“Ayo pulang!” ajak perempuan paruh baya, menyeret paksa lengan anak lelakinya.“Tidak, Ma. Aku tidak akan pulang sebelum agendaku selesai. Kalau Mama mau pulang, silakan Mama pulang lebih dulu,” tolak anaknya mentah-mentah sembari berusaha melepaskan cekalan tangan sang mama.“Ada apa, Nyonya? Kenapa Nyonya terburu-buru?” tanya Rasmi dengan keringat yang makin mengalir deras.“Aku tidak sudi berada dalam satu ruangan dengan perempuan pembawa sial itu!” Perempuan itu mengacungkan jari telunjuk pada Amisha. Roman wajahnya menyiratkan kebencian.“Mama! Apaan sih?” protes anaknya, tidak senang dengan perkataan mamanya sekaligus merasa malu dipelototi oleh puluhan pasang mata yang hadir di sana.“Astagfirullah, Tante … kenapa Tante menganggap Amisha sebagai perempuan pembawa sial?” tanya Gianna, langsung berdiri menghampiri perempuan itu. Ia juga tidak suka mendengar kata-kata yang ditujukan perempuan itu kepada Amisha.Sementara dari tempat duduknya, Amisha yang semula berniat bangkit unt
Terakhir Diperbarui : 2025-04-24 Baca selengkapnya