All Chapters of Pembalasan Istri yang Kau Duakan: Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

21. Buang Pakaianmu!

Kayla membuka pintu setelah mendengaar suara bel. Wanita itu segera bergegas untuk melihat siapa tamunya kali ini.Setelah tadi dia dikejutkan dengan kedatangan teman Sagara secara tiba-tiba."Saga?"Sagara segera mendorong pintu dan masuk tanpa menunggu perintah dari Kayla. Sebenarnya dia bisa saja masuk tanpa menekan bel lebih dahulu, hanya saja Sagara tidak ingin berbuat seenak itu. Dia menghargai privasi Kayla.Bruk!Terdengar langkah kaki Kayla yang menyusul di belakang pria bertubuh tinggi tegap itu. "Kamu kok pulang ke sini?""Memangnya aku salah pulang ke rumah calon istriku?" tanya Sagara dengan wajah datar.Deg!Namun, hal sebaliknya justru terjadi pada Kayla. Jantung wanita itu berdegup kencang saat mendengar perkataan Sagara.Ya, dia memang calon istri pria itu, tetapi bukankah pernikahan mereka hanya sebatas kontrak saja?"Meskipun sebatas kontrak, pernikahan kita nanti tetap akan sah di mata agama dan juga hukum," ujar Sagara seolah tahu isi pikiran Kayla saat ini. Dia b
Read more

22. Perlakuan Sederhana

Sagara benar-benar tak main-main dengan ucapannya. Pria itu bersungguh-sungguh tentang semua barang-barang milik Kayla yang masih berkaitan dengan Andra. Bahkan, Kayla sama sekali tak kuasa untuk menolak keinginan Sagara yang terdengar cukup konyol itu. Walaupun terpaksa, pada akhirnya dia membuang semua benda yang pernah dibelikan oleh Andra. Untuk itulah, mereka berada di sini. Di salah satu store pakaian dengan merek ternama, yang bahkan tidak pernah Kayla masuki sebelumnya. "Bantu dia memilih pakaian yang cocok!" perintah Sagara kepada salah satu pramuniaga yang ada di sana. Untuk kenyamanannya, Sagara sampai menyewa tempat ini dan menutupnya dari umum untuk beberapa jam ke depan. "Apa semua ini perlu, Sagara?" bisik Kayla yang tak langsung pergi. Dia merasa Sagara terlalu berlebihan. "Sangat perlu. Kakekku sangat melihat penampilan." Mendengar hal itu, Kayla tak punya kuasa lagi untuk membantah. Dia mengikuti kemauan Sagara. Mencoba berbagai jenis pakaian, dari dress pendek
Read more

23. Surat Perceraian

Selama di perjalanan Kayla tak banyak bicara. Wanita itu hanya bisa menyentuh dadanya dengan tatapan bingung, lalu bertanya-tanya, menapa jantungnya berdegup kencang seperti ini setelah perlakuan sederhana Sagara tadi."Kita sudah sampai."Kayla menoleh ke luar. Mereka sudah sampai di depan salah satu kafe. Kafe yang ingin dia kunjungi bersama Alana waktu itu. Membicarakan Alana, dia jadi teringat dengan sahabatnya yang selama beberapa minggu ini tidak tahu bagaimana kabarnya."Kata teman-temanku, makanan di sini lumayan enak. Kamu mau mencobanya?"Lamunan Kayla buyar begitu mendengar suara Sagara, dia menoleh dan tersenyum tipis. "Aku juga sudah lama mau mencobanya bersama dengan Alana." Semenjak memutuskan untuk tidak bekerja lagi di rumah sakit, Kayla memutuskan semua komunikasi dengan semua orang termasuk dengan Alana. Bukan apa-apa, dia hanya masih merasa malu saja, sebab selama ini Alana adalah saksi bagaimana Kayla selalu membanggakan Andra."Alana? Dia temanmu itu, kan?" Kay
Read more

