All Chapters of Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri: Chapter 11 - Chapter 20
100 Chapters
Cinta dan Dendam yang Muncul Bersama
"Jadi Tuan Zein tidak setuju dengan perceraian kalian?" tanya Lucas pada putrinya, Zahra. Lucas sudah mendengar cerita dari Raka yang mengatakan jika tiga tahun yang lalu putrinya telah menikah dengan seorang tuan muda dari keluarga Melviano. Pernikahan mereka karena sebuah kesalahan dan Zein membenci putrinya karena alasan tersebut. Sekarang putrinya menyerah pada Zein namun naas dia sedang mengandung anak dari pria itu. Zahra menganggukkan kepala. "Aku tidak apa-apa, tidak perlu mengkhawatirkan ku, Ayah," jawab Zahra pelan, menundukkan kepala untuk menutupi kesedihannya. Dia membenci Zein namun di satu sisi dia masih mencintai pria itu. Dia tahu dia bodoh, akan menghapus cinta yang telah bersemayam dihatinya selama tujuh tahun tidak mungkin semudah itu bisa ia lakukan. Meskipun Zein telah melakukan kejahatan padanya, tetapi Zahra tak membencinya. Padahal Zahra sangat ingin membenci Zein, pria itu tidak pantas mendapatkan cintanya."Nak, kamu bisa mengugurkan bayi itu. Dia bisa m
Read more
Terbayang-banyak Kamu
"Zahra Aurelia Melviano!"Mendengar namanya diteriaki, Zahra mendongak ke arah suara tersebut. Langkahnya langsung berhenti, begitu juga dengan Raka dan bodyguard yang mengawal. Zahra terkejut bukan main saat mendapati Zein di depan, sekarang sedang berjalan menghampirinya.Zahra terlihat tegang, gugup dan cukup waspada. Setelah hari itu, sejujurnya Zahra belum siap untuk bertemu dengan Zein. 'Aku pasti bisa. Aku harus menghadapinya.' batin Zahra, mengepalkan tangan kuat untuk memberinya dukungan. Saat Zein telah berada tepat di depannya, Zahra langsung mengangkat dagu secara angkuh. "Apa yang kau lakukan di sini?" geram Zein dingin setelah dia berada di depan Zahra. "Kita sudah tidak punya urusan, Pak Zein. Jadi kurasa aku tidak perlu menjawab pertanyaan tidak penting anda," jawab Zahra datar, mengangkat pandangan–memberanikan diri untuk balas menatap Zein yang mengintimidasi. "Kau bicara apa? Kau masih istriku dan urusanmu adalah urusanku," datar Zein, mengulurkan tangan lalu d
Read more
Zein Cemburu
"Aku Belle, bukan Zahra, Zein."Zein menghela napas pelan, kaku menunduk untuk memijit pangkalan hidung. Shit! Bagaimana bisa dia berpikir Zahra masih disini?! Perempuan itu bahkan telah berkhianat dan kini memilih bekerja dengan selingkuhannya."Humm." Zein berdehem rendah, kembali menatap Belle lalu pura-pura sibuk dengan pekerjaannya. Setelah Zahra menggugat cerai dirinya, entah kenapa Zein tak berminat menemui perempuan manapun. Termasuk Belle. "Sedang apa kau ke sini?""Kabar baiknya kehamilanku sudah dalam kondisi baik. Aku sudah bisa bekerja dan mari kita lanjutkan proyek dress musim gugur, Zein. Aku siap menjadi model untuk acara sebesar itu," ucap Belle bersemangat. Ini kesempatannya untuk membuktikan diri pada Zein. Tiga tahun ini Belle berhasil membuat namanya populer di dunia fashion dan model. Tentunya dengan bantuan kekasihnya dahulu. Namun, karena pria itu memilih istrinya dan tak bisa membantu Belle lagi, maka Belle kembali ke sini. Zein berkuasa dan disegani di dunia
Read more
Kita Sama-sama Salah
