Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta 의 모든 챕터: 챕터 151 - 챕터 160

174 챕터

151. Positif Hamil

Citra tak tahu harus bereaksi bagaimana ketika dia menatap benda putih panjang di tangannya itu, benda itu menampakkan garis merah dua. Alat tes kehamilan itu menunjukkan kalau dia positif hamil. "Ja-jadi aku memang hamil?" Wanita itu pun keluar dari kamarnya. Bi Rahma adalah orang pertama yang dia panggil. Wanita tambun itu tergopoh-gopoh mendatanginya dari dapur. "Ada apa, Non? Bagaimana hasilnya? Non Citra hamil, kan?" Bi Rahma tampak begitu berharap. Hal itu membuat perasaan Citra semakin tak menentu. Apakah kabar kehamilannya ini adalah berita yang membahagiakan? Tapi kenapa dia malah merasa sedih dan kecewa? Alih-alih menjawab, Citra akhirnya malah menangis. "Aku hamil, Bi ...," Bi Rahma justru mengira itu adalah tangis bahagia. Wanita itu tersenyum menatap majikannya. "Alhamdulillah, ya. Akhirnya Non hamil juga." Citra lalu menggeleng masih dengan tangisnya. "Aku nggak mau hamil, Bi ...." Bi Rahma lalu terheran. Dia melihat reaksi Citra bukan seperti seorang calon ib
last update최신 업데이트 : 2024-12-29
더 보기

152. Kejutan Untuk Atala

Hari itu Atala pulang ke rumah agak malam dari biasanya, yakni pukul tujuh. Belum terlalu malam sebenarnya jika mengingat Atala yang selalu pulang sore belakangan ini. Begitu mobilnya masuk ke halaman, rumah megah yang biasanya terang benderang itu tampak gelap. Seperti tak berpenghuni. Lampu teras dan lampu halaman yang biasa menyinari tak menyala. Melihat itu, Atala hanya bisa memendam pertanyaan-pertanyaan yang mulai muncul di benaknya, sampai akhirnya mobilnya berhenti di halaman dan dia turun dari sana. Atala naik ke teras sambil mengecek jam di pergelangan tangannya. "Perasaan ini masih awal. Belum malam banget, kok," gumamnya seorang diri saat dia berpikir mungkinkah Citra marah dengannya karena pulang telat hingga memadamkan lampu. Namun, asumsi lain muncul lagi di benaknya. "Rusak apa ya lampunya. Tumben nggak dinyalain." Ragu untuk mengetuk pintu, Atala memilih menelepon Bi Rahma lebih dulu. Namun, telepon itu tak kunjung diangkat. Membuat lelaki itu terheran-heran. La
last update최신 업데이트 : 2024-12-30
더 보기

153. Kabar Kehamilan

"Hari ini kenapa pulangnya telat?" tanya Citra akhirnya saat mereka sudah berada di dalam kamar. Bersiap untuk tidur. Sesekali Citra melirik jarum jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan. Masih awal sebenarnya, tapi dia tidak tahan untuk menunda memberi tahu soal kejutan yang satu itu. "Soalnya aku ke kafe dulu tadi," jawab Atala yang sedang duduk di pinggir kasurnya. "Ke kafe kita, ngecek perkembangannya, udah lama juga aku nggak ke sana." Iya, jadwal Atala pulang kampus memang sore, karena dia belakangan ini masih masuk pagi. Tadi dia pulang agak telat karena singgah ke Senja Cafe sebentar, sempat berbincang dengan Kak Nadia juga. Citra mengangguk-angguk. "Kirain kamu ke mana." "Memangnya kamu sempat mikirnya aku ke mana?" Citra menggeleng. "Aku nggak mikir apa-apa, kok." Atala tersenyum. "Makasih, ya, untuk suprise hari ini. Aku senang banget." Mendengar perkataan itu, Citra malah berkata. "Aku yang minta maaf. Aku baru ingat ulang tahun kamu tadi siang. Harusnya aku bisa k
last update최신 업데이트 : 2024-12-30
더 보기

