Home / Romansa / Pembalasan sang Putri Pewaris / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pembalasan sang Putri Pewaris: Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

Gadis Desa di Kota Besar

Ini bab baru dengan cerita baru.-----Hari itu adalah hari yang penuh harapan bagi Sari. Gadis desa yang lugu dan sederhana ini baru pertama kali meninggalkan kampung halamannya untuk mencoba peruntungan di kota besar. Dalam hidupnya yang sederhana, Sari tidak pernah membayangkan akan berdiri di tengah gedung-gedung tinggi yang seakan menyentuh langit. Rasanya seperti mimpi yang tidak pernah dia impikan.Sesampainya di depan sebuah rumah megah di pinggir kota, Sari memandang dengan kagum sekaligus gugup. Rumah itu besar, jauh lebih besar dari rumah-rumah yang pernah dia lihat. Dindingnya tinggi, jendela-jendelanya besar dengan tirai yang tertutup rapat, seperti menjaga rahasia besar di dalamnya. Sari berdebar, menggenggam erat tas kecilnya, satu-satunya barang yang ia bawa dari kampung.“Permisi... ini rumah Tuan Adrian?” tanyanya pada seorang pria yang berdiri di depan gerbang, terlihat seperti satpam dengan seragam yang rapi. Pria itu mengangguk dan membukakan gerbang, mengisyaratk
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

awal yang berat.

Hari pertama Sari di rumah Tuan Adrian memang penuh tantangan, tapi itu barulah permulaan. Setiap hari, gadis desa yang polos itu harus menghadapi situasi-situasi baru yang tak pernah ia bayangkan. Adrian tetap sosok yang dingin dan jarang menunjukkan emosi, membuat Sari selalu berusaha keras agar tidak membuat kesalahan di hadapannya.Namun, di sisi lain, kehadiran Bu Mirna, kepala rumah tangga yang penuh perhatian, membuat Sari merasa sedikit tenang. Bu Mirna tidak hanya membimbingnya dalam pekerjaan sehari-hari, tetapi juga selalu menenangkan hatinya ketika Sari merasa canggung atau khawatir.Suatu pagi, saat Sari baru selesai merapikan ruang tamu, Bu Mirna menghampirinya dengan senyuman hangat. "Sari, bagaimana? Sudah mulai terbiasa di sini?"Sari mengangguk sambil tersenyum malu. "Lumayan, Bu. Masih canggung, tapi saya berusaha supaya nggak bikin kesalahan."“Jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya. Tuan Adrian memang dingin, tapi dia bukan orang yang jahat. Dia hanya tidak ba
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Tawa yang Terpendam

Beberapa minggu berlalu sejak Sari mulai bekerja di rumah Adrian. Kini, ia sudah mulai hafal dengan rutinitas dan keinginan majikannya. Meski Adrian tetap dingin dan jarang berbicara banyak, ada beberapa kejadian kecil yang membuat Sari mulai merasakan kenyamanan di rumah besar itu.Suatu pagi, Sari sedang sibuk menyapu lantai ruang tamu ketika Adrian muncul dengan wajah datar khasnya. Pagi itu, penampilannya terlihat lebih santai. Ia hanya mengenakan kaus polos dan celana panjang, tidak seperti biasanya yang selalu rapi dengan setelan jas. Melihat penampilan Adrian yang sedikit berbeda, Sari sedikit terkejut.“Oh, pagi, Tuan,” sapa Sari dengan ramah, meski masih merasa canggung setiap kali harus berinteraksi dengannya.“Pagi,” jawab Adrian singkat sambil melirik ke arah meja kopi yang belum dibereskan.Sari segera mengerti dan bergegas merapikan meja itu. Namun, karena tergesa-gesa, tanpa sengaja ia menjatuhkan cangkir kopi yang tersisa di atas meja. Cangkir itu pecah, dan tumpahan k
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Ketulusan di Balik Senyuman

