Semua Bab Istri Kedua Tuan Stefan: Bab 101 - Bab 110

117 Bab

Jalan Kembali

Season II Bab 101“Pulang?” ulang Stefan, dahinya mengerut, suaranya berbisik lirih. Emosinya mereda, mungkin Andini akan kembali selamanya ke Jakarta, pikirnya.“Apa dia akan kembali kepada saya?” tanya Stefan lagi, kali ini lelaki itu semangat mengatakannya.“Kami sebagai pengacara belum tahu apa yang akan dilakukan Bu Andini. Bagaimana kalau memang dia mau rujuk? Anda juga belum menandatangani surat cerainya. Apakah Anda akan menerimanya.”“Memangnya, ini harus ditanyakan sekarang? Bukannya nanti saja ketika mediasi?” pertanyaan Stefan seperti anak lugu yang belum pernah bertemu wanita.“Memang. Hanya saja, peringatan mau atau tidaknya harus saya infokan ke pengacara Bu Andini.”“Kalau begitu saya akan katakan saja nanti ketika mediasi. Saya tidak mau mengatakannya sekarang,” jawab Stefan.Dan, hal itu membuat pengacaranya mendengus. “Baik kalau begitu.”“Kamu juga bisa infokan kepada pengacaranya kalau saya akan mendatangi di mana pun dia berada saat ini. Untuk ke Jakarta kalau m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Kegelisahan

Season IIBab 102 Jeff terganggu sama sekali dengan surat pengunduran diri Andini.Membaca surat pengunduran Andini berulang-ulang. Untuk Jeff ini terlalu tidak masuk akal.Suara dering telepon antar ruang mengagetkan Jeff.Ditto sejak datang ke kantor memperhatikan gerak gerik Jeff yang tidak biasa. Melamun sambil menatap laptop, itu bukan gaya Jeff.“Ya?” katanya setelah menekan tombol.“Pak, Bu Andini ada di sambungan telepon. Menanyakan, apa bapak mau antar ayahnya ke bandara?” itu suara sekretaris Jeff yang menelepon di telepn antar ruangan, Jeff memakai pengeras suara, jadi apa yang dibicarakan semua bisa mendengarnya.Dito sudah mulai bertugas di kantor Jeff hari ini. Dan ada di dekatnya saat sekretaris itu bertanya.“Tidak. Bilang saya minta maaf,” jawab Jeff seolah tidak mau peduli.“Baik, Pak,” si sekretaris itu memutus sambungan telepon.Dito menatap Jeff heran, siapa sebenarnya Andini. Veronica juga tidak bicara apa pun soal Andini. Apa iya, dia hanya sekadar teman keluar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Kata Hati

Season IIBab 103“Jadi, kita beli saja beberapa barang, bagaimana?” Stefan cemas mondar mandir di depan Felix. Beberapa menit Stefan diam, dan sekaran tetiba bersuara.“Barang apa maksud bapak?” dahi Felix mengerut menatap Stefan. Kemarin dia bilang mau asisten baru.Jadi, Felix memberikan data beberapa kandidat yang sudah dia sortir.Namun, tampaknya Stefan begitu cemas sejak Felix datang.“Barang apa, Pak? Saya mengajukan beberapa kandidat untuk menjadi asisten bapak. Bukan mengajukan proposal untuk membeli barang kantor.”Stefan berhenti mondar mandir menatap Felix. “Barang untuk bayi saya. Kamu ini bagaimana? Apa kamu tidak menyimak dari tadi?”Felix baru mengerti, selama di ruangan ini apa yang membuat Stefan cemas dan gelisah begini.Tidak lama, terdengar suara ketukan di pintu.“Masuk!” sahut Stefan.Setelah itu muncul sekretaris Stefan, Laura. Raut wajahnya tegang, senyumannya seperti dipaksa.Membawa sebundel kertas, lalu diserahkan kepada Stefan.“Pak, ini beberapa barang y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