154. Perhatian Papa

"Ya ampun, Papa, nggak perlu repot-repot gini, lah ...." Atala tak enak hati ketika saat tangannya mau tak mau menerima sekantong besar pemberian dari papanya. Johan yang melangkah memasuki rumah megah pemberiannya itu menatap remeh anaknya. "Alah kamu, selama ini kamu apa-apa juga dari Papa kan? Jadi jangan sungkan gitulah." Atala juga balas tertawa. Bukannya dia sungkan atau apa-apa. Hanya saja rasanya makin ke sini, dia ingin bisa mandiri, ingin bisa memenuhi kebutuhan istrinya sendiri tanpa bantuan papa lagi. Pria yang baru berusia dua puluh tahun itu lantas mengecek isi kantong barusan. Ternyata isinya adalah beberapa kotak susu khusus ibu hamil. Beserta vitamin dan makanan khusus ibu hamil. "Makasih, Pa," ucap Atala kemudian. Setelahnya dia memanggil salah satu ART-nya untuk menaruh makanan itu ke dapur. Citra yang sejak tadi berdiri di samping Atala, ikut mengucapkan terima kasih dan menyuruh papa mertuanya itu duduk. "Papa terkejut sekaligus senang waktu mendenga
last update최신 업데이트 : 2025-01-01
더 보기

155. Suami yang Protective

Beberapa hari setelah kedatangan Papa Johan terlewati. Baru semingguan Citra hamil, tapi dia sudah merasakan banyak perubahan dalam hidupnya. Pahit manis selalu ada berdampingan dalam suatu hal. Atala benar-benar mendengar omongan papanya. Dia benar-benar memperhatikan Citra. Memperhatikan juga apa-apa yang istrinya itu makan. Karena kandungannya masih sangat muda, Atala melarang Citra untuk pergi ke mana-mana, apalagi sendirian. Atala juga melarang Citra jalan dengan temannya, Tasya. Bahkan Atala menyuruhnya banyak-banyak istirahat saja, sampai-sampai untuk pergi-pergi ke dapur pun dilarang. Citra hanya boleh berbaring atau setidaknya menghabiskan waktu di kamar sambil menunggu kepulangannya. Atala hanya tak ingin kandungan Citra jadi keguguran kalau wanita itu banyak gerak. Dia tak ingin Citra sampai jatuh nantinya. Atala sangat over protective pada Citra semenjak dia hamil. Dan Citra sendiri merasa risih. Dan tentu saja hal itu juga membuat Citra merasa bosan. Citra juga men
last update최신 업데이트 : 2025-01-02
더 보기

156. Bertemu Mantan

Citra membelalak melihat sosok di hadapannya itu. Sosok yang tak pernah dia sangka akan datang ke sini, lagi. Setelah sekian lama, setelah apa yang sudah terjadi di antara mereka, keduanya tak lagi saling memberi kabar. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba saja orang itu ada di sini, lagi. "Ngapain lo ke sini?" Citra bertanya ketus. Tatapannya melotot tajam ke arah sosok itu. Sosok itu kemudian berjalan mendekat seiring dengan senyumnya yang kian melebar, karena melihat kehadiran Citra. "Maaf," ucapnya setelah jaraknya dengan Citra cukup dekat. "Aku tahu mungkin sekarang kamu benci sama aku, tapi--" "Ya bagus kalau lo tahu gue benci sama lo. Gue emang udah benci sama lo!" sahut Citra muak. "Tapi aku mohon dengarkan aku dulu." Wajah lelaki di hadapannya ini tampak memelas. Citra pun diam mendengarkan orang itu bicara. Sesekali dia melirik ke arah rumahnya, berharap ART-nya tidak ada yang keluar melihat mereka. "Aku minta maaf atas semua yang udah terjadi terakhir
last update최신 업데이트 : 2025-01-03
더 보기

157. Yang Citra Sembunyikan

Citra akhirnya berhasil masuk ke kamar setelah dia menguasai diri. Dia tak menyangka, ART-nya itu sempat melihatnya menangis. Untung saja dia punya alasan yang masuk akal untuk menjawabnya waktu itu. Percakapannya dengan Bi Rahma pun terlintas. "Non, Citra, dari mana? Kenapa lari-lari? Non kenapa menangis?" "A-aku, aku habis dari luar, Bi, lihat-lihat pemandangan di luar, habis bosan di kamar terus." Citra meringis. "Tapi ...." "Tapi kenapa, Non?" Waktu itu Bi Rahma menatapnya penuh khawatir. "Tapi tiba-tiba perutku sakit, Bi." Jawaban itu serta-merta membuat Bi Rahma makin khawatir. Dan Citra sempat menyela. "Perut aku sakit dan sampai nggak mampunya aku, aku nangis, tapi sekarang udah nggak pa-pa, kok, Bi. Perutku nggak sakit lagi. Iya." Citra mengangguk meyakinkan. "Bener, Non?" Bi Rahma masih menatapnya khawatir. "Apa ndak di cek di rumah sakit saja, takutnya--" "Nggak perlu, Bi." Lagi-lagi Citra menggeleng. "Nggak perlu sampai ke rumah sakit segala. Aku udah baik-baik aja,
last update최신 업데이트 : 2025-01-03
더 보기