Pagi itu, suasana di rumah Adrian sedikit berbeda. Biasanya, setiap pagi, Sari sudah bangun lebih dulu, menyiapkan sarapan dan membereskan rumah sebelum majikannya bangun. Namun, hari ini, Sari tidak terlihat di dapur, dan tak satu pun pegawai tahu ke mana perginya. Bu Mirna, pengurus rumah tangga yang lebih senior, tampak gelisah karena Sari biasanya jarang absen tanpa alasan.Adrian, yang sudah siap untuk berangkat kerja, melangkah ke dapur dan melihat Bu Mirna sedang memasak sendirian. Ia mengerutkan dahi, merasa ada yang aneh. "Bu Mirna, Sari ke mana? Biasanya dia yang menyiapkan sarapan."Bu Mirna tampak ragu sejenak sebelum menjawab, “Saya juga tidak tahu, Tuan. Sepertinya Sari tidak ada di kamar sejak subuh tadi.”Adrian terdiam sejenak, merasakan kekhawatiran yang tak biasanya muncul. Ia tak tahu sejak kapan kehadiran Sari di rumah ini jadi begitu penting baginya. Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk mencari tahu keberadaan Sari. Adrian memanggil sopirnya dan meminta diant
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Perasaan yang Tak Terbendung

Sore itu, hujan turun dengan deras, membuat seluruh penghuni rumah besar Adrian memilih untuk tinggal di dalam. Sari, yang baru saja selesai mengelap jendela ruang tamu, menatap tetesan air yang mengalir di kaca. Ada perasaan tenang yang muncul setiap kali hujan turun. Bagi Sari, hujan mengingatkannya pada suasana di kampung, tempat ia tumbuh dengan segala kesederhanaannya. Adrian, yang biasanya menghabiskan waktu sore dengan menonton berita di ruang kerjanya, tiba-tiba muncul di ruang tamu. Ia melihat Sari berdiri memandang jendela dengan tatapan melamun. Tanpa sadar, Adrian melangkah mendekat. “Kenapa suka melihat hujan?” tanyanya, membuat Sari tersentak. Sari langsung menoleh dan tersenyum malu. “Eh, Tuan. Maaf, saya nggak sengaja melamun. Saya hanya suka suasana hujan. Rasanya tenang.” Adrian mengangguk, matanya masih tertuju pada Sari. “Kamu selalu menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana ya, Sari?” Sari tersenyum dan mengangguk. “Hidup sederhana memang seperti itu, Tua
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Dilema Cinta yang Terpendam

Hari hari berlalu dengan perasaan baru yang mengisi hati Adrian dan Sari. Mereka saling tahu bahwa ada sesuatu yang istimewa di antara mereka, namun tak ada satu pun yang berani mengungkapkannya lebih dalam. Meski Adrian sudah menunjukkan perasaannya, Sari tetap diliputi keraguan. Statusnya sebagai seorang pembantu membuatnya tak yakin akan masa depan perasaan mereka. Di sisi lain, Adrian mulai berpikir lebih serius tentang bagaimana ia bisa membawa hubungan ini ke tahap yang lebih jelas. Pagi itu, Sari sibuk menyiapkan sarapan di dapur ketika Bu Mirna, kepala pelayan rumah, memperhatikannya dengan tatapan curiga. Belakangan ini, Bu Mirna sering mendapati Adrian dan Sari berbicara akrab, dan nalurinya sebagai pelayan senior membuatnya merasa ada sesuatu yang berbeda. Meski dia tak ingin terlalu ikut campur, rasa penasarannya makin membesar. “Sari, akhir-akhir ini kamu sering bersama Tuan Adrian ya?” tanya Bu Mirna tiba-tiba. Sari tersentak. Ia berusaha menutupi kegugupannya dengan
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Ketegangan di Antara Perbedaan

Sejak malam itu, ada sesuatu yang berbeda dalam hubungan antara Sari dan Adrian. Kedekatan mereka semakin terasa, meskipun masih tertahan oleh sekat yang tak kasat mata. Tak ada yang berubah dalam rutinitas pekerjaan Sari di rumah Adrian, namun perasaan yang mengalir di antara mereka mulai mengubah dinamika setiap momen yang mereka lewati bersama.Setiap kali mereka berpapasan, ada sekilas senyuman yang hanya dimengerti oleh mereka berdua, sebuah kehangatan yang mungkin tak akan mudah dimengerti orang lain. Bagi Sari, Adrian bukan lagi sekadar majikan; ia adalah seseorang yang memberikan arti baru dalam kehidupannya yang selama ini sederhana. Di sisi lain, Adrian merasa Sari adalah bagian dari hidupnya yang selalu ia cari, kebahagiaan yang muncul dari kesederhanaan yang tak pernah ia temukan sebelumnya.Pada suatu pagi, ketika Sari sedang menyajikan kopi untuk Adrian di ruang kerjanya, ketukan di pintu terdengar. Sari segera membuka pintu, namun sejenak ia terpaku saat melihat siapa y
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Dilema Cinta dan Tekanan Keluarga