Ikhlas dan Menerima

Season II Bab 104Beberapa minggu kemuadian, Andini dan anaknya pulang ke Jakarta.Di rumah, ayahnya sudah mempersiapkan kamar untuk Andini dan anaknya.“Iya, ayah sampe cat sendiri kamar mbak begitu tahu mbak sama Adam,” kata Edo semangat sambil mengangkati barang yang Andini bawa.“Terima kasih,” ucap Andini. Senang dan sedih hadir ketika sampai di rumah ayahnya.Minggu depan adalah pertemuan mediasinya dengan Stefan, gugup, panik jadi satu. Yang terpenting Andini menatap anaknya.Apakah kalau mediasi itu gagal akan ada perebutan hak asuh?Ayah keluar dari kamarnya. Tersenyum melihat cucu yang baru saja lahir.“Jadi, apa kamu yakin, Nduk untuk mediasi dengan Nak Stefan? Apa kalian akan berbaikan?”Andini diam, lalu mengedikkan bahu. “Andini hanya berharap kalau keputusan ini benar. Paling tidak untuk Adam, Yah.” Andini menatap anaknya yang masih satu bulan itu.“Memang seharusnya anakmu tumbuh bersama ayah kandungnya,” ungkap Tarso, seolah setuju dengan keputusan Andini.“Iya, Yah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Keributan di Hari Ulang Tahun

Season IIBab 105Acara ulang tahun Prayan hampir selesai.Anya sibuk membagikan cinderamata kepada tamu yang datang. “Terima kasih,” ucap Anya tersenyum. Itu adalah tamu terakhir yang diberi cinderamata. Pesta kecil tapi banyak sekali yang harus dibereskan. Bukan hanya bekas makanan, bekas dekorasi yang memakai konsep Bebefin, itu permintaan Prayan.Anak itu terlihat lebih besar hari ini. Ada beberapa tamu yang datang memuji kalau Prayan bertambah tinggi. Baju yang dikenakan membuat anak itu makin tampan. Kemeja tangan pendek dan celana 7/8 senada dengan enampilan Stefan, yang semua kira adalah bapak kandungnya. Hadiah dari tetamu, tadinya Anya akan masukkan ke kamar dulu. Tapi, Prayan protes. “Aku mau langsung buka bareng Papa,” katanya antusias sambil melompat kecil. “Boleh, ya, Ma?” Anya menatap ke arah Stefan. Lelaki itu mengangguk sambil tersenyum. Dia lantas duduk di samping Prayan yang ada di depan televisi. “Oke, kita mau buka yang mana dulu?” tanya Stefan. Prayan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Mengemis Cinta Stefan

Season II Bab 106Anya tersenyum melihat kebersamaan Stefan dan anaknya. Tetapi disaat yang bersamaan air matanya mengucur deras.Mengapa Aska yang jadi bapak kandung anak itu.Andini sangat beruntung, bisa memenangkan hati Stefan, gumam Anya sendirian.Tapi, mengapa bukan aku? Apa yang Andini punya dan aku tidak punya? Andini hanya bayanganku sejak kecil. Bahkan sejak dia lahir.Tekadku bulat untuk merebut Stefan kembali sebelum mediasi itu terjadi. ***Stefan akhirnya pamit pulang kepada Prayan karena hari sudah sore.Anak itu benar-benar, seperti tidak ingat kejadian buruk yang dialaminya tadi. Rayan melambai tangan dengan ceria ketika Stefan keluar dari pintu masuk.“Stefan!” panggil Anya, membuat Stefan menghentikan langkah.“Ya?” jawab Stefan ramah dia berjalan sampai di depan mobil sementara Anya menghampirinya. “Ada apa?” tanyanya, kedua tangannya dia masukkan ke saku.“Apa kamu ada waktu sekitar Senin atau Selasa? Aku ingin tanya pendapatmu soal Aska. Dan bagaimana caranya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Perseteruan di Ruang Mediasi

Season IIBab 107Hari mediasi untuk Stefan dan Andini tiba.“Saya gugup,” ungkap Stefan sebelum memasuki ruang mediasi. “Apa pakaian saya sudah rapi?” tanyanya kepada Felix yang mengantarnya.Mediasi itu diadakan di pengadilan agama tempat Andini menggugat Stefan.Ada pengacara Stefan juga yang hadir. Dan dia tahu benar bagaimana perasaan Stefan saat ini.“Ingat, Pak Stefan. Apa pun yang terjadi, dengarkan saja dulu permintaan dari Bu Andini. Kalau Anda memang menolak perceraian ini.”“Baik,” Stefan menarik napas, dan mengeluarkannya perlahan. Dan duduk di kursi ruang tunggu dengan punggung yang tegang.Beberapa menit berlalu, Stefan tidak pernah bisa tidak membayangkan bagaimana keadaan mediasi nanti.Lalu, tanpa dia sadari, Andini melintas di depannya bersama pengacaranya.“Kita langsung saja ke ruang mediasi,” kata si pengacara.Andini menyetujuinya, dia mengangguk menggandeng tangan si pengacara.Wanita itu tidak kalah gugup, tangannya dingin. Kepalanya pengar semalaman tidak bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

