Home / Romansa / Pembalasan sang Putri Pewaris / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pembalasan sang Putri Pewaris: Chapter 101 - Chapter 110

115 Chapters

Tembok Keluarga

Sari duduk di ruang tamu, mengamati Adrian yang terlihat gelisah. Beberapa hari terakhir, suasana rumah terasa lebih tegang. Ia tahu ada yang mengganggu pikiran Adrian, tetapi Adrian belum membicarakannya. Sejak hubungan mereka mulai serius, Sari merasakan adanya jarak tak terlihat yang semakin hari semakin mengganggu.Suara dering telepon memecah keheningan. Adrian menatap layar ponselnya dan tampak ragu sejenak sebelum mengangkatnya. Sari mendengar suara seorang wanita di ujung sana—ibunya Adrian. Sari mencoba untuk tidak mendengarkan, tetapi beberapa kata terucap jelas, mencerminkan ketidaksetujuan dari keluarga Adrian.“Kamu harus pikirkan baik-baik, Adrian. Semua ini akan merusak nama baik keluarga kita,” suara ibunya terdengar tegas.Adrian menghela napas panjang. "Bu, saya mencintai Sari. Kebahagiaan saya ada bersamanya.""Kebahagiaan? Kamu bisa bahagia tanpa menghancurkan nama baik keluarga!" balas ibunya, dengan nada tinggi.Setelah beberapa menit berdebat, Adrian akhirnya me
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Ancaman dari Keluarga

Sari duduk di teras kecil rumah Adrian, memandang ke arah langit senja yang mulai berwarna jingga. Sejak beberapa hari terakhir, ada yang berbeda dari sikap Adrian. Sari bisa merasakan ketegangan yang tak biasa dalam diri pria itu, meski Adrian selalu berusaha menyembunyikannya.Tak lama, Adrian datang dan duduk di sampingnya, menghela napas panjang. Senyuman yang biasanya hangat kini terasa lebih hambar. Sari menatapnya dengan penuh perhatian, menunggu kata-kata yang mungkin akan keluar dari mulutnya.“Adrian… kamu kelihatan lelah,” kata Sari pelan, mencoba membuka percakapan.Adrian menoleh dan mengangguk sambil tersenyum tipis. "Ya, banyak hal yang sedang aku pikirkan, Sari."Sari merasakan firasat tidak enak. "Kamu bisa cerita padaku. Apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?"Adrian terdiam sejenak, seolah berusaha memilih kata-kata. "Ini tentang keluargaku, Sari. Mereka… tidak setuju dengan hubungan kita."Sari terkejut, meski di satu sisi ia sudah menduga. "Tidak setuju? Kenap
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Tekad Bersama di Tengah Ancaman

Adrian dan Sari kembali menjalani hari-hari mereka dengan tekad yang semakin kuat. Walaupun ancaman dari keluarga Adrian terus membayangi, mereka memilih untuk tidak terpengaruh dan tetap fokus pada masa depan yang ingin mereka bangun bersama.Di suatu sore, Adrian duduk di ruang tamu sambil menatap papan perencanaan yang ia buat bersama Sari. Di papan itu, mereka mencatat langkah-langkah yang harus mereka ambil untuk memulai hidup yang lebih mandiri. Mereka sadar bahwa tanpa dukungan dari keluarganya, Adrian harus bekerja lebih keras."Adrian, aku tahu ini tidak mudah, tapi aku akan selalu ada di sampingmu," ucap Sari sambil menyentuh bahu Adrian, memberikan kekuatan yang sangat ia butuhkan.Adrian menatap Sari dengan tatapan lembut namun penuh tekad. "Aku beruntung memiliki kamu, Sari. Bersamamu, aku merasa lebih kuat dan mampu menghadapi semuanya."Tekad Adrian semakin bulat untuk bekerja lebih giat. Ia mulai mencari pekerjaan tambahan yang dapat meningkatkan penghasilan mereka. Se
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Tekanan yang Semakin Menguat

