““Vi, tunggu, Vi, aku ingin bicara,” kejar Rehan saat Evi kembali menghindarinya. Evi baru saja tiba. Baru menaruh barang di loker tetapi Rehan seperti menunggunya. Dia sudah ada saat Evi keluar dari ruang itu.“Aku mau kerja, aku di sini mau kerja, tentang masa lalu kita sudah lama selesai tidak ada yang perlu dibicarakan lagi,” tegas Evi tanpa berbalik.“Aku mau minta maaf Vi, aku menyesal meninggalkanmu, aku tidak baik-baik ….”Evi mendengkus, meneruskan langkah tanpa menunggu Rehan selesai bicara.“Vi …”Evi segera bergabung dengan teman-temannya di dapur. “Kenapa dia Vi?” tanya salah satu rekannya, Evi hanya mengangkat bahu, segera menuju ke bak cuci piring untuk menyiapkan sabun dan lainnya.“Hati-hati, Vi. Istrinya galak gampang salah paham,” bisik yang lain.Evi tersenyum kecut mendengarnya.“Ya jangan dekat-dekat, aku aja pernah dilabrak cuma gara-gara nganter pesanan bareng dia,” sambung yang lain lagi.Evi sedikit mengernyit, baru mendengar tentang itu. Dia memang tidak pe
Read more