Semua Bab Mengharap Cinta Sepupuku : Bab 101 - Bab 110

145 Bab

101

Mommy- suasana sarapan benar-benar berisik karena Brian terus memanggil nama ayahnya. Sedekat itu hubungan Brian dengan Revaldo Mahendra hingga jika ia menginginkan sesuatu yang pertama ia cari adalah ayahnya, bukan Mommy-nya. Para Maid di buat kelimpungan dengan sikap Brian yang sudah mogok sarapan jika tidak di suapi ayahnya seperti biasanya. Tup Tup Tup Suara sepatu Gladys memecah keheningan di saat Putranya tengah membuat seluruh penghuni mansion Kalang kabut. "Mommy" Teriak Brian sembari berlari setelah puas mengerjai para Pelayan di mansion itu. Para pelayan pun langsung bergegas mengejar langkah kaki Brian namun mereka kalah cepat, Kini Bocah berusia empat tahun itu tengah memeluk kaki Gladys dengan memasang wajah melas. "Ada Apa Bri? kali ini apa yang membuat Putra mommy marah-marah pada pengasuhnya?" Tanya Gladys sembari duduk berjongkok, memposisikan dirinya sejajar dengan sang putra. Wanita itu membelai wajah putranya penuh sayang, karena wajah putranya sel
Baca selengkapnya

102

Dua hari kemudian, Seorang perempuan tengah menuruni Anak tangga sebuah jet pribadi milik Seorang Pengusaha. Namun bukan itu yang menarik perhatian semua orang yang menyambutnya, Tapi Seorang Anak laki-laki tampan yang tengah berada dalam gandengan tangan nya. "Ayah... " Teriak bocah kecil itu saat mendapati sosok yang sangat ia rindukan sudah berdiri tak jauh darinya untuk menyambutnya. Valdo merubah posisinya menjadi duduk berjongkok sembari merentangkan kedua tangannya untuk menyambut sang Putra yang tengah berlari ke arahnya. Setelah dapat memeluk putranya kembali, Valdo begitu bahagia karena kali ini terasa berbeda. rasa yang sebelumnya hanya menjadi angan-angan untuk nya karena Gladys tak kunjung memberikan jawaban atas perasaanya, hingga ia hampir saja menyerah namun tiba-tiba Tuhan memberikan jawaban atas doa-doanya. Gladys tiba-tiba menerima pinangannya setelah hampir sepuluh tahun ia merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. "Bagaimana kabar anak Ayah? Apa Bria
Baca selengkapnya

103

Beberapa hari kemudian, Tepatnya hari ini adalah hari sidang cerai Gladys dengan Nathaniel akan di gelar. Wanita itu tengah menghias dirinya dengan meja riasnya yang ada di sebuah unit Apartemen yang di sediakan Valdo untuk dirinya. "Mom, Where are you going?" Tanya Bocah laki-laki yang baru berusia empat tahun itu dengan lantang, Bocah itu tengah berada di ambang pintu dengan kepalanya saja yang menyembul dari sana. Gladys menoleh ke arah sang putra sembari merentangkan kedua tangannya. "Ke Marilah!" Ucapnya dengan tersenyum lembut. Brian kecil menyambut uluran tangan sang Mommy dengan bahagia, kini ia berlari menyambut tangan Itu dengan ikut merentangkan kedua tangannya dan berakhir saling peluk. "I Miss you so much boy! Mommy sangat mencintai mu." Ucap Gladys seraya membubuhkan ciuman bertubi-tubi kepada sang putra semata wayang. Meskipun tak dapat meraih cinta Daddy-nya, Gladys sudah cukup bahagia dengan mendapatkan cinta dari Putranya yang bagaikan pinang di belah
Baca selengkapnya

