“Mengapa? Tidakkah kamu merasa kamu bersikap tidak adil? Beri tahu aku—apa tepatnya hubungan di antara kamu dan pria barbar aneh di sampingmu? Kapan kalian mulai bertemu satu sama lain? Apa saja yang telah kalian lakukan tanpa sepengetahuanku?” Dengan setiap pertanyaan, Umar melangkah maju.Seraya Umar menghampiri Priscilla, matanya terlihat lega. Melihat hal itu, Daffa menyeringai, tahu apa yang akan Priscilla lakukan. Maka dari itu, ketika Umar hendak meninggalkan tempat aman di belakang lengan Daffa yang terentang, Daffa mengulurkan tangannya untuk meraih dan menarik Umar kembali.Mata Priscilla membelalak tidak percaya pada Daffa.Di hadapannya, Daffa hanya terkekeh sebelum berbalik untuk menatap Umar.“Kalau kamu mendekati dia, kamu akan terjatuh ke dalam perangkapnya. Itulah yang Priscilla inginkan—dengan begitu, dia bisa menahanmu sebagai sandera. Dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya sepanjang waktu karena dia sedang menyembunyikan sebuah pisau,” jelas Daffa deng
“Jika aku adalah kamu, aku akan terlalu malu untuk terus hidup di dunia ini!” Mata Priscilla menyala dengan penuh kedengkian pada Daffa.Meski menjadi pusat perhatian Priscilla, Daffa tampak tidak terganggu sama sekali. Dia tetap berdiri di sana dengan mata terbelalak karena geli.Kelihatannya, Daffa tidak berniat berbicara karena tangannya terus berada di belakang punggungnya. Setelah beberapa saat, dia melirik, sedikit menjulurkan dagunya sambil bersenandung pada Umar.Helaan napas keluar dari mulut Umar pada saat itu. “Pikiran saya belum berubah sejak awal—mari kita tangani semuanya sesuai peraturan.”Perhatiannya lalu berpindah pada Priscilla saat dia berkata, “Jika kamu terus menghalangi apa yang sedang kami lakukan, aku akan memperlakukanmu seperti orang-orang itu dan menangkapmu bersama mereka untuk diinterogasi.”Mata Priscilla membelalak. Dia terhuyung ke belakang, hingga akhirnya kehilangan keseimbangannya dan mendarat dengan bokongnya. Karena itu, dia tidak lagi menggen
“Namanya adalah Zaki. Kudengar dia diserang oleh musuh ketika sedang beroperasi sendirian dan dia saat ini dalam kondisi kritis di rumah sakit.”Setelah mendengarnya, Edward bangkit berdiri dari tempat duduknya sambil berteriak, “Apa? Zaki dalam masalah?”Hal itu mengejutkan Ansel yang kepalanya kembali menyusut seraya dia mengangguk. “Iya, Zaki dalam masalah besar. Bukan hanya nyawanya dalam bahaya, tapi kalaupun dia selamat, tidak dapat dipastikan apakah anggota tubuhnya akan tetap utuh. Ini semua karena dia mengalami luka-luka parah. Selain itu, dia harus mendapatkan perawatan secepatnya setelah terluka. Namun, tidak ada yang bersedia membayar tagihan medis yang besar untuknya, jadi banyak waktu telah terbuang, membuatnya berada dalam situasi saat ini.”“Inikah alasan Tuan Halim menugaskan kamu untuk mencariku?” Mata Edward menyipit seperti belati pada Ansel.Udaranya seketika menjadi dingin, membuat Ansel makin menyusut ke dalam pakaiannya. Meskipun demikian, dia memastikan unt
