Home / CEO / Anak Kembar Milik Hot CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Anak Kembar Milik Hot CEO: Chapter 21 - Chapter 30

76 Chapters

Bab 21. Jalan Buntu

Amber menatap Julian dengan kemarahan yang membara di matanya. “Apa lagi yang Anda rencanakan, Tuan Kingston?!”Julian berusaha tetap tenang meskipun dia bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka. “Amber, dengarkan aku. Aku tidak bermaksud jahat. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.”Amber menggeleng, tidak percaya. “Kau berpikir bisa mengambil anak-anakku dengan cara seperti ini? Kau tidak tahu betapa kerasnya aku berjuang untuk mereka.”Julian menarik napas panjang, mencoba menahan emosi. “Aku tahu, Amber. Aku tahu kau adalah ibu yang hebat. Tapi aku ingin berada dalam hidup mereka juga. Mereka berhak tahu siapa ayah mereka.”Amber menatap Julian dengan tatapan tajam, menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Tidak, Tuan Kingston. Hidupku berantakan sejak kau muncul kembali. Kau tidak tahu bagaimana sulitnya bagiku. Aku ingin kau pergi dan menjauh dari kami.”Debat semakin memanas, suara Amber mulai bergetar oleh emosi yang tertahan. “Aku sudah mencoba
Read more

Bab 22. Rencana Clara

Clara baru saja pulang dari perjalanan bisnis tiga harinya di Miami. Begitu sampai di rumah, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki lebih dalam tentang Amber dan seberapa jauh hubungannya dengan Julian. Dengan cepat, laporan yang dia harapkan pun tiba.“Nona Hayes sekarang bekerja di club malam di pusat kota, Nona,” lapor salah anak buahnya, Tara Medley.Clara tersenyum licik. “Bagus. Kirim orang untuk mengganggu dan merendahkannya. Aku ingin dia merasa tertekan dan tak berdaya.”Setelah memberikan perintah itu, Clara segera menghubungi Julian dan mengajaknya makan malam. Dia berharap bisa mempererat hubungan mereka dan mengendalikan situasi. Namun, respon Julian membuat Clara kecewa.“Tidak bisa, Clara. Aku sudah ada janji malam ini. Mungkin kita bisa pergi makan malam di lain waktu.” kata Julian dengan acuh dan dingin.Dia sudah berencana mengajak si kembar ke cafe anak, Mark telah bersusah payah membujuk Jessie, semata-mata agar wanita itu mau bekerjasama dan den
Read more

Bab 23. Bekerjalah Padaku

Malam itu di kelab, Amber sedang bekerja seperti biasa, menghidangkan minuman dan mengelap meja-meja yang dipenuhi oleh pengunjung. Namun, ada dua pelanggan yang terus menatapnya dengan pandangan mesum. Mereka duduk di pojok ruangan, berbicara pelan sambil sesekali tertawa, dan setiap kali Amber melintas, tatapan mereka terasa menyulitkannya.Amber merasa tidak nyaman, dan kegelisahannya terlihat jelas oleh teman satu shift-nya, Peter. Peter, yang sedang mengatur gelas-gelas di bar, melirik ke arah kedua pria itu lalu mendekati Amber.“Amber, kau kelihatan tidak nyaman. Ada masalah?” tanya Peter dengan suara pelan namun penuh perhatian.Amber mengangguk sedikit, matanya melirik ke arah kedua pria tersebut. “Mereka terus menatapku, Peter. Aku merasa terganggu.”Peter mengangguk memahami. “Kenapa kau tidak pindah ke pantry saja? Aku yang akan mengambil alih di sini. Biar aku yang mengurus mereka.”Amber merasa lega mendengar tawaran itu. “Terima kasih, Peter. Aku akan ke pantry sekarang
Read more

