Home / Fantasi / Legenda Sang Phoenix Abadi / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Legenda Sang Phoenix Abadi: Chapter 121 - Chapter 130

296 Chapters

121. Pertempuran Usai.

Menghentakan kakinya, saat terbang keatas langit. Tubuhnya telah ber transformasi menjadi seekor Phoenix dengan bulu merah keemasan. Terus terbang berputar putar, kini Xiao Chen mulai menunjukann aura dominasi dari hewan suci terkuat di tiga daratan. Kyaaaaaat! Kyaaaaaat! "Si-sial... Dia berhasil menyadari sumbatan darahnya..." gadis itu berkata, lalu menatap pemuda klan Naga yang sejak tadi hanya diam saja. "Kamu tahan dia sebentar... Bukankah kamu seekor Naga yang mampu mengimbangi seekor Phoenix?" "Ta-tapi ketua sekte Awan Berkabut masih belum pergi... Aku..." "Takut? Itu tidak akan pernah terjadi, selama aku ada disisimu..." Pemuda itu mengangguk, lalu mulai bertransformasi menjadi seekor Naga. Dua eksistensi keberadaan hewan suci yang begitu kuno kini terlihat. Keduanya benar benar menunjukan dominasi mereka. Namun dalam pertempuran, dua hewan legenda ini begitu sulit ditentukan kemenangannya. Entah siapapun itu, hanya akan terjawab ketika Xiao Chen mulai menyerang.
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

122. Permintaan semua pasukan!

"Bocah aku tahu bagaimana rasa kekecewaanmu terhadapku... Namun yang harus kamu ketahui, Aula Langit tidak ada tandingannya, bahkan di tiga daratan, sekalipun ada yang berani menyinggung mereka, makan mereka tidak akan berbelas kasih...""Yaa, aku tahu itu... Karena aku sudah menyelesaikan masalahku, kamu bisa pergi... Anggap saja, aku seperti yang kalian pikirkan, aku adalah orang luar..."Tidak ingin berdebat, semua ini dikarenakan rasa sakit hatinya. Hingga ketua sekte Awan Berkabut hanya bisa menggelengkan kepala, lalu berkata, "Apa benar dia anak dari Kaisar Phoenix itu? Sayang sekali, dia belum mengetahui luasnya tiga daratan..."Meski lirih, dan Xiao Chen telah menjauh. Dia mulai tersenyum tipis, lalu menghentikan langkah dan membalas ungkapan remeh yang ketua sekte Awan Berkabut katakan. "Yaa, aku belum mengetahui luasnya tiga daratan. Namun, kelak kamu tunggu saja bagaimana namaku menggoncang kekuatan tiga daratan..."Beberapa saat berjalan, dan membantu Parna kultivator mem
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

123. Tujuan Pohon Kepahitan.

"Baiklah, aku akan menerimanya... Sekarang bangkitlah, dan semua orang ambil pill yang ada disampingku. Semua harus dibagi secara rata?!"Semua orang tersenyum lebar. Pasalnya mereka mengira Xiao Chen ini membuat banyak pill untuk cadangan perjalanannya. "Pe-pemimpin yang benar saja?!""Be-benar... Di daratan ini, pill tingkat lima tidak pernah ditemukan, dan pemimpin memberi kami secara cuma cuma?"Xiao Chen tersenyum, dia mengambil lima butir pill pemulih luka dalam, lalu memperlihatkan pill itu dan segera menelannya. "Aku tidak membutuhkannya, ambilah dan bagi secara rata... Anggap, pill ini adalah hadiah dari kemenangan yang kita raih! Jangan sampai ada yang tidak kebagian loh?""Benar juga! Kapan lagi dapat merasakan manfaat pill dengan kualitas yang tinggi?"Semua orang mulai berebut mengambil satu persatu pill sesuai kebutuhan mereka. Bahkan Jendral Baimo yang terlihat tenang juga ikut berebut. Sungguh hal ini membuat perasaan haru muncul didalam hatinya. Meraih beberapa pil
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

