All Chapters of Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya : Chapter 61 - Chapter 70

162 Chapters

61 Bukan Nyonya Kamu Lagi!

“Ya, ya, terserah. Yang penting saya ingin ikut terlibat dalam perkembangan Noah.” Setelah puas menimang sang putra, Gio terpaksa meninggalkan rumah Kalila dengan memendam kejengkelan. “Ini terakhir kalinya kita bertemu, terakhir kalinya pula kamu dapat uang!” Nia menjejalkan sebuah amplop cokelat ke tangan seorang pria yang berdiri di depannya. “Terima kasih ....” “Tidak usah basa-basi, cepat pergi dari hadapanku!” “Kasar sekali,” decih pria itu sembari tersenyum miring. “Senang bekerja sama dengan kamu, Nia ....” “Cepat pergi!” Pria itu melempar senyum terakhir sebelum akhirnya berbalik pergi dari hadapan Nia. Hanya berselang beberapa saat saja setelah pria itu pergi, mobil Gio terlihat melaju pelan memasuki halaman rumah. “Mas Gio!” Nia buru-buru merapikan rambutnya dan memasang senyum manis di sudut bibir. Gio turun dari mobilnya dan sedikit heran karena Nia berada di luar rumah. “Tumben kamu menyambutku?” Nia tersenyum salah tingkah. “Memangnya
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

62 Ayah Kandung Noah

“Bagaimana, apa cicit kakek bisa mampir ke sini?” tanya Herdian tidak sabar. “Bisa Kek, itu ...” Gio terdiam saat pintu ruangan terbuka, memperlihatkan seseorang yang sedang membawa Noah dalam dekapannya. “Arka!” Gio nyaris terbelalak melihat kedatangan putranya bersama sang sepupu. “Kok bisa Noah ada sama kamu?” Sebelum menjawab pertanyaan Gio, Arka lebih dulu tersenyum hormat kepada Herdian dan menyerahkan Noah kepadanya. “Tadi aku mampir ke toko Lila dan teman-temannya, kebetulan katanya Noah mau ke kantor kamu, jadi aku menawarkan diri untuk mengantarkannya ke sini.” Arka menjelaskan. “Kakek, apa kabar?” “Tentu bahagia sekali karena bisa bertemu cicit!” jawab Herdian sambil menimang-nimang Noah. Gio berdiri. “Aku bikin kopi dulu, Kek.” “Suruh saja Haris, bilang sama dia kalau kakek teh hangat saja.” Gio mengangguk dan dengan sengaja menarik bahu Arka supaya mengikutinya keluar. “Apa itu artinya Lila juga ikut sama kamu?” tanya Gio dalam bisikan rendah.
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

63 Risikonya Bercerai

Setelah satu jam berlalu tanpa kabar, Kalila kembali menelepon Bik Nuri. “Halo, Bik? Kok Noah belum diantar pulang juga?” protes Kalila begitu panggilannya tersambung. “Aku masih ingin menghabiskan waktu dengan Noah,” sahut Gio yang menggunakan ponsel Bik Nuri. “Kamu ... ini sudah terlalu lama!” tegur Kalila. “Noah tidak bisa lama-lama jauh dari aku ....” “Buktinya Noah anteng-anteng saja di sini, kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Aku pasti akan mengantar Noah pulang bersama Bik Nuri.” “Tolong jangan rusak jadwal yang sudah susah payah aku terapkan untuk Noah, kamu tidak akan paham!” “Kamu pikir Noah adalah satu-satunya anakku?” tanya Gio dingin. “Sebelum ini aku sudah punya anak dan aku sedikit tahu kalau jadwal tidur bayi tidak bisa diatur terlalu ketat.” Kalila terdiam. “Kamu hanya ibu baru yang belum lama berubah status, jadi jangan bersikap seolah kamu lebih tahu daripada Nia dan aku.” Gio menambahkan. “Kamu tunggu saja di rumah, Noah pasti akan aku pul
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