Malam itu, rumah Adrian terasa hening. Setelah perbincangan tentang kemungkinan masa depan mereka, Sari merasa ada beban di dadanya. Perasaan takut dan cemas menyelimuti hatinya. Ia tahu Adrian tulus, tetapi bayang-bayang ketidaksetujuan keluarga dan statusnya yang sederhana terus menghantui pikirannya. Sebagai pembantu, ia merasa posisinya begitu jauh, sementara Adrian adalah pria berstatus tinggi.Keesokan harinya, Sari kembali menjalankan tugasnya dengan hati-hati, menyibukkan diri di dapur untuk memasak sarapan. Namun, pikirannya tetap melayang pada percakapannya dengan Adrian. Ia merenungkan bagaimana keluarga Adrian, yang kaya dan terpandang, mungkin tidak akan pernah menerima dirinya. Meskipun demikian, perasaannya pada Adrian tumbuh setiap hari, membuatnya tak mampu mengabaikan rasa hangat dan nyaman yang muncul setiap kali berada di dekatnya.Di ruang kerjanya, Adrian juga memikirkan hal yang sama. Ia tahu hubungan mereka akan menghadapi banyak hambatan, terutama dari keluarg
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Perjuangan Hati dan Tekanan Keluarga

Pagi itu, Adrian duduk termenung di ruang kerjanya. Pikirannya tak lepas dari percakapannya dengan Sari semalam. Kata-kata Sari tentang ingin pergi karena merasa tak pantas untuknya terus terngiang di telinga. Adrian tahu, ini bukan lagi hanya tentang cinta mereka, tetapi juga tentang tekadnya untuk mempertahankan Sari di tengah tuntutan keluarganya.Setelah mempertimbangkan dengan matang, Adrian memutuskan sudah waktunya untuk berbicara secara langsung dengan ibunya. Ia sadar, ini adalah pembicaraan yang tak bisa dihindari jika ia ingin bersama Sari tanpa rasa takut. Dengan langkah mantap, ia berjalan menuju ruang keluarga, di mana ibunya sedang menikmati teh pagi bersama ayahnya.“Ibu, Ayah,” sapa Adrian dengan nada tegas.Ibunya menatapnya dengan sedikit keheranan. “Ada apa, Nak? Tumben kamu kelihatan serius begitu pagi-pagi.”“Ada yang ingin Adrian bicarakan,” jawabnya.Ayah Adrian melirik istrinya sejenak, lalu mengangguk memberi isyarat agar Adrian melanjutkan. Adrian menghela n
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Langkah Baru Bersama

Hari demi hari berlalu sejak Adrian memutuskan untuk keluar dari rumah keluarganya demi Sari. Meskipun langkah ini berat, Adrian merasa ini adalah keputusan terbaik untuk mempertahankan cinta mereka. Kini, mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang disewa Adrian di pinggir kota, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan mewah yang selama ini ia kenal.Bagi Sari, semua ini masih terasa seperti mimpi. Tidak pernah ia bayangkan bahwa Adrian benar-benar akan memperjuangkannya dengan cara yang begitu berani. Namun, di balik kebahagiaan itu, Sari juga merasakan beban tanggung jawab yang besar. Ia tahu bahwa keputusan Adrian untuk bersamanya berarti meninggalkan banyak hal yang sudah menjadi bagian hidupnya. Rasa takut dan cemas kadang muncul di hati Sari, terutama ketika ia memikirkan masa depan mereka yang belum pasti.Suatu pagi, saat Sari sedang menyiapkan sarapan di dapur kecil mereka, Adrian masuk dan duduk di meja makan. Ia memperhatikan Sari yang sedang sibuk, terlihat begitu alami dalam perann
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status