"Berapa kali si pengkhianat itu menyentuhmu?" tanya Zein tiba-tiba. Ada kemarahan di nadanya, akan tetapi ada kekecewaan serta kesedihan secara bersamaan. Zahra mengepalkan tangan, marah oleh perkataan Zein. Dengan mengucapkan hal tersebut, Zein termasuk telah merendahkannya. "Jangan samakan saya dengan anda, Pak Zein. Saya tidak pernah membiarkan diri saya disentuh oleh pria manapun!" marah Zahra, menyikut perut Zein lalu kembali memberontak. "Lalu bagaimana dengan anak dalam perutmu?" Zein mengatupkan rahang, mencengkeram lengan Zahra kuat. "Tidak mungkin kau hamil tanpa berhubungan."Zahra membulatkan mata, terdiam dengan wajah panik dan gugup secara bersamaan. Zein sudah tahu jika dia hamil? Bagaimana sekarang? Zahra takut Zein melakukan hal gila pada bayi diperutnya. "Jawab!" bisik Zein dingin, tepat di daun telinga Zahra. Setelah itu, dia mengigit daun tekinga Zahra secara kuat. Zahra meringis sakit. "Agk." Dia mendorong Zein sekuat tenaga kemudian bangkit dari ranjang sece
Read more
Perhatian yang Zein Rindukan
"Aku sedang bersama ayah bayiku, Pak. Aku butuh perhatian dari ayah bayiku dan aku menemuinya." Zein mengatupkan rahang di seberang sana, marah mendengar perkataan Zahra. 'Aku suamimu dan aku bisa memberikan perhatian padamu. Cepat katakan di mana kau berada, aku akan datang menjemputmu!'"Oh yah? Memberiku perhatian dengan cara anda pergi menemui wanita lain?" Zahra berkata santai. 'Belle membutuhkanku, dia sedang mengandung bayiku. Mengertilah.'"Aku juga sedang hamil, Pak."'Bukan bayiku. Jadi untuk apa aku peduli?!' Mendengar itu, hati Zahra benar-benar sakit. Matanya langsung berkaca-kaca dan berair. 'Sekalipun kamu tahu ini bayimu, kurasa kamu tetap tidak akan peduli, kamu tetep akan memilih Belle dibandingkan aku, Pak Zein.' dewi batin Zahra, mengusap air mata yang sempat jatuh dengan gerakan ringan. Zahra menghela napas pelan, tersenyum tipis untuk menghibur diri sendiri. Ucapan Zein tadi sangat menusuk hatinya. "Siapa yang mengharapkanmu peduli?" Zahra bersuara lembut, b
Read more
Si Brengsek Zein
"Zein, maafkan aku karena tidak tahu jika kamu alergi pada udang. Aku sangat bersemangat belajar memasak agar aku bisa menyenangkanmu." Belle meminta maaf pada Zein. Dia telah melakukan kesalahan fatal, dia harus memperbaikinya. "Pergilah. Aku ingin sendiri," ucap Zein, menyeruput kopi sedikit tanpa menoleh pada Belle yang berdiri di sebelahnya. Zein berdecak, meletakkan cangkir kopi secara kesal. Kopi ini tidak pas di lidahnya, Zayyan tak suka sama sekali–berbeda dengan kopi buatan Zahra yang selalu pas di lidahnya. "Ya, tapi besok jangan lupa untuk menemaniku cek kandungan." Sebelah mengatakan itu, Belle beranjak dari sana. Dia mengepalkan tangan, kesal sebab sikap dingin Zein padanya. Sedangkan Zein, dia langsung menumpahkan kopi lalu segera masuk dalam rumah. Mulai sekarang Zein membenci kopi. ***Untuk membahas kerja salam dalam proyek fashion musim gugur, Zein kembali datang ke Seliza. Lagi-lagi Belle ikut sebab masih keukeh agar dirinya bisa berpartisipasi dalam acara besa
Read more
Ketika Cemburu Membuat Restu Hilang
"Zahra, tunggu." Zein mengejar Zahra. Rapat telah selesai dan Zein ingin membicarakan hal penting dengan istrinya. Dia baru tahu Zahra adalah direktur utama dari Seliza, itu mengejutkan bagi Zein. "Lepaskan!" Zahra menepis tangan Zein dari pergelangannya kemudian melayangkan tatapan tajam pada pria tersebut. "Tolong berhenti menggangguku, Pak Zein. Kita sudah selesai dan tidak ada yang perlu kita bicarakan. Dan aku harap kamu menjauh dariku setelah ini." Zahra mendorong pundak Zein kemudian berjalan cepat dari sana. Namun, Zein dengan geram menarik Zahra untuk ikut dengannya. Dia membawa perempuan itu ke sebuah tempat yang sepi, mendorong Zahra ke tembok lalu langsung mendaratkan ciuman ke bibir Zahra. Zahra memberontak, mendorong Zein sekuat tenaga agar pria itu lepas darinya. Sedangkan Zein, setelah merasa puas, barulah dia melepas Zahra. "Bagaimana jika aku mengatakan kalau aku tertarik dan menyukaimu? Apakah kau akan kembali padaku?" ucap Zein kemudian sembari memeluk ping