64 Menginginkan Pesta Pernikahan Mewah

Nia memalingkan wajahnya dengan tidak terima. "Bik!" Panggilan Nia bercampur dengan suara gebrakan tangan di atas meja. "I—iya, Bu?" "Ngomong apa kamu sama Tuan?" tanya Nia dengan mata melotot tajam. "Sa—saya tidak ...." "Ngomong apa kamu sama Tuan, hah?" "Saya ... menanyakan gaji saja, Bu!" "Berani-beraninya ya kamu!" "Saya hanya menanyakan hak saya saja, Bu ... Biasanya sebelum ini Tuan tidak pernah telat membayarkan gaji saya ... Maaf, kalau itu salah ...." "Telat paling berapa hari sih, sudah ribut saja!" gerutu Nia seraya menggebrak meja kembali. Kali ini, Bik Jani memilih untuk tidak menjawab. Sejak berganti majikan, kehidupan pekerjaan di rumah Gio telah berubah tak ubahnya seperti neraka. "Nih!" Setelah puas meluapkan emosinya, Nia membanting setumpuk uang di atas meja. "Saya kasih setengahnya dulu!" Mata Bik Jani terbelalak lebar. "Kok hanya setengah, Bu?" "Itu akibatnya kalau bikin saya marah, sisanya akan saya kasih akhir bulan ini!" ketu
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

65 Target dari Kakek

“Kalau aku jadi Arka, aku pasti sudah hilang rasa sama kamu alias ilfeel!” sungut Zia, lalu fokusnya kembali kepada Noah yang berada dalam gendongannya. “Hilang rasa ...? Aku tidak mengerti,” geleng Kalila, yang memutuskan untuk langsung memulai pekerjaannya membuat konten-konten menarik. “Lil, kelihatannya Arka menaruh hati sama kamu.” Zia masih mengusik Kalila yang sedang menyalakan laptopnya. “Kalau tidak, mana mungkin dia kasih bunga dan bingkisan?” “Itu hanya ucapan semangat dari seorang teman kepada temannya,” ralat Kalila. “Arka itu sepupu mantan suami, dan aku sudah lama mengenalnya. Dia juga yang bantu aku untuk belajar bekerja, berbisnis, dan mengenalkan aku kepada kamu dan Dea.” Zia mengangguk-angguk, meski dia memiliki firasat yang berbeda tentang bingkisan dan juga bunga yang diberikan Arka kepada Kalila. Di kantor lainnya, Gio dan Herdian sedang terlibat diskusi penting di ruangan rapat dengan Haris sebagai saksi. “Jadi karena kamu gagal mempertahankan r
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

66 Tidak Pernah Menceraikan

Gio melihat interaksi antara mantan istrinya dan Arka, ada rasa tidak nyaman yang merambat di hatinya. Bisa-bisanya mereka ngobrol bebas seperti itu tanpa memerhatikan kami sama sekali, pikir Gio dalam hati. “Yuk, Mas?” ajak Nia sambil menggamit lengan Gio di sampingnya. Kalila tidak menunjukkan reaksi apa pun saat mantan suaminya duduk di seberang meja bersama Nia. “Minum?” Arka menawari. “Nanti kalau kurang, aku akan minta pelayan untuk menyeduh lagi.” “Ini saja dulu,” sahut Gio datar. Untuk sesaat, suasana berlangsung hening selain hanya denting cangkir yang beradu dengan sendok ketika Nia menyiapkan teh untuk suaminya. “Kira-kira berapa usia yang aman bagi bayi untuk belajar berenang ya?” tanya Kalila melanjutkan obrolannya dengan Arka. “Noah mau kamu ajari berenang?” “Bukan aku, tapi yang ahli di bidang ini. Aku suka saja melihat anak-anak bayi belajar renang ....” “Nanti aku coba cari informasi,” kata Arka antusias. “Pasti lucu kalau Noah berbaring d
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

67 Bukan ATM Berjalan

“Siapa yang menelepon? Kok tidak kamu angkat?” tanya Gio tanpa memandang Nia. “Temanku, Mas! Biasa, dia kalau telepon selalu ajak ngobrol. Jadi harus tunggu sampai di rumah dulu,” jawab Nia buru-buru, sebisa mungkin dia tidak ingin memperlihatkan rasa gugupnya di depan Gio. “Aku mau di ruang kerja dulu beberapa jam, jangan ada yang ganggu.” Gio berpesan kepada Nia ketika mereka tiba di rumah. “Mau aku bikinkan kopi untuk menemani kamu kerja, Mas?” “Oke.” “Aku tidurkan Sherin dulu, kelihatannya dia sudah mengantuk.” Gio mengangguk dan meneruskan langkahnya menuju ruang kerja. “Cepat tidur ya, Sayang?” bisik Sherin sambil menimang-nimang Sherin dalam gendongannya, sementara benda pipih itu mulai berdering lagi. “Astaga ...!” Antara panik dan kesal, Nia menolak panggilan itu berkali-kali dan memasukkan ponsel itu ke laci lemari. “Ibu buatkan susu dulu, ya? Jangan ke mana-mana!” Nia meletakkan Sherin di dalam boks dan segera berlari turun ke dapur untuk membuat sebotol s
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

