All Chapters of Lahir Kembali Kemasa Aku Harus Membalas Cintanya : Chapter 91 - Chapter 100

108 Chapters

Bab 91

Ethan membeli satu set meja dan kursi seken dan satu set alat perbaikan, pena solder, mesin bor dan sejenisnya. Dengan ruang kerja yang ada, dia pun mulai memperbaiki komputer tersebut. Pertama-tama perbaiki perangkat keras yang rusak, lalu pergi ke Gedung Departemen Listrik untuk mencari onderdil seken. Matahari siang sangat terik dan gelombang panas sangat membara. Setengah bagian toko masih dengan kondisi berantakan. Putra dan Tian terus membuka slot. Neya mengikuti di belakang dengan ember kecil, memercikkan air sedikit demi sedikit, dan kemudian menggunakan sapu untuk membersihkan. "Dar, dar, dar." Di tengah dentuman dan bor yang memekakkan telinga, Ethan membenamkan hatinya ke dalam pekerjaan, memusatkan seluruh tubuhnya, mengabaikan suara berisik. "Huh." Ethan menghela napas lega, mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangannya dari kaca pembesar, dan meletakkan pena solder di tangannya. "Sudah hampir selesai. Tinggal oleskan lem penyerap panas," gumam Ethan pada dirin
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 92

"Tian, ayo siap-siap pergi ke tempat Si Gendut Zaki." Ethan menyapa dan membereskan alat di atas meja. "Baik." Tian menanggapi, kemudian meletakkan kapi kayu di tangannya, dan berjalan sambil menepuk-nepukkan tangannya. "Ethan, selain dua mesin ini, apa sisanya akan dijual setelah diperbaiki?" "Tidak hanya dua, tapi aku menyimpan tiga. Di toko harus ada satu. Sisanya aku akan menjualnya." kata Ethan sambil berberes. "Hehe, dengan begitu uangnya juga tidak sedikit. Aku sangat menantikannya!" ucap Tian dengan harapan di matanya. Ethan menepuk bahunya dan berkata sambil tersenyum, "Sudahlah, memperbaiki komputer ini akan memakan waktu sekitar satu bulan. Ayo berangkat." Ethan dan Tian naik bus menuju ke toko Zaki. Ada begitu banyak orang di bus pada akhir pekan sehingga satu bus penuh orang berdesakan, seperti ikan sarden. Ditambah dengan cuaca yang panas, bus itu dipenuhi bau keringat.
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 93

Pada malam hari setelah makan malam, seperti biasanya dia pergi ke kamar Jessie untuk belajar bersama. Setelah Jessie menyelesaikan tugas sekolahnya, bersandar di kepala ranjang membaca buku, dua kaki putih bersihnya menjuntai di tepi ranjang, kaki kecil itu sebening kristal, bulat dan indah. Setelah Ethan menyelesaikan PR-nya, dia menoleh ke belakang dan melihat kaki kecil dan lucunya, dan tidak bisa menahan perasaan mulut kering. Jika di peluk pasti akan terasa nyaman, kan? Eh? Sejak kapan aku menjadi terangsang dengan kaki? "Tuan Halim, menurutmu mengapa burung pelatuk suka mematuk pohon?" Jessie yang sedang membaca buku tiba-tiba mendongak dan bertanya. Ethan dengan cepat menarik kembali pandangannya, "Ehem, bagaimana aku tahu? Mungkin ingin langsung ke lubang?" "Kenapa?" "Mungkin karena lubang pohonnya lembap dan hangat." "Begitukah? Atau kamu mengada-ada?" "Kalau begitu kamu bis
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 94

