“Kau ini bodoh atau apa, Tomy! Kenapa kau hanya diam ketika istriku direndahkan!” teriak Sean begitu menggelagar. Ya, amarah Sean memuncak kala dia melihat dengan jelas Tomy hanya diam kala Amara menghina Stella.“M-Maaf, Tuan…” Tomy tidak melakukan pembelaaan. Dia hanya menundukan kepalanya tidak berani menatap Sean. Sejak dulu Tomy sangat mengenal Sean, jika dirinya melakukan pembelaan maka itu hanya semakin membuat Tuannya itu semakin marah besar. Itu kenapa Tomy memilih diam.Stella menghela napas dalam melihat kemarahan Sean. Kini Stella memeluk erat sang suami. “Sayang, jangan memarahi, Tomy. Dia tidak bersalah. Aku yang sengaja meminta Tomy untuk diam. Sebelumnya Tomy sudah membelaku, Sayang. Jangan marah, ya,” ucapnya sambil mengecup bibir Sean. Kemudian, Stella mengalihkan pandangannya pada Tomy. “Tomy, kau boleh pergi sekarang. Bia raku yang menenangkan suamiku,” lanjutnya lagi.“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi, Tuan, Nyonya.” Tomy menundukan kepalanya, lalu pamit un
Read more