158. Atala yang Over Protective

"Kamu tuh jangan aneh-aneh, deh, tingkahnya." Atala mulai mengomel. Meski Citra tadi sudah berusaha menjelaskan kalau dia baik-baik saja. Dan dia memang terlihat baik-baik saja, Atala tetap saja mengomel. "Kalau aku bilang istirahat, ya, istirahat. Jangan ke mana-mana. Jangan mikirin macam-macam. Kalau bosan kan bisa hidupin tivi itu. Kamu juga harus bisa nahan rasa bosan demi jaga kandungan kamu. Kandungan kamu itu masih terlalu muda, masih rentan. Ingat kan kemarin dokter bilang apa waktu USG? Dokter loh yang minta, bukan hanya aku. Minimal kamu bisa tahan sampai kandunganmu udah kuat. Nggak lama, kok." "Iya, iya, aku minta maaf udah nggak dengerin kamu," sahut Citra melirik suaminya yang kini duduk di pinggir kasur. "Aku kan tadi cuman keluar di halaman doang, sebentar doang. Janji deh nggak gitu lagi. Udah, ya, jangan marah-marah." Atala menghela napas. "Kamu udah makan?" Citra terdiam sesaat sebelum akhirnya menggeleng. Dia belum makan karena memang belum lapar, dan tadi re
last update최신 업데이트 : 2025-01-03
더 보기

159. Perjuangan Calon Ibu

"Eyang mengerti apa yang kamu rasakan, Citra ... Sangat ngerti karena Eyang juga pernah di posisimu, Eyang pernah menjadi seorang ibu. Ya, memang begitu lah rasanya hamil. Begitu lah proses menjadi seorang ibu. Ini belum seberapa, Citra. Perjalananmu untuk menjadi seorang ibu ke depannya akan lebih sulit, setelah ini kamu akan melahirkan, membesarkan dan mendidik anakmu. Makanya Allah memberi pahala yang besar untuk seorang ibu." Ucapan eyang putri tempo hari terngiang terus di kepala Citra. Citra memang sempat mengeluhkan keadaannya pada eyangnya. Gejala-gejala hamil yang membuatnya tidak nyaman dan dia belum terbiasa. Seperti dia yang kesulitan makan karena tidak cocok dengan semua jenis makanan yang dia makan. Sering muntah saat tengah makan. Dia juga tidak bisa makan makanan favoritnya lagi. Bahkan untuk tidur pun dia harus mencari posisi yang nyaman. Tidak bisa lagi tidur sesuka hati seperti dulu. Dan eyang mengeluarkan wejangan-wejangannya. "Kamu harus sabar, harus i
last update최신 업데이트 : 2025-01-04
더 보기

160. Kesalahpahaman

Waktu terus berlalu. Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan. Dan kini usia kandungan Citra sudah berusia tiga Minggu lima hari, nyaris satu bulan. Dan selama itu, Citra mampu melewatinya. Dia berusaha beradaptasi dengan cepat. Dia tak lagi mengeluh. Dia berusaha kuat dan menyadari apa yang dia rasakan itu adalah hal yang biasa bagi ibu hamil. Apalagi ada suaminya yang selalu menemani, memperhatikannya nyaris setiap saat. Hingga Citra tak lagi mengeluh dan merasa terbebani dengan kehamilannya. Sampai suatu hari Kak Shinta datang, katanya ingin menjenguk Citra. Sejak Citra hamil dia belum pernah menjenguk adik bungsunya itu. Kala itu Atala tak ada di rumah karena sedang sibuk di kampus. Kak Shinta tak datang dengan tangan kosong. Dia membawa sesuatu. "Maaf, Kak, ini maksudnya apa, ya?" tanya Citra bingung melihat begitu banyak barang-barang bawaan kakaknya. Di ruang tamunya kini ada sekantong besar berisi pakaian bayi dan perlengkapan bayi lainnya. Ada juga kereta bayi, h
last update최신 업데이트 : 2025-01-05
더 보기
이전
1
...
131415161718
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status