"Hah? Susuku?" Jessie melihat susu di tangannya dan melengkungkan bibirnya, "Tidak, kamu juga tidak memberiku jus!" "Kalau tidak boleh, ya sudah, awalnya aku ingin memberimu hadiah ulang tahun besok, tapi sekarang sepertinya aku harus pertimbangkan lagi," seru Ethan. "Hah! Hadiah ulang tahun? Tuan Halim, kamu berencana memberiku hadiah apa?" tanya Jessie dengan penasaran dan mata menyipit. "Ini .." Ethan pura-pura menjadi ragu. "Ini, aku akan memberimu satu teguk, hanya satu teguk ya!" Jessie membagi susu di tangannya. Jika tidak rela memberi susu, maka tidak akan mendapat informasi. Ethan mengambil susu itu dan berkata sambil tersenyum, "Kalau aku minum, maka air liurku akan menempel, apa kamu tidak takut?" Jessie meliriknya dan berkata, "Takut apa? Apa kamu bervirus? Lagi pula, dulu juga sudah pernah minum." Setelah mengatakan itu, dia merasa kata-katanya sedikit ambigu. Pipinya merona merah dan dia menoleh ke samping. Dia masih ingat ketika dia masih kecil, kondisi kedua
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 95

Jessie dan Ethan membatu di tempat! Melihat Jessie menekan tubuh Ethan dengan postur yang sangat ambigu. "Ehem, ada apa kalian ini?" "Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat." Sarah tersenyum canggung."Ah! Bu, jangan salah paham, kami sedang bermain, hanya bermain!" Jessie dengan cepat bangkit dan menjelaskan dengan wajah merona merah. "Benar, Bibi," kata Ethan dengan wajah serius. "Oh, aku mengerti, kalian lanjutkan, aku akan makan semangka sendiri." Sarah tersenyum aneh, menutup pintu dan keluar. Jessie menatapnya, "Bu, jangan berpikir sembarangan ya!" "Ini semua salahmu, dasar Ethan bau!" Ethan merentangkan kedua tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Salahku?" Ruang tamu di depan pintu. Sarah berlari ke sofa dengan penuh semangat dan duduk di samping Hendra. "Ayah, Jessie... mungkinkah Jessie dan Ethan berkencan?" Dia tampak bersemangat seolah telah menemukan rahasia baru. "Berkencan? Mana mungkin, mereka tumbuh bersama sejak kecil. Mereka terlalu akrab satu
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 96

"Bu, aku pergi!" "Apa kamu tidak akan makan?" "Aku, aku akan pergi makan di tempat Ethan." Jessie mengganti sepatunya dan berlari keluar. Sarah keluar dari dapur dengan ekspresi bingung di wajahnya. "Anak ini kenapa pergi sarapan di rumah Ethan?" ......Jessie sampai di depan pintu rumah Ethan dan mengetuk. Ketika pintu terbuka, Yuni terkejut melihat Jessie mengenakan gaun terlihat sangat anggun. "Hai, Jeje, apa kamu akan pergi berkencan hari ini?" "Dandanan kamu hari ini benar-benar cantik!" Pipi Jessie merona merah dan dia berkata sambil tersenyum, "Tidak... tidak juga, Bibi. Di mana Ethan?" "Sepertinya dia belum bangun. Si Pemalas itu. Jeje tolong bantu bibi menariknya keluar," ucap Yuni tertawa."Baik!" jawab Jessie. Dia langsung pergi ke kamar Ethan, langsung mendorong pintu. Terlihat Ethan sedang bersandar di kepala ranjang dan baru saja bangun dengan bertelanjang dada. "Astaga! Jessie, Kenapa tidak mengetuk pintu? Kamu membuat ku kaget!" Ethan tiba-tiba terkejut da
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 97

Sambil bicara, Yuni mengeluarkan dompet dari saku, dan bersiap untuk memberi Ethan uang saku."Bu, tidak perlu, aku mendapatkan cukup banyak uang dari memperbaiki komputer. Aku punya uang untuk digunakan. Simpan saja uang ini untukmu." Ethan menolak uang dari ibunya. "Benarkah?" Yuni bertanya dengan kaget. "Beneran Bu, tenang saja." Ethan tersenyum dan kemudian menghabiskan sarapannya dalam dua atau tiga suap. "Bu, kami pergi main ya. Kami akan pulang sore nanti!" Ethan bangkit dan mengganti sepatunya. Jessie tampak cerdik, bangkit dan berkata, "Bibi, Kami berangkat ya!" Keduanya keluar bersama, Yuni mendengarkan suara pertengkaran keduanya di luar pintu, dan senyuman muncul di sudut mulutnya. Kedua anak ini sepanjang hari selalu bersama, tapi juga tidak pernah merasa bosan, cukup bagus. Di lantai bawah, Jessie mendorong sepeda keluar. "Kamu bisa pakai sepedaku, tapi kamu harus memboce
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Bab 98

