Home / Urban / Sang Pewaris Konsorsium / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Sang Pewaris Konsorsium: Chapter 441 - Chapter 450

520 Chapters

Bab 441

“Pada saat yang sama, ini berarti aku tidak akan mengizinkan siapa pun mempertanyakan keputusanku. Aku ingin kamu menyiapkan kerangka regulasi yang tepat dan jangan biarkan kekacauan ini berlanjut. Tindakanmu mengkhawatirkanku dan aku harus mempertimbangkan kerja sama kita. Sementara itu, aku ingin kamu menangkap orang-orang yang telah melanggar hukum.” Daffa berbalik untuk pergi tanpa melirik petugas tersebut sama sekali.Mengejutkan baginya, wanita mungil itu tidak berniat membiarkan dia pergi. Dia berteriak, “Apa hakmu bersikap sombong dan angkuh seperti itu? Kamu mungkin kaya, tapi itu tidak berarti kamu memiliki harta yang sangat banyak! Begitu pemerintahan Kota Almiron dibentuk, kamu pasti akan menyesali hal ini!”Daffa berhenti dan petugas tersebut memucat. Dia melambaikan tangannya dengan cemas ketika Daffa menoleh ke arahnya dan berkata, “Tidak, perkataannya tidak benar. Tenang saja, kami tidak akan melanggar hukum, bahkan ketika pemerintahan Kota Almiron sama kuatnya dengan
Read more

Bab 442

Orang-orang yang diam-diam mencoba mengirimkan kabar terbaru mengenai situasi di FT TV ke stasiun televisi lainnya digiring, diborgol, dan dibawa keluar gedung. Pada saat itu, Priscilla mulai bertingkah lagi.Ketika tatapannya tertuju pada salah satu pria yang diborgol, dia menegang, dan matanya membelalak. Kemudian, dia menoleh ke arah Daffa.Umar cukup peka terhadap sekelilingnya sehingga dia segera menyadari hal ini. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia terus memegang erat lengan Priscilla. Kemudian, dia menoleh untuk melihat orang-orang yang mereka bawa keluar dari gedung.Dia mengamati wajah mereka, lalu mengernyit—dia tidak mengenali satu pun dari mereka, tapi hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Priscilla.Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Priscilla tidak pernah berkesempatan bertemu dengan orang-orang baru, jadi dia tidak terbiasa dengan situasi ini. Dia merendahkan suaranya, tapi semua orang masih mendengarnya bertanya, “Ada apa? Kenapa kamu gelisah sekali?
Read more

Bab 443

Dia memiliki firasat buruk tentang hal ini. Ternyata, dia benar—saat dia melihat ke sekitar, dia melihat Priscilla hampir menyentuh Daffa. Ketika Priscilla melayangkan serangan pada Daffa, dia mendengar Daffa dengan malas berkata, “Jangan bergerak.”Briana mengernyit dan menatap Daffa dengan khawatir. Namun, kelihatannya hal ini tidak berpengaruh apa-apa pada Daffa. Daffa hanya terlihat seperti sedang menikmati sebuah pertunjukkan dan Briana tiba-tiba menyadari bahwa Daffa sedang menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, Briana menyilangkan lengannya, ingin melihat apa yang akan terjadi.Semua orang mengira Daffa adalah target Priscilla dan Daffa pun berpikir begitu. Namun, mereka keliru. Priscilla sedang mengarahkan serangannya pada pria yang berdiri di belakang Daffa. Daffa menaikkan sebelah alisnya, menatap Umar dengan penasaran. Setelah Priscilla mengetahui bahwa orang-orang sedang ditangkap, Priscilla belum melirik Umar sama sekali.Mungkin rasa kasihan di matanya ter
Read more