Kesempatan yang Langka

Season IIBab 108“Apa tujuan Anda, Pak Stefan?” cetus Andini tetiba. Matanya berkaca-kaca menatap Stefan. “Anak?”Untuk beberapa saat, ruangan mediasi itu kian dingin.“Saya memang ingin dekat dengan anak saya. Bahkan kalau bisa lebih dekat. Tapi, saya menyadari kalau kamu adalah orang yang paling penting dalam hidup saya.”Andini mendengarkan seksama, tidak mau menyela. Air matanya akan jatuh, jadi, Andini tidak berkedip sekali pun.“Berikan saya kesempatan untuk membuktikan kalau … saya benar-benar ingin kembali kepada kamu. Kalau setelahnya kamu tetap inginkan perceraian, saya akan kabulkan.”Si pengacara Andini menggenggam jemari Andini. Keduanya saling bertatapan, pengacara itu mengangguk.“Baik,” jawab Andini cepat. “Kita sudahi saja pertemuan ini. Nanti Pak Stefan bisa kabari saya lagi.” Andini dengan cepat meninggalkan ruangan.Stefan dan tim mediator terpaku dengan kepergian Andini.Pengacara dan Felix yang baru saja masuk membantu Stefan untuk berdiri. Lalu, mereka dengan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Undangan Mendadak

Season IIBab 109“Mbak! Mbak!” panggil Edo di luar kamar Andini. “Ditanyain sama Mbak Sarah, tuh!”Andini berpikir, apa yang sudah dia lakukan sampai Sarah menghubungi Edo?“Masuk aja, Do, aku lagi gantiin baju Adam,” kata Andini memekik.Edo masuk begitu Andini izinkan, “Mbak, ini Mbak Sarah, katanya Mbak Andini nggak bisa dihubungi. Jadi … Mas Stefan juga mencari Mbak Andini.”“Hah?” Andini merasa tak percaya, Adam ada dalam gendongannya, mulai menangis.Konsentrasi Andini pecah antara tangisan dan mengingat antara di mana ponselnya.Perlahan, Andini duduk di kursi, lalu menerima ponsel dari Edo.“Hallo?” sapa Andini. “Ah, iya, maaf, Sarah, rasanya ponselku terselip, entah di mana. Ada yang penting?”Andini melirik Edo yang keluar dari kamarnya. Karena Andini bersiap akan menyusui Adam.“Stefan, dia menghubungiku secara langsung. Dia tidak bisa menghubungi kamu. Aku pikir kamu sedang dalam masa … berpikir?” tebak Sarah.Andini diam sejenak, “Ya … aku hanya lupa di mana menaruhnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya

Keinginan Rujuk

Season IIBab 110Andini menepati janjinya memasak beberapa menu saat Stefan datang ke rumah.Ayah menyambut kedatangan Stefan dengan wajah yang datar. Pak Tarso tahu ini bukan sepenuhnya kesalahan Stefan. Dalam pernikahan, Pak Tarso berpikir, pasangan suami istri seperti kaki yang berjalan mengarungi kehidupan.Jadi, di antaranya tidak ada yang salah. Kalau pun perceraian itu harus terjadi, artinya itu adalah keputusan terbaik yang Stefan dan Andini ambil.“Tidak sangka, kan, aku bisa masak?” celetuk Andini begitu Stefan menghela napas sambil memegang perutnya.Stefan tersenyum, “Ya. Harus saya akui kalau ini enak.” Ingatan Stefan tersedot ke masa beberapa tahun lalu. Ketika Anya menyiapkan kejutan untuknya.“Apa kamu ingat kejutan untuk saya beberapa tahun lalu? Anya bilang dia masak sendiri, apa itu ….”Andini tertawa kecil dan mengangguk, “Ya. Itu aku yang memasaknya.”“Harusnya saya yang memuji kamu waktu itu,” timpal Stefan melirik ke arah Pak Tarso yang berwajah suram.“Pak, ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status