Ansel tidak dapat memahami apa yang kedua orang itu bicarakan sama sekali. Alisnya berkerut dan wajahnya mulai berkedut. Percakapan mereka hanya terdiri dari kicauan satu suku kata, tapi hal itu menghiburnya.Dia berusaha sekeras mungkin untuk menahan tawanya ketika Briana tiba-tiba menatapnya dengan tatapan simpatik. Itu membuat Ansel membeku, dengan kaku menoleh ke arah Briana dengan kebingungan.Bibir Briana melengkung ke atas sebelum dia berbicara dengan suara yang rendah. “Ekspresimu menunjukkan bahwa kamu memahami percakapan mereka.”Otot-otot di wajah Ansel berhenti berkedut ketika dia mendengar perkataan itu. Dia tidak tahu apakah Briana sedang bersungguh-sungguh atau tidak. Lagi pula, meskipun jelas sekali bahwa kedua pria itu sedang berbincang, tidak mungkin Ansel bisa memahami isi percakapan mereka.Edward dan Daffa bertatapan. Mereka telah mendengar apa yang Briana katakan pada Ansel. Namun, mereka tidak peduli.“Situasinya tidak baik,” jawab Edward dengan jujur. “Keti
“Aku hanyalah pengecut dan pecundang,” pikir Ansel sambil tenggelam lebih dalam ke dalam kesedihan yang menggerogotinya.Namun, Daffa bersikap tenang saat dia menoleh ke arah Ansel sebelum memandang pria kekar itu. Suaranya tetap stabil saat dia berkata, “Aku paham kalian kesal dengan apa yang terjadi dan telah mengambil tindakan untuk menyuarakan ketidakpuasan kalian. Kalian telah melukai bawahanku meskipun dia tidak mampu melawan. Yang lebih parah, dia baru saja bergabung dengan perusahaanku, West Atlantics Int’l, dan dia bahkan belum melakukan apa pun yang menyinggung kalian.”Meskipun Daffa berbicara dengan santai, kelompok orang di hadapannya meletakkan tangan mereka di panggul. Mereka menjulurkan dagu mereka dan tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka bahkan menatap Daffa dengan tajam sambil menghinanya terang-terangan.“Lucu sekali. Kapan bawahanmu bergabung dengan West Atlantics Int’l tidak ada hubungannya dengan kami. Kami datang kemari untuk mendapatkan apa yang kam
“Oleh karena itu, jika kalian bisa berdiri di hadapanku seperti manusia beradab dan mendiskusikan permasalahan mengenai masa depan kalian, mungkin kalian akan berakhir di situasi yang berbeda dengan pria yang sudah mati di lantai itu.”Keheningan yang suram mengisi tempat itu saat kerumunan orang itu melihat ke lantai.Daffa meletakkan tangannya di dalam saku, matanya menyapu semua orang sebelum mendarat pada pria yang menghampirinya.“Aku terkesan. Kamu cukup berani untuk berjalan mendekatiku meskipun aku baru saja membunuh rekanmu. Jika alasanmu menghampiriku bukan untuk membalas dendam temanmu, maka aku hanya bisa berasumsi kamu ingin mendiskusikan kerja sama denganku atau mungkin kamu memiliki rencana lain. Kalau begitu, silakan beri tahu aku.”Pria di hadapan Daffa menelan ludah. Di lengannya ada tato berwarna gelap dengan simbol gaib di tengahnya. Meskipun penampilannya menakutkan, dia tetap diam, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun sambil bernapas dengan berat.Pandan
Pria itu dengan berani mengangkat kepalanya, menatap Daffa dengan penuh harap.Setelahnya, Daffa menundukkan kepalanya untuk menatap pria itu selama beberapa waktu sebelum mengangguk. “Aku bisa mengizinkannya.”Pria itu seketika menjadi tenang, menghela napas lega dalam-dalam sementara seluruh tubuh bagian atasnya terkulai ke depan. Dahinya tidak lama menyentuh lantai dan dia tidak berani berbicara apa-apa lagi setelahnya. Namun, tubuhnya sekarang menghalangi jalan Daffa.Hal itu membuat Daffa menaikkan sebelah alisnya sebelum mengangkat kakinya ke atas pria itu.Semua orang seketika menahan napas mereka. Kekejutan bahkan menyelimuti mata mereka seraya kerumunan itu sama-sama berpikir, “Daffa sudah menyetujui pria itu untuk melayaninya. Apakah dia menarik kembali kata-katanya? Apakah dia akan membunuh pria itu sekarang?”Mengecewakan bagi mereka, hal itu tidak terjadi. Daffa hanya dengan tenang melangkahi pria itu yang baru menyadari apa yang telah terjadi ketika Daffa angkat bica