Bab 24. Pria Otoriter

“Aku sudah mengatakan pada bosmu bahwa kau mengundurkan diri mulai malam ini, Amber.” Julian memasuki ruang loker karyawan tempat dia meninggalkan Amber sebelumnya untuk berbicara dengan pemilik kelab.“Tuan Kingston, apa yang kau bicarakan?!” Amber langsung berdiri, dia marah dan suaranya meninggi. “Siapa kau berani-beraninya mengatur hidupku?!”Julian terdiam, dia membiarkan Amber meluapkan amarahnya.“Aku mencari pekerjaan ini dengan bersusah payah setelah kau membuatku dipecat dari Mouren Inc, dasar brengsek!” Amber menarik napas, dia terengah-engah. “Kau menghancurkan hidupku, pekerjaanku, dan-”“Sudah malam, ayo pulang. Aku akan mengantarmu.”“Tuan Kingston!”Julian memicing tajam, “diamlah, sebelum aku berubah pikiran dan membawamu ke hotel sekarang juga, lalu menidurimu semalam suntuk.”Amber langsung menutup mulutnya. Julian menatap Amber dengan tekad yang bulat. Tanpa berkata-kata, dia merangkul Amber dengan lembut namun tegas, memapahnya keluar dari ruang loker karyawan. Am
Read more

Bab 25. Sekretaris Julian?

Pagi yang cerah di apartemen Jessie, tetapi suasana tegang di dalamnya. Tepat pukul tujuh, bel apartemen berbunyi. Amber, yang masih merasa cemas setelah kejadian malam sebelumnya, membuka pintu dan melihat Mark berdiri di sana dengan senyum profesionalnya.“Selamat pagi, Nona Hayes,” sapa Mark dengan sopan.“Pagi, Tuan. Ada apa?” tanya Amber, meskipun dia sudah bisa menebak maksud kedatangannya.“Saya Mark Trupperton adalah asisten Tuan Kingston, kedatangan saya ke sini adalah untuk menyampaikan perintah dari Tuan Kingston, Nona Hayes.”Mark mengeluarkan sebuah map dari tas kerjanya dan menyerahkannya kepada Amber. “Ini kontrak kerja yang disiapkan Tuan Kingston untuk Anda. Beliau ingin Anda menjadi sekretaris pribadinya di Kingston Corporation.”Amber membuka map itu dan membaca isi kontrak dengan seksama. “Sekretaris pribadi?” gumamnya, keraguan tampak di wajahnya. “Aku tidak yakin ini pekerjaan yang tepat untukku. Aku sudah menolaknya semalam, Tuan Trupperton.”“Tuan Kingston sang
Read more

Bab 26. Seperti Keluarga

Suasana di dalam tenda sirkus begitu hidup. Lampu-lampu berwarna-warni menerangi panggung, menciptakan suasana magis yang memukau setiap mata yang memandang. Suara riuh penonton mengisi udara dengan gelak tawa dan tepuk tangan. Victor dan Violet duduk di antara Julian dan Amber, mata mereka berbinar-binar menyaksikan pertunjukan akrobat yang memukau.“Mommy, lihat! Mereka terbang!” seru Violet, menunjuk ke atas di mana dua akrobat berayun di udara dengan gaya yang memukau.Amber tersenyum dan mengangguk. “Ya, sayang. Mereka hebat sekali, ya?”Seorang akrobatik melompat dari satu trapeze ke trapeze lainnya dengan kelincahan yang luar biasa. Dia bergerak dengan elegan dan presisi, seolah-olah terbang di udara. Di bawah panggung, badut-badut dengan wajah penuh make-up konyol melakukan aksi lucu yang membuat penonton terpingkal-pingkal.“Ini sangat menyenangkan!” Victor, yang duduk di sebelah Julian, menoleh dan bertanya, “Daddy- ma… maksudku Uncle Julian, apakah kita bisa datang lagi ke
Read more

Bab 27. Clara Menggila

Julian pulang ke penthouse yang lebih dekat dengan kantornya, sebab dia belum menyelesaikan beberapa pekerjaan. Begitu membuka pintu, dia terkejut mendapati Clara sudah menunggunya di sana.“Apa yang kau lakukan di sini, Clara?” tanya Julian dengan nada datar, mencoba menyembunyikan kekesalannya.Clara memandangnya tajam. “Aku yang seharusnya bertanya, ke mana saja kau tadi?”Julian menghela napas, “Clara, bukankah kau sudah menyelidikiku? Harusnya kau tahu. Berhenti basa-basi.”Clara mengepalkan tangannya. “Aku tidak berhasil karena kau terus menghalangi. Jadi, aku datang langsung untuk meminta penjelasan.”“Aku bekerja, Clara. Dan itu bukan urusanmu,” jawab Julian singkat sambil berjalan menuju meja kerjanya. “Saat ini aku sangat lelah. Lebih baik kau pergi.”Clara tidak terima. “Apakah kau bersama Amber lagi? Itu sebabnya kau menghalangi orang-orangku untuk menyelidikimu?”“Itu bukan urusanmu,” balas Julian dengan dingin.Clara semakin kesal. “Kita akan segera menikah, Ian. Kau tid
Read more