Hari demi hari, usaha kecil yang dirintis oleh Adrian dan Sari mulai menunjukkan hasil. Mereka sudah punya pelanggan setia yang rutin memesan produk mereka. Meskipun belum besar, pendapatan tambahan ini membantu mereka menjalani hidup lebih mandiri dan mewujudkan impian sederhana mereka bersama. Namun, di balik kesuksesan kecil ini, tekanan dari keluarga Adrian bukannya mereda, justru semakin menguat. Mereka tidak senang melihat Adrian yang seharusnya bisa hidup lebih nyaman malah harus berjuang dari nol bersama Sari. Pada suatu malam yang dingin, Adrian menerima panggilan dari ibunya. “Adrian, kita harus bicara. Ibu tidak bisa lagi melihat kamu hidup seperti ini,” suara ibunya terdengar dingin dan penuh penekanan. Adrian menarik napas panjang, mencoba untuk tetap tenang. “Ibu, aku sudah membuat pilihan hidupku. Aku bahagia bersama Sari, dan ini sudah cukup untukku.” “Apa kamu pikir kebahagiaan itu cukup? Uang dan status itu penting, Adrian. Kamu tidak bisa hidup hanya dengan cint
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

mencoba meyakinkan ibunya

Seiring waktu, usaha kecil yang dirintis Adrian dan Sari mulai berkembang. Mereka tidak pernah menyangka akan mendapatkan pelanggan setia sebanyak ini. Pada awalnya, usaha tersebut hanya sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi dengan kerja keras, pendapatan mereka kini sudah cukup untuk menabung sedikit demi sedikit. Setiap pesanan yang masuk selalu disambut dengan penuh syukur, dan setiap kali mereka mencapai target harian, keduanya merasa semakin optimis.Namun, seiring dengan semakin stabilnya usaha mereka, tekanan dari keluarga Adrian justru semakin menguat. Awalnya, Adrian berharap keluarganya akan mendukung apa yang mereka bangun. Namun, kenyataannya jauh dari itu. Bagi keluarga Adrian, usaha kecil yang mereka jalani hanyalah buang-buang waktu. Keluarga Adrian percaya bahwa Adrian, sebagai anak yang dulu diandalkan, tidak sepantasnya hidup dalam kondisi yang mereka anggap tidak sepadan dengan status sosial keluarga.Pada suatu malam yang dingin, saat Adrian sedang menyele
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

tampaknya pembujukan berhasil.

Setelah memutuskan untuk memperbesar usaha, Adrian dan Sari bekerja semakin keras. Mereka menginvestasikan keuntungan mereka untuk membeli bahan baku berkualitas dan memperbarui peralatan. Setiap malam, keduanya duduk bersama, memeriksa laporan keuangan, menghitung laba, dan merencanakan strategi untuk terus meningkatkan usaha mereka. Sari pun mulai aktif mempelajari cara-cara pemasaran online. Ia membaca artikel-artikel, menonton video tutorial, dan mencoba menerapkan ilmu baru yang ia pelajari.Setiap kali mereka menerima pesanan dari pelanggan baru, senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah Sari. "Lihat, Adrian! Kita punya pelanggan baru lagi! Mereka memesan dalam jumlah banyak!" seru Sari dengan mata berbinar.Adrian hanya tertawa dan menatapnya dengan penuh cinta. "Aku tahu kita pasti bisa, Sari. Kamu yang paling berjasa di sini, aku beruntung punya istri sehebat kamu," ucap Adrian sambil merangkul Sari dengan penuh kasih sayang.Namun, di tengah kebahagiaan mereka, berita tenta
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

kesuksesan.