68 Membatalkan Pesta Pernikahan?

Tut! Kesal karena pembicaraan itu tidak ada habisnya, Nia langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. Wajah yang semakin lama terlihat lebih kusam itu tampak keruh, dia paksa otaknya untuk berpikir ke mana lagi akan mencari uang. Meminta kepada Gio lagi? Mustahil, pikir Nia muram. “Apa sebaiknya aku batal pesta pernikahan saja ya?” gumam Nia sambil berjalan mondar-mandir di kamar Bik Jani. “Sebagai gantinya, aku minta uang saja untuk biaya masa depan Sherin. Toh ke depannya aku masih bisa minta uang lagi ....” Nia berhenti mondar-mandir, lalu menarik napas panjang. Setelah suasana hatinya sedikit membaik, dia keluar dari kamar Bik Jani dan sempat celingukan ke sana kemari. Meskipun mantap untuk membatalkan pesta pernikahan, tapi Nia tidak ingin buru-buru mengutarakan niatnya kepada Gio. Dia tahu situasi saat ini sedang tidak mendukung, karena itu jangan sampai dirinya bertindak ceroboh. Selama menunggu proses balik nama, Gio segera meminta Haris untuk m
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

69 Sherin adalah Kesalahan?

“Aku sudah transfer tiga puluh juta, setelah ini enyahlah dari hidupku selamanya!” pekik Nia kepada seseorang melalui sambungan telepon. “Luar biasa, aku suka sekali dengan pengertian kamu ....” “Tidak usah basa-basi, itu uang terakhir yang aku transfer buat kamu! Pergilah sejauh mungkin dariku, jangan sekali-kali kontak aku lagi. Mengerti?” “Ck, ck, ck ... Sungguh kejam kata-katamu itu, apa kamu lupa kalau aku adalah ....” “Sudah, diamlah!” desis Nia sambil berkacak pinggang meskipun lawan bicaranya tidak dapat melihat. “Kalau sampai kamu mengusik hidupku lagi, aku tidak akan diam saja.” Lawan bicara Nia terkekeh. “Aku sedih kamu tidak merindukan aku, Sayang.” “Jangan bikin aku muak, apa yang terjadi di masa lalu adalah kesalahan fatal ....” “Apa itu berarti Sherin adalah kesalahan?” “Diam, cepat pergi hari ini juga!” usir Nia, dia putuskan pembicaraan mereka detik berikutnya. Kelihatannya aku harus ganti nomor, pikir Nia sambil berjalan mondar-mandir di
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

70 Kamu pikir aku bodoh?

“Coba dulu, tapi bicaranya saat Tuan Gio sendirian. Jangan sampai Bu Nia tahu, Bik.” “Itu yang sulit, Nur ....” “Atau kamu berhenti kerja saja, Bik? Seram sih punya majikan seperti Bu Nia.” Bik Jani menarik napas. Saran dari Bik Nuri sebenarnya masuk akal, tapi mau kerja di mana lagi kalau Gio tidak mempercayai ucapannya dan berujung dipecat? “Tuan ...?” Bik Jani memberanikan diri mendekat ke meja saat Gio muncul di dapur tanpa Nia. “Ada apa, Bik?” “Anu ... Bu Nia tidak ikut sarapan?” “Sherin sedikit rewel, jadi Bu Nia sarapan nanti.” Bik Jani mengangguk, dia benar-benar harus menyiapkan mental sebelum melanjutkan ucapannya. “Maaf, Tuan ... Saya ... sampai sekarang saya belum mendapatkan separuh gaji saya ....” Gio menatap Bik Jani dengan heran. “Belum mendapatkan separuh gaji? Maksudnya?” Bik Jani lantas menceritakan duduk perkaranya kepada Gio, berharap jika majikannya ini mau mempercayai ucapannya. “Jadi gaji Bibik baru dibayar separuh?” Gio te
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status