Di ruang interogasi yang dingin dan sepi, Aera dan Rocky duduk di kursi logam yang berderit, berhadapan dengan dua detektif yang siap mengungkap kebenaran. Lampu terang di atas kepala mereka menciptakan bayangan tajam di wajah keduanya, mempertegas ketegangan yang mengisi ruangan.Niko duduk di seberang mereka, membuka file dengan pelan namun tegas. Di sampingnya, detektif Arif, yang telah bekerja sama dengan Niko selama bertahun-tahun, menyiapkan alat rekaman."Baiklah, Aera, Rocky," Niko memulai dengan suara tenang namun penuh tekanan, "kalian berdua punya banyak yang harus dijelaskan. Mulai dari hubungan kalian, sampai keterlibatan kalian dalam skandal ini."Aera menatap Niko dengan pandangan penuh kebencian, sementara Rocky mencoba mempertahankan sikap tenangnya, meskipun keringat dingin mulai membasahi dahinya."Beraninya kau memperlakukan aku seperti ini Mas," kata Aera tidak terima."Aera," Arif memulai, suaranya lembut namun tegas, "kami menemukan bukti yang menunjukkan b
Baca selengkapnya