“Ibu minta maaf, Adrian. Kami terlalu keras padamu. Kami pikir jalan yang kamu pilih adalah kesalahan, tapi ternyata kami yang salah,” ucap sang ibu dengan suara bergetar. Matanya yang basah menatap Adrian penuh penyesalan.Ayahnya mengangguk pelan, menambahkan, “Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi kami tidak pernah benar-benar mengerti apa yang membuatmu bahagia. Kami salah menilai, dan kami ingin memperbaikinya.”Adrian menghela napas panjang, mencoba meredakan emosi yang berkecamuk di dadanya. Ia menatap kedua orang tuanya dengan penuh kejujuran. “Aku tidak pernah bermaksud mengecewakan kalian, Ayah, Ibu. Aku hanya ingin hidup sesuai dengan apa yang aku yakini benar. Bersama Sari, aku menemukan kebahagiaan dan tujuan hidupku. Aku hanya berharap kalian bisa menerima kami apa adanya.”Rina, yang duduk di sudut ruangan dengan wajah canggung, akhirnya angkat bicara. “Adrian, aku juga minta maaf. Aku terlalu sombong dan tidak menghargai perjuanganmu. Aku pikir aku lebih baik dar
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

kedamian

Beberapa minggu setelah artikel wawancara yang diterbitkan, kehidupan Adrian dan Sari berubah dengan cepat. Usaha mereka semakin berkembang pesat, dan popularitas mereka semakin dikenal. Namun, di balik kesuksesan itu, mereka menyadari bahwa tidak semua orang senang melihat mereka maju, terutama Rina. Meski keluarga Adrian mulai menerima keadaan, Rina tetap berusaha mencari celah untuk merusak kebahagiaan mereka.Suatu sore, ketika Adrian sedang di kantor untuk rapat dengan beberapa calon mitra bisnis, Sari duduk di ruang tamu rumah mereka yang sederhana. Ia tengah mengecek beberapa pesanan yang masuk melalui aplikasi, sambil sesekali tersenyum melihat betapa cepatnya usaha mereka berkembang. Namun, sebuah telepon yang masuk mengalihkan perhatiannya.“Hallo, Bu Sari?” suara di ujung telepon itu terdengar agak cemas.“Ya, ini saya. Ada apa, Pak?” jawab Sari dengan sedikit curiga.“Ini Pak Amran dari media tadi. Saya ingin memberitahukan sesuatu yang mungkin harus Anda ketahui. Beberapa
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

saling menguatkan

Meskipun kehidupan Adrian dan Sari kembali tenang setelah konfrontasi dengan Rina, ada perasaan yang mengganjal di dalam hati mereka. Keberhasilan mereka tidak serta merta menghapus semua keraguan dan kecemasan yang ada. Mereka berdua tahu bahwa dunia bisnis penuh dengan persaingan yang ketat, dan meskipun mereka telah mengalahkan rintangan satu per satu, ada banyak tantangan baru yang siap menanti.Beberapa bulan kemudian, Adrian menerima tawaran dari seorang investor besar yang ingin bekerja sama dengan usaha mereka. Tawaran itu sangat menggiurkan, dan dalam hati Adrian, ini bisa menjadi langkah besar bagi perusahaan mereka. Namun, tawaran itu datang dengan syarat yang cukup mengkhawatirkan. Investor tersebut meminta sebagian besar saham perusahaan dengan imbalan dana yang cukup besar dan jaringan bisnis yang luas.Adrian merasa bimbang. Ia tahu bahwa tawaran ini bisa membawa mereka ke level yang lebih tinggi, tapi ia juga tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan yang telah me
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

menolak tawaran.

Adrian dan Sari memutuskan untuk menolak tawaran besar dari Daniel Hartono, meskipun tawaran itu menawarkan banyak keuntungan dan peluang. Keputusan itu bukanlah keputusan yang mudah, tapi mereka tahu bahwa kebebasan dan kendali atas bisnis yang mereka bangun adalah hal yang lebih berharga daripada keuntungan jangka pendek yang bisa didapat dengan menyerahkan sebagian besar saham mereka.Setelah pertemuan itu, mereka merasa lega, tetapi juga cemas akan dampak keputusan ini pada masa depan mereka. Sari tahu bahwa mereka harus lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk tetap berkembang tanpa bantuan investor besar. Mereka berdua memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan mencari peluang baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas.Hari-hari berikutnya, mereka memulai perjalanan baru dalam mengelola perusahaan. Mereka berdua menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan ide-ide baru, memperbaiki sistem operasional, dan mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan lebih
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status