“Alih-alih sebagai psikolog, anggaplah saya sebagai sahabat yang paling tahu segalanya tentang anda, nyonya Zola Maharani.” sambut psikolog itu dengan senyum ramahnya. dengan tatapannya yang terlihat datar,Zola melipat tangan angkuh, seperti tidak menyukai kata-kata yang diucapkan oleh psikolog bernama Heni. Zola dapat membaca nama psikolog itu yang terdapat di meja. Heni Putri Wati, nama yang cukup bagus pikir Zola. pasti orang tuanya yang memberikan nama itu. “Tapi, kita baru pertama kali bertemu, rasanya aneh jika aku menganggapmu sebagai seorang sahabat,” Cukup lama reaksi yang ditujukan oleh Heni. Zola pikir, psikolog itu akan marah. nyatanya, Heni justru tertawa lepas dan itu cukup mengejutkan bagi Zola. “Anda terlalu jujur, tapi itu nilai plusnya. anda tidak suka kepura-puraan.” Zola mengangguk setuju, lalu melanjutkan. “Lalu, jika saya tidak menyetujui perumpamaan anda sebagai sahabat saya. lantas, apa yang bisa anda lakukan?” “Kita mulai dari awal. ini tentang masa ke
Last Updated : 2024-07-20 Read more