Bab 444

“Mengapa? Tidakkah kamu merasa kamu bersikap tidak adil? Beri tahu aku—apa tepatnya hubungan di antara kamu dan pria barbar aneh di sampingmu? Kapan kalian mulai bertemu satu sama lain? Apa saja yang telah kalian lakukan tanpa sepengetahuanku?” Dengan setiap pertanyaan, Umar melangkah maju.Seraya Umar menghampiri Priscilla, matanya terlihat lega. Melihat hal itu, Daffa menyeringai, tahu apa yang akan Priscilla lakukan. Maka dari itu, ketika Umar hendak meninggalkan tempat aman di belakang lengan Daffa yang terentang, Daffa mengulurkan tangannya untuk meraih dan menarik Umar kembali.Mata Priscilla membelalak tidak percaya pada Daffa.Di hadapannya, Daffa hanya terkekeh sebelum berbalik untuk menatap Umar.“Kalau kamu mendekati dia, kamu akan terjatuh ke dalam perangkapnya. Itulah yang Priscilla inginkan—dengan begitu, dia bisa menahanmu sebagai sandera. Dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya sepanjang waktu karena dia sedang menyembunyikan sebuah pisau,” jelas Daffa deng
Read more

Bab 445

“Jika aku adalah kamu, aku akan terlalu malu untuk terus hidup di dunia ini!” Mata Priscilla menyala dengan penuh kedengkian pada Daffa.Meski menjadi pusat perhatian Priscilla, Daffa tampak tidak terganggu sama sekali. Dia tetap berdiri di sana dengan mata terbelalak karena geli.Kelihatannya, Daffa tidak berniat berbicara karena tangannya terus berada di belakang punggungnya. Setelah beberapa saat, dia melirik, sedikit menjulurkan dagunya sambil bersenandung pada Umar.Helaan napas keluar dari mulut Umar pada saat itu. “Pikiran saya belum berubah sejak awal—mari kita tangani semuanya sesuai peraturan.”Perhatiannya lalu berpindah pada Priscilla saat dia berkata, “Jika kamu terus menghalangi apa yang sedang kami lakukan, aku akan memperlakukanmu seperti orang-orang itu dan menangkapmu bersama mereka untuk diinterogasi.”Mata Priscilla membelalak. Dia terhuyung ke belakang, hingga akhirnya kehilangan keseimbangannya dan mendarat dengan bokongnya. Karena itu, dia tidak lagi menggen
Read more

Bab 446

“Namanya adalah Zaki. Kudengar dia diserang oleh musuh ketika sedang beroperasi sendirian dan dia saat ini dalam kondisi kritis di rumah sakit.”Setelah mendengarnya, Edward bangkit berdiri dari tempat duduknya sambil berteriak, “Apa? Zaki dalam masalah?”Hal itu mengejutkan Ansel yang kepalanya kembali menyusut seraya dia mengangguk. “Iya, Zaki dalam masalah besar. Bukan hanya nyawanya dalam bahaya, tapi kalaupun dia selamat, tidak dapat dipastikan apakah anggota tubuhnya akan tetap utuh. Ini semua karena dia mengalami luka-luka parah. Selain itu, dia harus mendapatkan perawatan secepatnya setelah terluka. Namun, tidak ada yang bersedia membayar tagihan medis yang besar untuknya, jadi banyak waktu telah terbuang, membuatnya berada dalam situasi saat ini.”“Inikah alasan Tuan Halim menugaskan kamu untuk mencariku?” Mata Edward menyipit seperti belati pada Ansel.Udaranya seketika menjadi dingin, membuat Ansel makin menyusut ke dalam pakaiannya. Meskipun demikian, dia memastikan unt
Read more

Bab 447

Ansel tidak dapat memahami apa yang kedua orang itu bicarakan sama sekali. Alisnya berkerut dan wajahnya mulai berkedut. Percakapan mereka hanya terdiri dari kicauan satu suku kata, tapi hal itu menghiburnya.Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan tawanya ketika Briana tiba-tiba menatapnya dengan tatapan simpatik. Itu membuat Ansel membeku, dengan kaku menoleh ke arah Briana dengan kebingungan.Bibir Briana melengkung ke atas sebelum dia berbicara dengan suara yang rendah. “Ekspresimu menunjukkan bahwa kamu memahami percakapan mereka.”Otot-otot di wajah Ansel berhenti berkedut ketika dia mendengar perkataan itu. Dia tidak tahu apakah Briana sedang bersungguh-sungguh atau tidak. Lagi pula, meskipun jelas sekali bahwa kedua pria itu sedang berbincang, tidak mungkin Ansel bisa memahami isi percakapan mereka.Edward dan Daffa bertatapan. Mereka telah mendengar apa yang Briana katakan pada Ansel. Namun, mereka tidak peduli.“Situasinya tidak baik,” jawab Edward dengan jujur. “Keti
Read more