104

Setelah Mengantarkan Brian ke sekolahnya, Gladys melanjutkan perjalanannya menuju Pengadilan Agama di temani oleh Tiara. Hari ini Valdo tidak bisa ikut mengantarkannya karena pria itu tidak mau jika Seluruh Keluarga Gladys mencurigai dirinya. Maka dari itu ia memilih menunggu Laporan tentang hasil sidang Hari ini dari pengacara yang sudah di tunjuknya untuk menangani Kasus perceraian Gladys bersama Nathaniel. "Anda kenapa Nona?" Tanya Tiara yang melihat wajah Gladys yang terlihat cemas. "Tidak apa-apa," Gladys memaksakan senyumnya agar Tiara tidak lagi mencurigai dirinya. "Apa aku salah jika aku merasa jika keputusanku pulang ke Surabaya dengan membawa Brian itu salah?" Imbuhnya seraya menatap Tiara lebih intens. Tiara menghela nafasnya dengan panjang, lalu ia mengambil tangan Gladys untuk ia genggam. "Dengar Nona! Cepat atau lambat anda pasti akan datang ke Surabaya , meskipun bukan karena urusan perceraian. Anda memiliki kontra yang teriakan untuk ikut serta dalam pagelar
Baca selengkapnya

105

Gladys menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan perlahan saat pada akhirnya hakim memutuskan untuk mediasi. padahal ia berharap dengan sekali sidang, ia bisa mendapatkan Akta cerai nya. Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya keluar dari sana, tiba-tiba sebuah Suara membuatnya membeku. "GLAD" Tegur seseorang yang berdiri tak jauh darinya saat ini. Perlahan Tiara minggir untuk memberi kesempatan Nathan mendekat ke pada Gladys, Begitupun Tuan Aiden dan Nyonya Naira yang sepakat untuk tidak ikut campur lagi urusan Putra dan menantunya. Mereka ingin melihat seperti apa pertanggungjawaban Putranya dari permasalahan yang sudah ia buat sendiri. Perlahan Nathaniel meraih Bahu Gladys dan memutarnya, Jujur saja ia sangat ingin memeluk wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu. namun ia masih tahu diri, karena sebelum Gladys memaafkannya, Ia tidak akan pernah memaksakan dirinya lagi. Perlahan Gladys berbalik, Tergambar jelas Sorot matanya memancarkan lu
Baca selengkapnya

106

Gladys tidak terkejut jika tiba-tiba Clara datang hari ini, hanya saja adiknya itu datang di waktu yang tidak tepat. karena posisinya saat ini yang sedang berpelukan dengan Nathan, lebih tepatnya Nathan yang memaksa untuk membantunya. Tanpa banyak bicara tiba-tiba Clara mendekat dan menarik Tangan Gladys agar melepaskan pelukannya dari Nathan. Dan berhasil, Pelukan keduanya terlepas namun hal itu membuat hati Nathaniel tidak senang. "Apa yang kau lakukan, Clara?" Bentak Nathan dengan nada yang meninggi hingga raut wajahnya yang berubah menegang. Nathan berbalik menarik Tangan Clara agar melepaskan tangan Gladys dari cengkeramannya. Agaknya kali ini Nathan tuda bisa menahan emosinya karena ini menyangkut keberlangsungan hubungan nya dengan Gladys kedepannya. "Kakak yang apa-apaan, Kenapa kakak masih mau bertemu dengannya? wanita yang berani meninggalkan suaminya begitu saja tanpa pamit, Lalu dia kembali dengan membawa seorang anak, apakah menurut kakak wanita seperti itu ada
Baca selengkapnya

107

"Kau istirahatlah! Dan besok akan aku usahakan kemari setelah semua urusan selesai," Ucap Valdo sembari keluar dari dalam kamar setelah menidurkan Tubuh Brian di atas ranjang. Gladys menjawab dengan anggukan kepala. Sementara Revaldo kini mengusap rambutnya dengan penuh kasih sayang. "Aku pergi dulu! jika kau ingin keluar, bawa pengawal bersamamu!" Revaldo sudah menempatkan anak buahnya untuk berjaga di depan pintu apartemen yang di tempati eh Gladys dan Putranya. Ia melakukan itu karena takut jika ada sesuatu yang dapat terjadi pada Gladys, mengingat keluarga Collins sudah mengetahui keberadaan nya di Surabaya. Meskipun Valdo tidak yakin jika Nathaniel dapat menemukan di mana tempat tinggal mereka, mengingat ia sudah menyabotase semua CCTV bahkan plat mobil yang ia gunakan untuk mengantar Gladys dan putranya. "Kenapa terburu-buru? kita baru saja bertemu kak, Bukannya kita seharusnya minum kopi bersama?" Ajak Gladys sembari mengambil tangan Valdo yang tengah Asik mengelus r
Baca selengkapnya