124. Menjadi bahan ejekan!

Gadis rubah menjelaskan panjang lebar tentang fungsi dari Pohon Kepahitan. "Baiklah aku akan menyetujuinya..."Melihat gadis rubah juga bukan orang yang kejam. Xiao Chen kemudian melihat tatapan Xiao Fei mulai berubah. Hingga melamun sebentar, tiba tiba Xiao Fei berteriak dan merasa seakan ketakutan."Akkkkh!""Xiao Fei?"Menatap wajah ayahnya, Xiao Fei segera memeluk ayahnya dengan erat, rasa ketakutan membuat tubuhnya bergetar, dan dia hanya berkata, "a-ayah aku takut... Fei'er takut kegelapan!""Fei'er tenang... Sekarang ada ayah," sembari melepas pelukan Xiao Fei, lalu memandangi bola mata yang terlihat begitu indah ketika melihatnya. Sejenak terdiam, akhirnya Xiao Chen tidak ingin mengatakan kondisi sesungguhnya yang dialami oleh Xiao Fei. Melanjutkan perjalanan, keduanya terus menuju kearah barat. Hingga memakan waktu satu hari setelahnya, akhirnya perjalanan mereka terbayar, karena keduanya telah tiba di depan gerbang besar, yang terlihat sangat kuno dan dijaga oleh dua patu
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

125. Terpukau oleh kecantikan Xiao Fei.

Wajah Xiao Chen seketika berubah menjadi datar, suara dingin mulai keluar ketika dia mendapatkan sebuah pengetahuan dari ingatan yang ditinggalkan oleh gurunya. "Bukankah hanya sekedar kristal jiwa...,"Swuuuuuuuuuush! Hanya dengan sekali kibasan tangan, gunungan kristal jiwa terbentuk, bahkan kristal berwarna biru muda yang terang itu seakan terus muncul dari atas kehampaan. "Ka-kaya sekali..." semua orang terkejut, bahkan mereka kini hanya bisa terdiam akibat apa yang telah dilakukan oleh Xiao Chen. "Apa gunungan kristal jiwa ini masih tidak cukup untuk membeli satu set pakaian di tempatmu...," suara dingin kembali terdengar. Yang pasti, pelayan toko pakaian itu segera menelan ludahnya. Pandangannya ikut berubah, apalagi mengingat selagi ada Kristal Jiwa pasti semuanya bisa dibeli secara cash. "Tu-tuan a-aku...""Ada apa ini? Kenapa begitu ramai?" tiba tiba suara pria paruh baya, bertumbuh gemuk, dengan kumis panjang melingkar keluar dari toko. Menatap kearah keramaian, tentu
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

126. Kepala Desa tiba, dan Xiao Chen tidak takut untuk bertanggung jawab!

Melihat makian pemuda itu terhadap ayahnya, Xiao Fei ingin sekali menampar wajahnya. "Fei'er untuk apa mendengarkan suara hantu di siang bolong?"Menenangkan Xiao Fei agar tidak terprovokasi oleh ungkapan Qian Lu. Xiao Chen kemudian berkata, "pelayan berapa harganya?"Sang pelayan terdiam, namun pandangan matanya terus tertuju pada Qian Lu yang tiba tiba menghampiri Xiao Chen. "Tciiiih! Memang anak desa sepertimu memiliki kristal jiwa! Biar ku kasih paham, satu set pakaian itu jika tidak salah berharga seratus ribu kristal jiwa... Apa kamu mampu membelinya hah?""Benarkah seperti yang hantu ini katakan?" Xiao Chen menaikan alisnya, dia mencoba memastikan harganya kepada sang pelayan yang kini hanya bisa menganggukan kepalanya. "Kenapa pasti tidak mampu membelinya kan! Gadis cantik, tidur semalam denganku, kelak satu tahun kemudian aku pasti akan membelinya untukmu!" ucap percaya diri Qian Lu. Wajah Xiao Fei memerah mendengar perkataan Qian Lu. Jelas dia merasa terhina atas perkata
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

127. Memberikan sebuah pelajaran

"..." luka akibat rahangnya yang patah, Qian Lu hanya bisa menarik pakaian ayahnya. Dia berharap ayahnya akan membunuh pemuda berambut putih, yang membuatnya tidak bisa berbicara. Namun hal yang tidak terduga terjadi, Qian Zhan yang merupakan ayah dari Qian Lu, selaku kepala desa Tibet itu bergerak cepat. Lalu melancarkan sebuah tamparan keras yang tertuju pada Xiao Chen. Melihat hal ini, dan Xiao Chen tidak bisa tinggal diam mulai ikut mengayunkan tinjunya. Meski Qian Zhan telah mengawali serangan, namun kecepatan Xiao Chen ini lebih cepat. Hingga tamparannya meleset, yang ada sebuah bogem mentah telak mengenai wajahnya, lalu membuat tubuhnya meluncur deras kearah permukaan tanah! "Si-sialan kepala desa kalah hanya dengan sekali tinju?""Siapa identitas pemuda itu?""Tidak mungkin jika dia berasal dari daratan Tian Zhou?!"Memelototkan matanya, Qian Lu segera menunjuk kearah Xiao Chen. Sontak ketiga panatua di desanya itu mengetahui perintah dari anak kepala desa. Ketiga tiganya
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

