Semua Bab Anak Kembar Milik Hot CEO: Bab 41 - Bab 50

76 Bab

Bab 41. Membuat Perhitungan

Malam semakin larut, dan suasana di dalam tenda semakin tenang. Suara nafas teratur Victor dan Violet menandakan bahwa mereka sudah terlelap dalam mimpi. Julian menatap kedua anaknya dengan rasa sayang yang mendalam. Dia merasa lega bisa menghabiskan waktu berharga seperti ini bersama mereka.Dengan hati-hati, Julian mengangkat tubuh kecil Victor dan menggendongnya. Dia berjalan pelan keluar dari tenda dan menuju kamar anak-anak. Dia membaringkan Victor dengan lembut di tempat tidurnya, memastikan selimut menutupi tubuh kecilnya dengan hangat. Kemudian, Julian kembali ke tenda dan melakukan hal yang sama pada Violet, menggendongnya dengan penuh kasih sayang dan membawanya ke kamar. Amber hendak melangkah keluar sambil mengamati Julian dari kejauhan, merasa hatinya campur aduk. Saat Julian selesai dan kembali ke tenda, Amber berdiri dan berjalan menuju kamar tidurnya sendiri. “Anak-anak sudah tidur, kalau begitu, aku juga akan tidur.”Julian menahan tangan Amber, “sebentar saja, beri
Baca selengkapnya

Bab 42. Keluarga Harmonis

Malam itu, Clara tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya terus berputar, penuh dengan rasa cemas dan takut. Dia berbaring di tempat tidurnya yang mewah, tetapi kenyamanan fisik tidak mampu menenangkan pikirannya.Sebelum tidur, Clara menerima telepon dari Tara, asistennya. Clara mengangkat telepon dengan santai, mengira itu hanya laporan rutin. Namun, suara panik Tara di ujung telepon membuat jantungnya berdetak kencang.[Nona Clara, gawat! Kita memiliki masalah besar,] kata Tara dengan suara gemetar.“Apa yang terjadi, Tara?” Clara mencoba menjaga ketenangannya, meskipun firasat buruk sudah mulai merayap ke dalam dirinya.[Semua bukti CCTV yang paling penting... semuanya sudah diambil oleh orang-orangnya Tuan Julian. Mereka mencegat saya di tengah jalan. Saya sungguh minta maaf, tapi saya saat itu tidak bisa berbuat apa-apa,] Tara menjelaskan dengan cepat, suaranya terdengar putus asa.Dunia Clara seakan berhenti sejenak. “Apa?! Bagaimana bisa?!” tanya Clara, suaranya meninggi.[Sa
Baca selengkapnya

Bab 43. Ultimatum Julian

Pagi itu, setelah selesai sarapan, Julian bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dia melirik Amber yang sedang mencuci piring, dan tersenyum tipis. “Aku akan mengantar si kembar ke playgroup dulu, kemudian langsung ke kantor,” katanya.“Bye-bye, Mommy!”“Bye Mommy!Victor dan Violet melambai dari jendela mobil dengan riang gembira.“Baiklah, jangan nakal dan belajar yang baik, ya, anak-anak.” Amber mengangguk, memberikan senyum lembut pada anak-anak. “Hati-hati di jalan.”Julian mengantar Victor dan Violet ke playgroup, memastikan mereka aman sebelum berangkat ke kantor. Hari ini, dia memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat. Pikiran tentang Clara dan bukti-bukti kejahatannya terus menghantui pikirannya.“Mark, cepat selesaikan semua berkas yang urgent hari ini. Aku tidak punya banyak waktu karena harus mengurus Calra setelah ini.” Julian langsung duduk di balik meja kerjanya dan membuka dokumen. Mark mengangguk mantap, dia memberikan setumpuk dokumen yang harus Ju
Baca selengkapnya

