All Chapters of Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku: Chapter 131 - Chapter 140

143 Chapters

132

BUGH!Rafael mengayunkan tinjunya dengan keras ke arah punching bag, setiap pukulan mengeluarkan suara dentuman yang berat. Morgan, yang berdiri di sisi ring dengan mengenakan sarung tinju, menatapnya dengan tatapan serius.Sesi boxing ini jelas lebih dari sekadar latihan fisik; ini adalah pelampiasan emosional Rafael, dan Morgan tahu betul kenapa sepupunya itu sedang berjuang keras mengendalikan emosinya.Perlahan pria itu berjalan mendekat setelah memastikan palindungnya terpakai dengan benar karena dia tau seberapa ganas Rafael kalau sudah di tempa seperti ini.“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Morgan, menyeka keringat di dahinya. Dia sudah lama mendampingi Rafael, tetapi kali ini situasinya tampak jauh lebih kompleks.Rafael menghela napas berat, meninju sekali lagi sebelum menjawab, “Dia ingin bercerai.”Hening!Untuk pertama kalinya Morgan terdiam, dia tidak jadi melakukan pemanasan saat mendengar itu. Tetapi, dia menatap Rafael seakan menyadari penyebab emosi Rafael sam
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

132.2

Musik dari club malam itu menghentak keras, cahaya lampu yang berkedip-kedip memantul di dinding dan lantai dansa. Rafael berdiri diam di pintu masuk, matanya menatap lurus ke arah bar di ujung ruangan.Kepalanya berdengung oleh rasa marah dan kecewa yang semakin mendidih di dalam dirinya. Saat itu juga, dia melihat Chalista. Wanita yang telah menguasai pikirannya selama ini duduk dengan posisi yang sangat sensual.Tubuh Rafael menegang. Tangannya terkepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.Tanpa pikir panjang, dia melangkah cepat, menyibak kerumunan yang berdansa tanpa peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Napasnya berat, seolah setiap langkah yang diambil semakin memperdalam luka di hatinya.Sesampainya di depan Chalista dan Abian, Rafael berhenti. Matanya membara menatap Abian yang dengan santai meletakkan tangannya di bagian bokong Chalista.Bugh!Tanpa sepatah kata pun, Rafael langsung mengayunkan pukulannya ke wajah Abian. Satu pukulan keras yang cukup untuk
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

133

Hujan deras mengguyur kota malam itu, dan tubuh Chalista menggigil di bawah rintik air yang membasahi kulitnya. Tangannya bergetar saat mengetuk pintu rumah besar tempat ia dibesarkan, tempat yang dulu memberinya perlindungan dari dunia luar. Di dalam, Mayang—ibu angkatnya—berdiri dengan wajah yang penuh kekecewaan, pandangan matanya kosong, seolah-olah seluruh dunia telah runtuh di hadapannya.“Apa kamu masih akan mengelak saat aku berikan buktinya?” Abimanyu kembali berbicara setelah sebelumnya dia memaksa Chalista keluar dari rumahnya, tapi wanita malang itu menangis dengan posisi terduduk lemas diatas lantai.Mayang di sisi lain masih membeku. Otaknya masih memproses apa yang barusaja dikatakan oleh suaminya ini.Tangannya bahkan masih berbau mentega karena dia sehabis memanggang roti kesukaan Chalista yang dia buat dengan sepenuh hatinya mengingat Chalista jarang pulang dan dia sangat merindukannya.Tapi, apa yang barusaja dia dengar? Terasa sangat nyata mau sekuat apapun dia ber
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

134

Cahaya lampu kilat terus menyorot tubuh Chalista yang berdiri anggun di tengah panggung. Studio besar itu dipenuhi oleh kru yang sibuk mengatur lighting, memastikan bayangan dan kilauan yang sempurna untuk setiap jepretan.Chalista mengenakan gaun mewah dari desainer ternama, rambutnya disisir rapi, dan riasannya dipoles sempurna. Sorot matanya fokus, dan setiap gerakan tangannya elegan, mencerminkan seorang profesional yang berpengalaman dalam dunia glamor ini.“Bagus sekali, Nona Marone. Sedikit miring ke kiri, angkat dagu sedikit... sempurna!” suara fotografer yang penuh semangat terdengar di antara kilatan lampu.Chalista mengikuti arahan dengan presisi. Tak ada ruang untuk kesalahan dalam karirnya sekarang. Semua mata tertuju padanya, dan dia harus memastikan setiap pose dan ekspresi menunjukkan kemewahan serta kekuatan.Dalam tiga tahun terakhir, Chalista telah menjadi ikon kecantikan internasional, membintangi berbagai kampanye besar, dan ini hanyalah salah satu dari banyak sesi
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

135

Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

136

Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

137

Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

138

Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

139

Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

140

Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status