108

Pagi itu, Gladys sudah bersiap untuk melakukan acara fashion Show pertamanya di sebuah Hotel berbintang di pusat kota. Hari ini untuk pertama kalinya ia ingin tampil sendiri saat memperkenalkan Gaunnya di depan Khalayak ramai. "Mommy.. " Teriak Brian saat melihat Gladys menuruni anak tangga. Brian yang ada di dalam gendongan Valdo pun beringsut turun untuk berlari memeluk Mommy-nya. "Selamat pagi Boy, Hari ini Brian ikut mommy Fashion show kan?" Gladys bertanya dengan suara yahh begitu lembut hingga membuat Valdo tertegun menatapnya. Sesaat ia membandingkan sikap Gladys dengan sosok perempuan yang sempat di temuinya saat patah hati dulu, perempuan yang sebenarnya masih memiliki hubungan saudara dengan Gladys. namun anehnya sikap mereka berdua sangatlah berbeda, Gladys yang lah lembut. sementara Wanita itu sangat Kasar dan keras kepala, maka dari itu Valdo sangat membencinya . "Ck. kenapa aku malah memikirkan perempuan itu?" Gumam Valdo dam hati, lalu menggeleng-gelengkan k
Baca selengkapnya

109

Sesampainya di Sebuah terbesar di Surabaya itu, mereka langsung masuk ke ruang tunggu yang sudah di siapkan oleh panitia. Semua orang nampak begitu mematikan acara inti karena saat itulah di kabarkan Nona Angela Swan akan muncul untuk pertama kalinya. "Kenapa kau tegang begitu? apa karna ini pertama kalinya kau muncul di depan Publik?" Tanya Valdo saat menatap Gladys dari balik cermin, saat ini wanita itu tengah duduk di depan cermin dengan menatap wajahnya sendiri di sana. Wajah yang sudah sangat jauh berbeda dari dirinya empat tahun yang lalu. Gladys yang dulunya polos, kini menjelma bak seorang Putri. Kini ia menoleh ke belakang sembari sedikit mendoakan kepalanya, agar bisa melihat wajah Valdo secara langsung. "Bisa di bilang begitu kak! hanya saja yang lebih aku takutkan adalah Jika Nathaniel ada di sana, jujur aku tidak mau bertemu dengannya lagi!" Ucapan itu benar-benar berasal dari dalam hatinya saat ini, Ia tak siap jika harus bertemu kembali dengan orang-orang dar
Baca selengkapnya

110

BRAK Banyak orang yang terkejut sekaligus menahan tawa saat melihat Clara terjungkal dengan dramatis tadi. Clara berusaha bangkit, Namun lagi-lagi kakinya kehilangan keseimbangan dan kembali jatuh ke atas Catwalk. "Sial, ayolah Clara, bangkit!" Geramnya pada diri sendiri. Sementara Gladys, Ia tetap melaju melenggang melewati tubuh Clara yang terjungkal akibat kehilangan fokus saat melihat kemunculannya secara tiba-tiba. Sementara Clara, setelah Ia sanggup berdiri lagi, Ia langsung berjalan dengan cepat keluar dari arena Catwalk dengan wajah yang tertunduk malu. kini Gladys tengah menikmati popularitas nya saat ini. Semua orang nampak menyanjung dan mengelu-elukan Angela Swan yang ternyata adalah Gladys Designer muda yang dulu pernah naik daun. Semua orang seketika melupakan kejadian Jatuhnya Clara beberapa kali untuk berebut mendapatkan potret dari Angela Swan, yang tak lain adalah Designer muda yang sempat Vakum dam tiba-tiba menghilang dari Kota Surabaya. **** D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status