“Wajar saja berasumsi kalau orang yang lemah mungkin akan menjadi petarung yang sedikit lebih baik hanya karena mereka sekarang bekerja di dekatku sebagai bawahanku. Namun, apakah tidak ada dari kalian yang mempertimbangkan ini—mengingat keterampilan dan kemampuan bela diriku yang superior, mana mungkin bawahanku adalah orang biasa? Tentunya bawahanku hanyalah yang terbaik dari yang terbaik dan selalu unggul dalam beberapa aspek dibandingkan masyarakat umum,” ujar Daffa.Semua orang yang berdiri di hadapan Daffa membelalakkan mata mereka menyadarinya. Potongan-potongan itu saling terhubung di kepala mereka. Di saat yang bersamaan, napas mereka menjadi lebih berat karena mereka tidak bisa menyangkal perkataan Daffa.Terlebih lagi, Daffa benar. Mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa bawahannya adalah sosok yang luar biasa sepertinya.Meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, Daffa merasa kesabarannya menipis, jadi dia berbicara dengan nada yang lebih dingin. “Aku yakin
“Jika aku memercayai kata-kata tidak berguna yang Richard katakan, aku akan menjadi lembut dan mulai memercayainya. Dia mungkin akan menggunakan aku sebagai alat nanti.” Danar menghela napas dan tidak ingin memiliki pendapat yang negatif terhadap anak berusia 10 tahun.Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menahan kekhawatirannya agar tidak mengisi benaknya, jadi dia perlahan kehilangan ketenangannya.Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, tapi dia tersenyum pada saat itu. Dia merasa situasinya menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Dia telah meninggalkan pintu pada saat itu.Sebelumnya, ketika Danar sedang menuju ke sana, banyak bawahan lainnya ingin bergabung, tapi ditolak oleh Daffa karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kurang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika orang-orang itu ikut dengan Daffa. Lagi pula, Daffa tidak familier dengan wilayah di sekitarnya.Maka dari itu, sekumpulan bawahan itu, tidak termasuk Danar, akan berada dalam bahay
“Iya, Tuan! Saya sudah siap untuk menjalankan setiap perintah Anda!” jawab Danar.Bibir Daffa berkedut, tapi segera kembali normal seraya dia memberi perintah, “Aku butuh kamu menahan Bart Bakti dan pastikan dia tidak dapat menyerang. Kemudian, bawa dia ke dalam mobil ini supaya kita bisa pergi.”Pandangan Danar gemetar hebat mendengarnya. Dia mengepalkan tangannya, merasa bersemangat dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya karena itu adalah tugas pertama yang Daffa perintahkan padanya. Meninggikan suaranya, dia dengan antusias berkata, “Baik, Tuan Halim! Saya akan melakukannya sebaik mungkin!”Daffa mengangkat tangannya, melambaikannya sambil menjawab, “Bagus. Pertama-tama, ambilkan tali yang cukup tebal untuk menjaganya tetap terkendali. Kamu akan berjalan di belakang kami begitu kamu telah mengambilkan talinya.”Dia lalu bersandar ke sofa dan menoleh ke arah Richard dan menambahkan, “Kamu pasti gelisah mengenai apa yang akan terjadi, melihat dari kelopak matamu yang terus berk