128. Danau terlarang.

Semua orang harus dibuat jatuh berlutut ketika aura kuat mencoba menindas, dan menekan tubuh para kultivator yang telah memukuli Qian Lu. Menghilang menggunakan kekuatan ruang, Qian Yu yang merupakan paman dari Qian Lu itu berkata dengan nada kesal. "Nak dimana ayahmu? Bisa bisanya membiarkan anak bodoh sepertimu dihakimi oleh warganya sendiri?"Qian Lu yang rahangnya patah itu mencoba menjelaskan menggunakan gerak gerik tangan, dan tubuhnya. Jelas dia mencoba memberikan cerita menggunakan bahasa isyarat. "Aku tidak mengerti, kamu kemari... Katakan dengan jelas dan sejujurnya!" Qian Yu menarik tubuh salah satu pria kearahnya menggunakan energi Qi. Pria itu tidak bisa mengatakan apapun, kecuali apa yang dia lihat. Mendengar semua ini, kedua bola mata Qian Yu memerah, pandangannya juga berubah tajam, lalu berkata dengan suara yang begitu menggelegar. Bahkan mengguncang satu desa hanya dengan teriakan biasa! "Siapa pemuda itu?!""Ka-kami tidak tahu, dia bersama gadis muda, dan rambu
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

129. Cacing Penghisap Jiwa 1.

"Sial... Fei'er tidak bisa bertahan lebih lama?!" Melihat ke arah Xiao Fei yang kesulitan untuk melepaskan diri dari serapan energi yang menyerap tubuhnya. Kini Xiao Chen mencoba merobek ruang. Namun yang tak di duga, seolah tidak ada ruang hampa untuknya. Apa yang dia lakukan benar benar sulit untuk dimengerti. 'Tidak bisa menggunakan kekuatan ruang... Danau ini...' berkata dalam hati, dan menyatukan kedua giginya firasat Xiao Chen semakin buruk. Pasalnya gelombang air bergerak kearah mereka. "A-ayah aku tidak mampu menahannya lagi?!" ungkap Xiao Fei mulai berkeringat dingin. "Jika begitu hanya ada satu cara..." membentuk segel tangan yang sangat rumit. Seketika lingkaran formasi muncul dibawah kakinya. Lingkaran formasi ini tidak terlalu besar, mungkin memiliki diameter lebih dari dua puluh meter. "Tapak Pembalik Langit?!" Swuuuuuuuuung! Formasi pembunuh berdengung dan mengeluarkan energi Qi yang mengerikan. Seketika muncul sebuah tapak tangan raksasa dari lingkaran fo
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

130. Cacing Penghisap Jiwa 2. Rahasia besar yang tersembunyi

* Tidak ada pergerakan dari cacing air raksaksa dibawahnya. Kini Xiao Chen segera menggunakan langkah seribu petirnya berusaha untuk meninggalkan area itu. Akan tetapi, cacing penghisap jiwa benar benar tidak merasa puas setelah menyerap energi besar, dan esensi api Hati Naga. Kini dia mulai membuka mulutnya lagi, hingga langkah Xiao Chen harus kembali terhenti. Bahkan secara perlahan, tubuhnya terus tertarik kearah mulut sang cacing meski telah mengerahkan semua kemampuannya dalam mengepakan sayapnya. "Arghhhh! Aku tidak bisa berbuat apapun..." berkata, lalu memandang kearah Xiao Fei, kini dia harus merasakan hal yang sulit untuk di lalui. Tidak tahu siapa pria paruh baya itu, bahkan salah satunya membuat Xiao Fei pingsan lalu menggendongnya. Kini dia mulai mengeluarkan ledakan api merah keemasan dari dalam tubuhnya dan membiarkan dia terserap kedalam mulut cacing penghisap jiwa dibawahnya. Sraaaaaash! Kraaauk! Kraaaaaauk! Melihat mangsanya telah memasuki mulut, kin
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
30
DMCA.com Protection Status