Bab 44. Wanita Sinting

Julian berdiri di hadapan Clara, matanya menyala dengan campuran marah dan putus asa. Dia tidak habis pikir bahwa Clara menggunakan cara ini lagi. Dia benar-benar bodoh, menyusahkan, dan tidak berguna. Clara terus mengancam akan mengiris nadinya sendiri, memegang pisau dengan tangan gemetar.Julian geram tapi dia mencoba untuk tetap tenang. Kesalahan besar akan mengikutinya kalau dia membuat Clara bunuh diri. Selain itu Julian mengingat dengan jelas saat-saat di masa lalu ketika Clara menjebaknya dengan cara yang sama. Dia mengancam akan bunuh diri, memaksanya untuk tetap bersamanya. Karena hal itulah Julian masuk ke dalam jebakan Calra. Tapi kali ini, Julian tidak akan terjebak.Apa dia pikir Julian akan jatuh ke dalam jebakannya dengan cara yang sama?Tidak!Julian sudah memutuskan, dan ini semua akan berakhir hari ini.Clara berdiri di tengah ruangan dengan pisau di tangan. Wajahnya penuh amarah dan ketakutan. “Kau benar-benar datang,” kata Clara, suaranya bergetar. “Aku tidak akan
Baca selengkapnya

Bab 45. Melepas Lelah

Julian pulang ke rumah dengan raut wajah yang penuh kelelahan. Hari itu terasa begitu panjang dan berat baginya, terutama setelah pertemuannya dengan Clara dan percakapan tegang dengan ayahnya, Harrison. Namun begitu dia membuka pintu, suara tawa ceria dan teriakan kecil menyambutnya.“Daddy! Daddy pulang!” seru Victor dan Violet serentak, berlari ke arah Julian dengan penuh semangat.“Apa Daddy lelah?” Violet dengan wajah polosnya mencoba untuk membawakan tas Julian, tapi tas itu berat dan Violet tidak bisa membawanya.“Itu berat, Vio Sayang....” Julian mengecup pipinya, kemudian mendorongnya kembali ke ruang tengah. “Lanjutkan bermain, Daddy akan meletakkan tas dulu.”Victor dan Violet kembali, sedangkan Julian berjalan ke rak tempatnya menyimpan tas kerja dan juga menggantung jas. Setelah itu Julian masuk ke dalam rumah dan melihat si kembar lagi-lagi menyambutnya.“Sudah, Daddy?” Violet bertanya dengan suara manjanya yang terdengar imut.Victor yang melihat Julian, juga tidak kal
Baca selengkapnya

Bab 46. Kau Akan Pergi?

Pagi itu, sinar matahari yang hangat menembus tirai kamar Julian. Ia terbangun lebih siang dari biasanya, merasa tubuhnya masih diliputi kelelahan dari hari sebelumnya. Namun, berbeda dari pagi-pagi biasanya yang dipenuhi dengan rutinitas bekerja, hari ini Julian memutuskan untuk beristirahat. Tidak ada pertemuan bisnis, tidak ada telepon penting, hanya waktu yang dihabiskan dengan keluarga.Victor dan Violet, yang menyadari bahwa daddy mereka tidak bekerja hari ini, segera berlari ke kamarnya dengan penuh semangat. Keduanya melompat ke tempat tidur Julian, memanggil-manggilnya dengan riang.“Daddy! Daddy! Apa Daddy tidak bekerja hari ini?” tanya Victor dengan mata yang berbinar-binar.“Ya, kenapa Daddy masih pakai baju tidur, padahal matahari sudah tinggi?” Violet ikut bertanya dengan tatapan polosnya.Julian mengusap wajahnya dengan tangan, tersenyum pada anak-anaknya yang antusias. “Tidak, Daddy libur hari ini.”Violet, dengan cepat mengingat janji Julian sebelumnya, segera berkata
Baca selengkapnya

Bab 47. Kami Sudah Usai

Julian berjalan dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit, langkahnya tegas meski hatinya berat. Begitu sampai di depan pintu kamar rawat Clara, dia menghela napas panjang, mencoba menyiapkan diri untuk apa yang akan dia hadapi. Dia mendorong pintu dan masuk ke dalam ruangan, hanya untuk menemukan Clara dalam kondisi yang kacau.Clara duduk di tepi ranjang, rambutnya berantakan, dan matanya bengkak karena menangis. Begitu melihat Julian masuk, ekspresi wajahnya berubah drastis. Dengan cepat, dia melompat dari tempat tidur dan berlari memeluk Julian erat-erat, tangisnya pecah seketika.“Julian! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak bisa hidup tanpamu!” Clara menangis tersedu-sedu, tubuhnya gemetar dalam pelukan itu.Namun, Julian tidak merespons. Dia menghempaskan Clara dengan kasar, membuat wanita itu terhuyung mundur. “Apa lagi yang kau perbuat, Clara? Kenapa kau selalu membuat masalah seperti ini?” Suara Julian terdengar dingin dan penuh kemarahan.Clara hanya menangis semakin keras. “A
Baca selengkapnya