Daffa menatap Richard, mengetuk jari-jarinya dengan berirama di sandaran punggung sofa itu. Sebagai ahli bela diri terbangkit, indranya memberitahunya bahwa ada yang salah dengan tubuh laki-laki di hadapannya.Anehnya, indranya yang tajam juga memberitahunya bahwa anak itu baik. Pesan yang bertentangan itu membuat Daffa tertarik. Dia mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya, lalu memandang Richard dan bertanya, “Bagaimana aku bisa membuktikan bahwa apa yang kamu katakan adalah benar?”Raut wajah Richard menegang dan kulitnya yang sawo matang menggelap dengan warna kemerahan.Daffa tahu itu berarti Richard marah. Daffa menyandarkan punggungnya dengan nyaman, menyeringai terhibur sambil mengayunkan tangannya dengan acuh tak acuh.Kemudian, Daffa berkata, “Baiklah, kamu tidak perlu marah-marah. Aku percaya kamu telah mengatakan kebenarannya. Demikian pula, aku berterima kasih kamu telah bersedia menyampaikan informasi itu padaku. Sekarang, aku ingin tahu apa rencana kalian setela
Richard menjadi relaks. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu hal-hal yang dia katakan mengejutkan Daffa. “Aku tahu beberapa hal tentang orang berjubah hitam itu dan kurasa kamu akan tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal ini dibandingkan apa yang Priska katakan padamu.”Daffa menaikkan sebelah alisnya dan tubuhnya menegak tanpa dia sadari. Malam ini adalah malam penuh kejutan. Kejutan pertama adalah Richard—Daffa tidak tahu berapa usianya, tapi dia telah terpaksa berakting seperti orang bodoh hanya untuk bertahan hidup.Kejutan kedua adalah bahwa Richard mampu mengedukasi dirinya sendiri di bawah situasi yang sulit dan bahkan telah mendapatkan informasi tentang orang berjubah hitam itu. Daffa tidak repot-repot menyembunyikan kekejutannya, membuat Richard menjadi makin relaks.Richard merasa sedikit lebih percaya diri dalam mencapai tujuannya karena Daffa jelas-jelas terlihat tertarik dengan apa yang hendak dia katakan. Dia tersenyum dan berkata, “Priska mengetahui hal in
“Jika kamu bersedia melepaskan dia, kuharap ada seseorang yang bisa membawanya pergi dari sini sebelum kita melanjutkannya.”Mengejutkan semua orang, Mika tiba-tiba memelototi Daffa dan berteriak, “Dasar pembunuh kejam! Kalau kamu membunuh ibuku, sebaiknya bunuh aku juga atau aku bersumpah aku tidak akan berhenti sampai membalas dendamku! Aku tahu kamu mungkin tidak akan memercayaiku karena aku masih muda dan tidak berdaya sekarang, tapi aku akan mengejarmu cepat atau lambat!”Mata Priska membelalak dan dia dengan cepat menutup mulut Mika dengan tangannya. Akan tetapi, dia sudah terlambat. Maka dari itu, untuk pertama kalinya, dia menampar Mika. Hatinya terpelintir dengan menyakitkan saat melakukannya, tapi dia memaksakan dirinya untuk tidak melembut. “Minta maaf pada Daffa sekarang juga!”Mika meringis karena rasa sakitnya, tapi dia tidak meminta maaf. Sebaliknya, kebenciannya pada Daffa menjadi makin dalam. “Aku membencimu dengan setiap sel dari diriku. Karenamu, ibuku menamparku
Tiba-tiba, tatapan mata Priska menjadi misterius. Dia pun berbisik, “Aku bisa memberitahumu segalanya, tapi apakah kamu yakin kamu ingin mendengarnya? Kamu akan menyesal begitu kamu mendengar apa yang akan kukatakan.”Raut wajah Daffa terlihat bosan. “Itu bukan urusanmu. Katakan saja semua hal yang kamu ketahui.”“Kamu berani juga, ya.” Priska tersenyum, terlihat gembira. “Seseorang memang mendatangiku. Dia bilang selama aku melakukan sesuai perintah mereka, aku akan menerima jumlah uang yang sangat besar sebagai balasannya. Itu akan lebih dari cukup untukku, anakku, cucuku, dan beberapa generasi setelahnya untuk hidup dengan nyaman. Malah, mereka mungkin bisa hidup dengan mewah. Itu adalah tawaran yang tidak bisa kutolak, jadi aku melakukan sesuai perintah mereka. Seperti yang diduga, aku dibayar dengan tinggi. Yang mereka ingin aku lakukan cukup sederhana—menemukan seorang reporter bernama Dahlia dan memastikan kalian berdua bertemu satu sama lain.”Raut wajah yang aneh terpampang