Bab 448

“Aku hanyalah pengecut dan pecundang,” pikir Ansel sambil tenggelam lebih dalam ke dalam kesedihan yang menggerogotinya.Namun, Daffa bersikap tenang saat dia menoleh ke arah Ansel sebelum memandang pria kekar itu. Suaranya tetap stabil saat dia berkata, “Aku paham kalian kesal dengan apa yang terjadi dan telah mengambil tindakan untuk menyuarakan ketidakpuasan kalian. Kalian telah melukai bawahanku meskipun dia tidak mampu melawan. Yang lebih parah, dia baru saja bergabung dengan perusahaanku, West Atlantics Int’l, dan dia bahkan belum melakukan apa pun yang menyinggung kalian.”Meskipun Daffa berbicara dengan santai, kelompok orang di hadapannya meletakkan tangan mereka di panggul. Mereka menjulurkan dagu mereka dan tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka bahkan menatap Daffa dengan tajam sambil menghinanya terang-terangan.“Lucu sekali. Kapan bawahanmu bergabung dengan West Atlantics Int’l tidak ada hubungannya dengan kami. Kami datang kemari untuk mendapatkan apa yang kam
Read more

Bab 449

“Oleh karena itu, jika kalian bisa berdiri di hadapanku seperti manusia beradab dan mendiskusikan permasalahan mengenai masa depan kalian, mungkin kalian akan berakhir di situasi yang berbeda dengan pria yang sudah mati di lantai itu.”Keheningan yang suram mengisi tempat itu saat kerumunan orang itu melihat ke lantai.Daffa meletakkan tangannya di dalam saku, matanya menyapu semua orang sebelum mendarat pada pria yang menghampirinya.“Aku terkesan. Kamu cukup berani untuk berjalan mendekatiku meskipun aku baru saja membunuh rekanmu. Jika alasanmu menghampiriku bukan untuk membalas dendam temanmu, maka aku hanya bisa berasumsi kamu ingin mendiskusikan kerja sama denganku atau mungkin kamu memiliki rencana lain. Kalau begitu, silakan beri tahu aku.”Pria di hadapan Daffa menelan ludah. Di lengannya ada tato berwarna gelap dengan simbol gaib di tengahnya. Meskipun penampilannya menakutkan, dia tetap diam, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun sambil bernapas dengan berat.Pandan
Read more

Bab 450

Pria itu dengan berani mengangkat kepalanya, menatap Daffa dengan penuh harap.Setelahnya, Daffa menundukkan kepalanya untuk menatap pria itu selama beberapa waktu sebelum mengangguk. “Aku bisa mengizinkannya.”Pria itu seketika menjadi tenang, menghela napas lega dalam-dalam sementara seluruh tubuh bagian atasnya terkulai ke depan. Dahinya tidak lama menyentuh lantai dan dia tidak berani berbicara apa-apa lagi setelahnya. Namun, tubuhnya sekarang menghalangi jalan Daffa.Hal itu membuat Daffa menaikkan sebelah alisnya sebelum mengangkat kakinya ke atas pria itu.Semua orang seketika menahan napas mereka. Kekejutan bahkan menyelimuti mata mereka seraya kerumunan itu sama-sama berpikir, “Daffa sudah menyetujui pria itu untuk melayaninya. Apakah dia menarik kembali kata-katanya? Apakah dia akan membunuh pria itu sekarang?”Mengecewakan bagi mereka, hal itu tidak terjadi. Daffa hanya dengan tenang melangkahi pria itu yang baru menyadari apa yang telah terjadi ketika Daffa angkat bica
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
52
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status