24. Sebuah Fakta

Kayla terperangah begitu mendengar penuturan Adelia. Apa maksud wanita itu? Andra menikahinya hanya untuk meredakan amarahnya saja? Dia benar-benar tidak mengerti, itu tampak dari keningnya yang berkerut kebingungan."Apa maksudmu?" tanya Kayla dengan menggelengkan kepala. Dia hendak berdiri untuk meninggalkan Adelia karena tidak mau lagi mendengar penjelasan wanita itu yang tidak masuk akal. "Tidak. Aku tarik lagi pertanyaanku tadi. Aku tidak mau tau apa pun."Wanita berambut hitam itu bergegas setelah mengambil tas di atas meja, tetapi Adelia lebih dulu menarik tangannya. Wanita berambut cokelat yang sudah merebut suaminya itu menatap Kayla dengan tajam."Kami akan menikah waktu itu. Tidak, dia yang mengajakku menikah, tapi aku menolak karena harus study ke luar negeri."Kayla bergeming. Wanita itu tidak mau mendengar apa pun lagi.Mereka mau menikah? Itu tidak mungkin!Dia dan Andra sudah dekat selama kurang lebih satu tahun, dan Andra tidak pernah bercerita mengenai Adelia atau ap
Read more

25. Menemui Tuan Wisnu

"Kenapa wajahmu murung seperti itu?" tanya Sagara begitu melihat Kayla pulang. Dia memang sengaja pulang ke apartemen wanita itu karena berniat untuk mengajaknya makan malam bersama. Namun, apa yang dia lihat sekarang? Wajah muram Kayla setelah kembali dari pertemuannya dengan Alana. Seharusnya, Kayla merasa senang, bukan, setelah bertemu dengan sahabatnya. Namun, yang dilihat Sagara justru sebaliknya. Sementara itu, Kayla tidak menjawab pertanyaan yang Sagara lontarkan. Wanita itu justru meletakkan secarik kertas di atas meja, yang langsung diambil oleh Sagara. "Apa ini?" Pria itu bergegas membacanya, dan terkadang keningnya tampak berkerut saat membaca isi kertas yang Kayla berikan tadi. "Surat dari pengadilan. Kamu murung gara-gara surat ini, Kay?" "Kapan pernikahan kita akan dilangsungkan?" tanya Kayla tanpa menjawab pertanyaan Sagara. Wanita itu tampak menarik napas dalam-dalam dan langsung duduk, mengabaikan Sagara yang tampak kebingungan. "Pernikahan? Kenapa t
Read more

26. Kamu Sedang Berakting, Saga?

Brak! Suara gebrakan meja membuat Kayla tersentak. Wanita itu menoleh--melihat pria setengah baya yang sejak tadi hanya diam mendengarkan perbincangan mereka."Apa-apaan ini, Sagara!" bentak Haris yang sejak tadi diam saja. Napas pria itu terengah-engah saat melihat ayahnya yang terdiam dengan pucat. "Kamu akan menikahi seorang wanita yang baru akan bercerai? Mau ditaruh di mana wajah keluarga kita?"Bukannya marah ataupun kesal, Sagara justru tertawa sinis begitu mendengar perkataan Haris. "Kamu mau mengaturku, Paman?""Saga, jaga cara bicaramu!" Sekarang Tuan Wisnu yang mencoba melerai. Jika dibiarkan, maka tidak bisa ditutupi jika Sagara dan putra bungsunya itu akan bertengkar. "Biar bagaimana pun juga dia tetap pamanmu. Jadi, hormati dia.""Kalau begitu hormati juga keputusanku. Aku akan tetap menikahi Kayla."Kayla meraih tangan Sagara yang duduk di sampingnya. Di bawah meja wanita itu menggengam erat tangan pria yang sedang membelanya sekarang. Kayla tahu hal ini pasti terjad
Read more

27. Perasaan Aneh

Persidangan mereka sudah selesai, tetapi sejak tadi Kayla sama sekali tidak bisa fokus dengan apa yang ada di dalam sana. Pikirannya terus saja terusik dengan perlakuan Sagara pagi tadi. Pria itu tiba-tiba saja menciumnya, dan itu benar-benar membuat Kayla terkejut setengah mati. "Aku pikir kamu nggak akan datang." Suara seseorang yang amat sangat Kayla kenal, membuat wanita itu menoleh. Hanya sesaat, Kayla kembali membuang muka saat melihat Andra sedang berdiri di sampingnya. "Aku ingin sidang ini cepat selesai." "Oh, ya? Supaya kamu bisa segera menikah dengan pria sombong itu?" tanya Andra dengan sinis. Pria itu mendengkus tak suka. "Itu bukan urusanmu. Urus saja istri dan bayimu yang baru lahir itu." Andra menggeram kesal mendengar jawaban Kayla. Dengan marah pria itu menarik tangan Kayla, lalu menyentakkan bahu wanita itu hingga mereka saling berhadapan sekarang. "Lepaskan aku, Mas!" "Kamu mulai menyombongkan diri sekarang?" Andra Mencengkeram erat bahu
Read more

