembar karena tadi sempat tersingkap terkena angin.Namanya juga anak-anak, sudah tahu musim hujan dan berangin, malah minta camping di vila.Kebetulan ada panggilan dari Tika. Sebenarnya tadi aku yang awalnya menelponnya. Namun dia tidak mengangkatnya. Kemudian aku pun mengirim pesan sekedar bertanya untuk apa mencari papanya anak-anak.Aku masih belum membongkar permainan Tika dan Erik. Jadi ini sekalian kesempatan untuk mulai membereskannya.Lagi pula kalau benar Tika ternyata ada hubungan dengan Erik, bukankah dia akan menjadi iparku juga. Jadi tidak baik berlama-lama dalam sandiwara yang menyebalkan ini.“Halo, Tika?” sapaku jelas sekali sembari melangkah duduk di samping Ed. Pria itu langsung menoleh ketika aku menyebutkan nama Tika tadi.“Tadi kau ke rumah? Nyari Tuan Edward? Ada apa?” tanyaku lagi. Tentunya sangat jelas di kuping Ed. Sayangnya Ed tidak suka mendengarku ngrumpi sama tema
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 415 : Mengaku Hamil

“Hai, masuklah! Maaf, kami terlalu asyik tadi,” ujarku menyapa temanku itu dan mempersilahkannya duduk di ruang tamu itu. Kami memang menunggu Tika karena dia mengirim pesan sudah sampai daerah vila kami.Aku tidak membaca apa yang dipikirkan Tika melihat kami berciuman tadi. Tapi wanita ini terlihat biasa-biasa saja.“Terima kasih, Mila. Aku merasa tidak enak sekali sudah mengganggu liburan kalian di vila.” Tika menyampaikan hal itu dengan rasa bersalah.Melihat temanku itu bersikap demikian saja, aku yang tadi sudah sempat berpikir yang bukan-bukan padanya merasa terlalu berlebihan.“Duduklah, Tika. Biar aku buatkan minuman untukmu,” tukasku mempersilahkan Tika duduk.Ed menahan lenganku dan mengatakan, “Ada pelayan, minta saja dia yang membuatkannya!”Sepertinya dia tidak nyaman kalau aku tinggal hanya berdua bersama Tika setelah tahu aku mencurigai mereka.“Ahaha, iya, Sayang. Ini aku juga mau kasih tahu mereka,” ujarku tersenyum padanya dan berlalu untuk meminta pelayan menyu
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 416 : Berkuda

Ternyata Ed tidak bercanda.Dia membelokan arah kuda dan tidak lagi membuntuti anak-anak. Tapi malah pergi ke suatu tempat.“Please, Sayang. Kita bukan anak muda lagi yang sedang kasmaran dan tidak bisa mengendalikan diri. Jangan berbuat memalukan, ah!” aku mengomelinya sembari mencubit lengannya karena kesal dia malah tertawa saja tanpa mengehentikan kudanya.“Kita juga masih muda, kok. Gara-gara semalam aku tergoda anak SMP, jadi berasa pengen senang-senang ala anak-anak muda.” Ed semakin mencandaiku.“Oke, kalau begitu aku teriak-teriak minta tolong ke warga. Biar kau dikira orang jahat yang mau memperkosaku!” Ancamku, jaga-jaga kalau Ed beneran nekat.“Enggak ada warga di sini, kebun teh doang!” Untungnya kuda berhenti di sebuah warung yang menjual jagung bakar. Aku lega, Ed tadi hanya bercanda.Horor kalau beneran dia memaksaku melayaninya di kebun teh. Terkadang fantasi pria tentang kegiatan ranjang memang bisa saja liar. Dan aku tidak akan berdaya menolak kalau Ed beneran m
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 417 : Ipar Laknat

Kuperlihatkan pesan itu pada Ed, dan seperti biasa dia dengan santai menanggapi, “Ya, nanti kau tanya sendiri pada Erik. Aku mana tahu apa maunya?”“Kau tidak curiga gitu, Ed?” Aku masih mencemaskan banyak hal.Ed baru mengalihkan perhatiannya dari ponselnya dan menatapku lembut.“Sayang, belajar jangan terlalu overthinking. Biarpun ada sesuatu yang ingin berniat kurang baik pada kita, bukankah kita sudah sepakat untuk saling percaya?”Aku menghela dan meruntuki diri ini yang masih sering terbawa pikiran yang berlebihan. Ed benar, aku harus belajar mengenyahkan sifat seperti ini agar bisa hidup lebih santai sepertinya.“Baik, Sayangku. Kita balik ke vila, yuk?” rajukku sembari menyandarkan kepalaku di bahunya dengan manja.Saat itu kulihat ponsel Ed yang berpendar dan aku bisa membaca nama Erik di layarnya. Rasanya ingin sekali menanyai pria itu secara langsung dan mencecarnya habis-habisan.“Sayang, boleh aku yang angkat?” ujarku yang sudah memikirkan sesuatu di benakku.Ed juga ti
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 418 : Rencana Makan Malam