"Dek, ayo kita main bersama. Jangan terlalu cuek, Kakak akan membawamu ke tempat yang menyenangkan!" Pemuda dengan poni miring itu mengguncang kakinya dan menatap Jessie dengan cabul. Jessie sedikit mengernyit dan berkata dengan nada dingin, "Sebelum aku marah, sebaiknya kalian enyah." "Aduh, temperamenmu cukup pedas, aku suka! Hehe!" Pemuda berponi miring itu tertawa cabul dan mengulurkan tangan untuk memegang bahu Jessie. Tatapan dingin melintas di mata Jessie! Satu tendangan ke selangkangan! Buk!"Au!" Tambahkan tendangan lagi! Buk!Pria muda dengan poni miring itu tersungkur ke tanah dan kesakitan. Semua ini terjadi dalam sekejap, Jessie sangat gesit, sehingga orang yang lewat tercengang. "Hebat, gadis yang tangguh!" Pemuda yang tersisa melihat rekannya dipukuli, mengumpat dengan marah, berniat menangkap Jessie. Tiba-tiba! Sebuah es krim muncu
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 99

"Jessie, ayo pergi ke kios pernak-pernik di depan." Jessie melihat, menemukan ada pernak-pernik yang berkilau, ada banyak model, sangat ingin, tapi dia sedikit ragu. "Tidak, pernak-pernik di pusat kota agak mahal. Sebaiknya nanti kembali lihat lagi." Ethan menahannya dan berjalan ke depannya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini ulang tahunmu, kita lebih boros sedikit, aku akan membelikannya untukmu." Jessie menatap mata tulus Ethan, dan mereka berdua saling bertatapan. "Baiklah, kita lihat-lihat dulu." Jessie menyeringai. Berubah hanya pada hari ulang tahun, kan? Jika Ethan membelikannya, aku akan membalasnya lain kali. Keduanya mendatangi kios pernak-pernik, di sana menjual barang-barang kecil seperti gelang, kalung, anting, ikat rambut, dan jepit rambut. "Coba lihat, ini semua adalah model terbaru!" Pemiliknya adalah seorang paman paruh baya dengan kilatan cerdik di matanya.
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Bab 100

Ethan membawa Jessie ke tokonya. "Tempat apa ini?" Jessie mendongak ke pintu toko yang dibangun oleh Ethan dengan ragu. "Markas karierku, masuklah." Ethan tersenyum dan membuka pintu untuk masuk. "Kak Ethan!" Putra melihat Ethan, meletakkan palu di tangannya, dan bangkit menyambutnya. "Putra, apa kamu tidak beristirahat di akhir pekan?" Ethan melihat pakaiannya penuh debu, dan matanya sedikit merah. Dia tampak sangat lelah. "Aku tidak lelah. Aku tidak perlu istirahat. Aku ingin menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin," Ucap Putra dengan suara serak."Tetap saja kamu perlu istirahat. Kamu terus-terusan begini, pekerjaan belum selesai, lalu jatuh sakit." "Jangan kerja lagi. Tugasmu hari ini hanya satu, istirahat dengan baik. Jika aku melihat kamu bekerja lagi, gaji kamu akan dipotong." Kata Ethan dengan wajah datar. Hati Putra menghangat dan dia mengembuskan napas, "Baik, kak Ethan, aku paham." Dia tiba-tiba melihat seorang gadis cantik berdiri di belakang Ethan, bertemperamen
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status