28. Janji?

Alana melambaikan tangannya begitu melihat Kayla. Mereka sudah berjanji untuk bertemu di rumah sakit, setelah tahu jika temannya itu akan datang untuk mengurus pengunduran diri."Bagaimana dengan sidangnya tadi?" tanya Alana cukup antusias. Dia memang mendukung penuh keputusan Kayla untuk bercerai dengan pria brengsek seperti Andra."Semuanya lancar karena Mas Andra yang mengugat, jadi prosesnya bisa lebih cepat.""Jadi, kamu serius mau mengundurkan diri dari sini, Kay?"Kayla membalikkan tubuhnya, hingga kini dia bisa melihat Alana langsung. Mata cokelat temannya itu memancarkan kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan."Aku nggak bisa kalau harus tetap di sini, Na.""Terus bagaimana dengan kontrak kerja kamu? Rumah sakit pasti akan memberikan denda karena kamu melanggar kontrak, kan?" Alana terlihat risau. Dia bukan tidak mau membantu jika Kayla benar-benar dikenakan denda atas pemutusan kontrak mereka.Hanya saja, dari mana Alana bisa memperoleh uang sebanyak itu untuk membantu K
Read more

29. Kedatangan Orang Asing

Kayla merebahkan diri begitu sampai di rumah. Tadi setelah urusannya di rumah sakit selesai, dia menyempatkan diri untuk ke panti sebentar. Sekarang wanita itu hanya bisa menatap langit-langit kamarnya dengan hampa. Sagara baru pergi beberapa jam yang lalu, tetapi dia sudah merasakan kehilangan. Biasanya pria itu selalu datang, dan memasak untuk makan malam mereka bersama. "Huh, perasaaan apa ini? Ayolah, Kayla. Jangan bersikap seolah kamu wanita gampang seperti ini." Kayla memejamkan mata untuk mengusir rasa gusarnya. Dia bicara pada dirinya sendiri. Semakin hari, dia semakin terbiasa dengan kehadiran Sagara, dan itu terlalu berbahaya. Kayla tidak mau lagi bergantung kepada siapa pun, termasuk Sagara. Apalagi pria itu adalah orang yang baru yang akhir-akhir ini masuk dalam kehidupannya. Lagi-lagi terdengar helaan napas panjang dari Kayla. Mendadak perkataan Sagara kemarin terlintas lagi dalam benaknya. Pria itu sudah lama mengenalnya? "Kapan kami pernah bertemu? Aku
Read more

30. Ketahuan Alana

"Kayla? Kamu Kayla, kan?" Sontak saja Kayla terdiam sembari mengingat siapa pria yang berdiri di hadapannya sekarang. Matanya langsung membulat sempurna saat mengingat jika pria itu adalah ... teman Sagara yang datang ke apartemennya waktu itu. Mendadak keringat dingin langsung membasahi dahi wanita itu. Bagaimana kalau pria di hadapannya ini mengatakan sesuatu di depan Alana. Kayla belum siap dengan semua itu. "Lo kenal dia, Van?" tanya pria satu lagi yang tidak lain adalah Alex. Alana menatap Kayla dengan mengerutkan keningnya, lalu setelah itu dia bertanya dengan wajah bingung. "Kamu kenal sama orang ini, Kay?" Devan tersenyum manis dan langsung mengulurkan tangannya ke arah Kayla. Ya, sejak tadi dia sudah melihat Kayla dan memberanikan diri setelah yakin jika wanita yang dilihatnya itu adalah wanita yang diceritakan oleh Sagara. "Kita belum kenalan waktu itu. Saya Devan, dan ini Alex." De
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status