Sekarang, Daffa sudah yakin. Dialah yang akan menjadi orang yang pertama kali membantah jika seseorang mengatakan bahwa Elton telah meninggal di hadapannya, yang merupakan apa yang semua orang saksikan. Dia sekarang tahu bahwa ada yang janggal tentang kematian Elton. Dia menatap Priska dan bertanya, “Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya?”Priska menghela napas. “Aku membuatnya marah dan menyuruhnya mendatangimu. Aku ingin menggunakan kamu untuk membantuku mengakhiri hidupnya dan semua hal berjalan dengan sempurna. Aku hanya tidak menduga kamu akan melacak kami secepat ini.”Daffa bertanya, “Apa yang dipikirkan oleh anggota keluarga Bakti lainnya tentang hal ini?”Priska terlihat sinis. “Mereka? Apa yang bisa orang-orang tidak berguna itu katakan tentang hal ini? Yang dapat mereka lakukan hanyalah berbicara, makan, dan menghabiskan uang. Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan Grup Bakti, mereka ingin mendapatkan asetnya. Itulah sebabnya mereka membuat segala mac
Itu berarti Priska tidak dapat menyembunyikan kebenarannya. Akan tetapi, ini mungkin adalah hasil akhir terburuk yang dapat Priska bayangkan. Jadi, dia bangkit duduk, terlihat tenang.“Ibu Richard-lah yang membuat Bart menjadi seperti ini. Bart diserang oleh seseorang saat dia sedang dalam perjalanan pulang pada suatu hari. Mereka datang dengan truk dan bersenjata. Itu sudah terlambat ketika aku mendengar permintaan bantuan Bart. Mereka telah menekannya ke tanah, bergelimang darah. Aku membawa banyak orang bersamaku dan para penyerang itu tahu mereka tidak dapat membawa Bart pergi di depan mataku. Jadi, mereka menyuntikkan semacam obat padanya saat aku mencoba menghampirinya.” Priska hampir tidak dapat berkata-kata lagi pada titik ini dan dadanya naik-turun.Dia menggertakkan giginya, begitu kuat hingga pembuluh darah di lehernya menyembul. Sambil menggertakkan giginya, dia berkata, “Bart sejak saat itu berubah. Setiap malam, dia menjadi seperti ini, tapi dia kembali menjadi normal
“Kalau begitu, ada apa dengan putramu? Kelihatannya ada yang salah dengannya.”Raut wajah Priska menjadi rumit mendengar perkataan Daffa. Dia bergegas berlutut dan menatapnya dengan tatapan memohon dan berkata, “Aku tahu kamu berkuasa. Kumohon, tolong temukan ibu kandung Richard untukku supaya aku bisa mengakhiri hidupnya dengan cara yang paling menyakitkan yang dapat terpikirkan olehku!” Matanya menjadi merah dan dia gemetar hebat.“Itu adalah permintaanku satu-satunya. Jika kamu tidak menyetujuinya, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dariku.” Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.Daffa melirik pistolnya, lalu menaikkan sebelah alisnya. “Kamu tampaknya melupakan apa yang kumiliki di sampingku.” Mengejutkan baginya, Priska tidak terlihat takut. Sebaliknya, dia melemparkan kepalanya ke belakang dan tertawa histeris. Daffa tidak tahu apa yang Priska ingin sampaikan, jadi dia meraih pistolnya sambil mengernyit.“Sepertinya kamu benar-benar melupakan apa yang kubilang.” Dia mengokan