Bab 48. Kebun Binatang

Amber duduk di ruang tamu, menatap jam dinding yang terus berdetak tanpa henti. Waktu menunjukkan sudah lewat pukul sebelas, tapi Julian belum juga pulang. Pikirannya segera beralih ke rumah sakit, membayangkan Julian yang mungkin masih berada di sana, merawat Clara. Perasaan kesal mulai merambat di hatinya, meski dia berusaha menepisnya.Dengan napas panjang, Amber akhirnya bangkit dari kursinya. Dia mengambil ponselnya dan menelepon sopir. “Tolong siapkan mobil, aku akan menjemput anak-anak ke playgroup,” katanya singkat, sebelum memutus sambungan.Di dalam mobil, Amber merasakan hatinya semakin gelisah. Pikiran tentang Julian dan Clara terus berputar-putar di benaknya. Dia tahu bahwa seharusnya dia tidak merasa cemburu atau marah, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Clara masih menjadi duri dalam hubungan mereka.Ketika sampai di playgroup, Amber keluar dari mobil dan melangkah masuk ke gedung dengan langkah yang sedikit terburu-buru. Dia melihat anak-anak bermain di halama
Baca selengkapnya

Bab 49. James dan Gracey

Beberapa hari setelah piknik yang menyenangkan itu, hubungan Julian dan Amber semakin membaik. Mereka menjadi lebih dekat satu sama lain, seolah-olah piknik tersebut berhasil membangkitkan kembali kehangatan yang pernah pudar di antara mereka. Rutinitas harian berjalan seperti biasa, Julian berangkat bekerja ke kantor, sementara Amber mengurus si kembar.Siang itu, tepat saat Amber selesai menyiapkan makan siang untuk anak-anak, Victor dan Violet pulang dari sekolah dengan penuh semangat. Senyum merekah di wajah mereka saat melihat kudapan yang sudah di meja makan.“How's your day, Victor, Violet?” tanya Amber seraya meletakkan tas si kembar di sofa.“Amazing!” jawab Violet sambil berlari kecil menyambut kudapan favoritnya.“Aku bercerita tentang liburan ke kebun binatang bersama Daddy kemarin. Uh…semua temanku langsung ingin pergi kesana juga,” cerita Victor dengan sangat fasih.“Benarkah?” Amber menanggapi dengan senyuman merekah di wajah. Momen bersama Julian memang merupakan ke
Baca selengkapnya

Bab 50. Kapan Kalian Menikah

Julian melangkah cepat menuju rumahnya, detak jantungnya bertalu-talu seiring kekhawatiran yang semakin membuncah. Sejak tadi siang, pikiran Julian dipenuhi berbagai skenario buruk tentang apa yang mungkin terjadi antara Amber dan ayahnya. Julian tahu betul hubungan Amber dengan ayahnya tidak pernah harmonis. Sejak awal, James menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap hubungan mereka.Begitu sampai di depan pintu, tanpa pikir panjang Julian langsung masuk ke dalam rumah. Matanya segera menangkap pemandangan di ruang tamu. James duduk di salah satu sofa, berhadapan dengan Amber yang wajahnya juga terlihat tegang. Gracey duduk di sebelah Amber, tampak memperhatikan sesuatu di meja di antara mereka. Julian merasa darahnya mendidih, menciptakan amarah yang meledak begitu saja.“Dad, apa yang sedang terjadi di sini?” Suara Julian terdengar keras dan tegas, penuh dengan kecurigaan.James mendongak, tampak terkejut dengan kedatangan Julian yang tiba-tiba. Amber pun menoleh, dan ada ketegangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status