Saat Erik sudah menyampaikan dalam perjalanan dengan pesawat, justru Tika menolak undanganku untuk datang ke rumah.Alasannya sederhana, dia malu ikut acara keluarga karena merasa bukan siapa-siapa.Harusnya tadi aku tidak mengatakan acara makan-makan keluarga juga sih. Tika jadi insecure. Apalagi sudah dicaampakkan oleh Erik.[Aku juga mau ngobrol tentag masalahmu dan Erik, Tik. Kalau kamu enggak mau di rumah, bagaimana kalau di Hotel Galaksi Andromeida?] kukirim pesan pada Tika karena tidak mau usahaku membuat Erik datang ke kota ini sia-sia saja.Akhirnya Tika membalas pesanku dan dia menyanggupi akan datang nanti malam.Tidak apa, itu juga hotel kami sendiri. Makan malam di sana bukanlah ide yang buruk.“Enggak usah masak, Mbak!” kuhampiri Mbak Lilis yang sudah menata beberapa bahan untuk di masak.“Kenapa? Bukanya kau bilang Erik datang dan kau mau adain makan malam bersama sekaligus syukuran sekeluarga saja?” Mbak Lilis menatapku heran.“Iya, tapi bukan di rumah. Kita makan mal
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 419 : Rencana Makan Malam(2)

Makan malam berlangsung dengan hangat dan santai. Sayangnya Erik belum datang. Dia mengatakan sedang terjebak kemacetan saat harus menuju ke kota ini dari bandara yang masih harus ditempuh sekitar 1 jam setengah.Tika tidak kuberitahu bahwa Erik akan ikut serta sebelumnya. Dia pasti tahu, Erik tidak di kota ini melainkan di Jakarta.Karena tidak mungkin membiarkan semua orang kelaparan, apalagi anak-anakku, jadinya kami pun memulai makan malam tanpa Erik.Mudah-mudahan Erik sudah akan sampai sebelum makan malam selesai. Paling tidak Tika masih di hotel, lah. Agar aku bisa membantu mereka untuk bertemu dan saling berkomunikasi bagaimana baiknya. Tidak mau saja rencanaku sampai mendatangkan Erik sia-sia saja. “Makan dulu, jangan lihat hp mlulu!”Ed menyenggolku dari bawah meja sembari mengingatkanku. Aku baru meletakkan ponsel itu. Apalagi melihat piring suamiku masih kosong tanpa makanan aku jadi merasa bersalah. Pasti dia menungguku mengambilkannya makanan.Aku paham, Ed punya sel
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 420 : Tidak Boleh Ikut Campur

Anak-anak nampak senang karena mendapat hadiah dari omnya. Mereka langsung tampak bahagia dan tidak sabar memainkan hadiah itu.Ibu menemani mereka di lantai paling atas hotel ini. di suit pribadi kami. Tidak tahu bagaimana, Mbak Lilis juga berkenan ikut ke tempat itu. Padahal sebelumnya dia tidak mau karena takut pusing dan muntah-muntah kalau naik lift.Sekarang kami duduk berempat di sebuah ruangan dengan wajah kaku yang diperlihatkan dua orang itu.Namun belum juga kami memulai pembicaraan, Ed mendapat panggilan. Dia memang masih ada acara di ruang pertemuan hotel ini.“Aku kelarin meetingnya dulu!” ujar Ed hendak bangkit.Dia mencium pipiku sebelum pergi dan menyempatkan untuk membisikkan, “Ingat pesanku, jangan terlalu ikut campur.” Dan Ed baru bangkit melangkah keluar.Aku menghela lalu baru mengangkat suaraku pada mereka.“Aku perduli pada kalian. Tika, kau adalah temanku. Dan Erik, kau adalah...”“Macam mau debat pilkada saja pakai diperkenalkan segala!” Erik menyahut.Di
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
404142434445
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status