Bab 28. Teror

Setelah insiden Clara menampar Amber, hubungan Julian dengan Amber yang sebelumnya mulai menghangat kini kembali merenggang. Amber, merasa terpojok dan terancam oleh Clara, dia mulai menghindari Julian sebisa mungkin.Clara menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan sebisa mungkin menghindari percakapan yang tidak perlu. Namun, Julian tidak membiarkan situasi ini berlangsung lama. Dengan otoritas yang dimilikinya sebagai bos, Julian menemukan cara untuk terus berada di dekat Amber. Dia memaksa Amber ikut dalam berbagai meeting, meskipun sebenarnya tidak ada urgensi bagi Amber untuk hadir.“Amber, siapkan presentasi ini untuk meeting besok,” katanya dengan tegas, tidak memberi ruang untuk penolakan.Amber hanya bisa mengangguk patuh, meski hatinya memberontak. Setiap kali ada rapat, Julian selalu memastikan Amber duduk di dekatnya, kadang-kadang bahkan di sebelahnya. Setiap kali Amber mencoba menjauh, Julian akan memanggilnya dengan alasan pekerjaan. Dia bahkan membuat Amber lembur, sehin
Read more

Bab 29. Menyusul Amber

Julian merasakan kegelisahan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Begitu mengetahui Amber telah pergi membawa si kembar ke Dallas, hatinya menjadi kacau. Ia segera memanggil Mark ke ruangannya.“Mark, aku butuh penerbangan ke Dallas secepatnya,” kata Julian dengan suara tegang.Mark mengangguk, tetapi ada keraguan di wajahnya. “Tuan, ada satu rapat penting yang tidak bisa ditinggalkan. Proyek mega city dengan Moureen Inc butuh beberapa eksekusi lanjut dari Anda, Tuan. Kita sudah menyiapkannya selama berbulan-bulan, apa Anda tidak keberatan jika proyek ini gagal?”Julian mengepalkan tangannya, merasakan konflik antara kewajiban profesional dan perasaannya. “Berapa lama rapat itu?”“Kurang lebih dua jam,” jawab Mark.Dengan napas berat, Julian menatap kalender di meja kerjanya. “Baiklah, kita selesaikan rapat itu secepat mungkin. Segera siapkan penerbangan setelah rapat selesai.”Mark mengangguk dan segera meninggalkan ruangan, mulai mengatur segala sesuatunya. Julian mencoba menen
Read more

Bab 30. Kesempatan

Amber menatap Julian dengan mata terbelalak, tak percaya bahwa Julian benar-benar ada di depannya. Hatinya berdebar kencang, campuran antara kekagetan dan kemarahan. Ia segera memeluk Victor dan Violet, melindungi mereka seolah-olah Julian adalah ancaman.“Amber, tolong dengarkan aku,” Julian berkata dengan suara serak, tampak lelah namun penuh tekad. “Aku datang untuk membawamu pulang. Kita perlu bicara.”Amber menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Tidak ada yang perlu dibicarakan, Julian. Aku sudah membuat keputusan dan aku tidak akan kembali.”Julian melangkah mendekat, tetapi Amber mundur selangkah, tetap memegang erat anak-anaknya. “Amber, tolong. Aku tahu aku telah membuat kau dan anak-anak mengalami hal buruk, tetapi aku ingin kau di sisiku. Aku mencintai anak-anak kita. Aku tidak bisa membiarkan kalian pergi begitu saja. Aku harus melindungi kalian.”Margareth, yang mendengar keributan di halaman, segera keluar. Melihat Julian, dia memasang wajah tegas namun tetap tenang. “He
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status