Read more
Panggil Namaku Sweetheart
"Jangan menyentuh istriku, Bajingan tua!" murka Zein, menghampiri Lucas dengan langsung melayangkan pukulan kuat ke wajah pria itu. Bug'Zein melayangkan pukulan ke arah wajah Lucas, begitu kuat dan penuh kemarahan. Itu membuat Lucas terjatuh lau berakhir terhempas di lantai. Zein tak puas begitu saja, dia ingin menghajar lebih brutal lagi, akan tetapi Zahra menariknya lalu mendorongnya kuat. "Zahra!" Zein menggeram penuh kesetanan ketika Zahra berlari ke arah Lucas kemudian membantu pria tua bangka itu berdiri. Zein langsung menyentak istrinya kemudian menyeretnya secara kasar dari sana. ***Bug'Setelah sampai di rumahnya, Zein mendorong Zahra cukup kasar ke atas ranjang kemudian tanpa membiarkan perempuan itu mengucapkan sepatah katapun, dia langsung menyetubuhinya. Setelah puas melampiaskannya pada Zahra, Zein memeluk perempuan itu–memaksa Zahra tidur dengannya. "Tidur!""Lepaskan aku! Hiks … kamu sangat bajingan, Zein Melviano. Kamu bajingan!" pekik Zahra, menangis dan berter
Read more
Penghalang Sesungguhnya
"Aku melakukannya demi Zein dan keluarga Melviano, Tante," bisik Belle manis, begitu meyakinkan–membuat Yolanda tersanjung dan terharu padanya. Yolanda balas berbisik, mengatakan perasaan bangganya pada Belle. "Kamu memang pantas menjadi menantuku, Sayang. Zein harus segera menikah denganmu," bisiknya dengan senyum manis pada Belle. "Tuan Lucas, silahkan duduk." Yolanda mempersilahkan Lucas duduk. Lucas bersedekap angkuh tetapi juga menurut untuk duduk di sebuah sofa yang ada di ruangan tersebut. Yolanda langsung menyuruh maid untuk menyiapkan jamuan istimewa pada Lucas, kemudian dia dan Belle mendekati pria yang sangat dihormati dikota ini. Lucas adalah sang legendaris di dunia bisnis, dia misterius dan ditakuti. "Tuan Lucas, saya senang anda datang." Belle berucap manis, tersenyum cukup menggoda untuk merayu Lucas. Dia duduk dengan anggun tetapi gestur tubuhnya melakukan hal lain, sedikit memajukan dada dan memberikan gerakan tipis supaya bagian tubuhnya tersebut terlihat
Read more
Zein dengan Keberuntungan
Zein menatap ke arah pintu, memperhatikan gerak-gerik Marcus yang datang dengan keadaan terburu-buru. "Kau tergesa-gesa karena apa?" tanya Zein saat Marcus telah menghadap padanya. Marcus menggaruk tengkuk, tersenyum malu pada tuannya. Dia tergesa-gesa bahkan tak sabar memberi tahu informasi yang dia bawa pada tuannya. Informasi tersebut akan sangat mengejutkan tetepi Zein mungkin senang mendengarnya. "Tuan Zein, saya sudah mendapatkan informasi mengenai bayi yang Nyonya kandung," ucap Marcus tiba-tiba. Dia mengeluarkan map berisi laporan kemudian menyerahkannya pada Zein. "Sebelumnya, selamat Tuan," tambah Marcus. Zein mengerutkan kening, mendongak lalu memberikan tatapan bingung pada Marcus. Dia meraih laporan tersebut, membuka map dan membaca isi laporan dengan ekspresi acuh tak acuh. Zahra dibawa paksa oleh Lucas, dan Zein kehilangan mood karena hal tersebut. Bukan tidak senang Zahra bertemu dengan ayahnya, setelah sekian lama. Zahra dulu pernah menceritakan tentang ayahnya y
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status