Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jodohku Ternyata Mantan Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

105 Chapters

Bab 21: Apa yang Kau Pikirkan?

Malam harinya, setelah pesta selesai, Justin segera menghampiri Steve setelah semua tamu pergi.“Steve. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Hanya berdua,” katanya sambil melirik ke arah Nora yang berdiri di samping Steve.Lelaki itu merenggangkan genggaman tangannya di tangan Nora. “Kau masuk dulu. Aku tidak akan lama,” ucap Steve meminta agar Nora memasuki kamar hotel mereka.Nora mengangguk dan langsung masuk ke dalam kamar yang telah disediakan untuk mereka sebagai pengantin baru. Setelah Nora menghilang dari pandangan, Steve menatap Justin dengan tatapan tanya. “Ada apa, Ayah?”Justin menghela napas panjang seraya menatap lekat wajah Steve. “Apa kau yakin dengan keputusanmu itu, Steve? Semua orang penasaran dengan Nora. Siapa wanita itu, dari mana kau bertemu dengannya. Aku tak ingin reputasimu hancur jika mereka tahu yang sebenarnya.”Steve menaikkan alisnya, menatap ayah tirinya dengan curiga. “Itu artinya kau tahu siapa istriku?” tanyanya dengan nada dingin.Justin menoleh ke
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Bab 22: Tentu Saja Bercinta Denganmu

Nora menggelengkan kepalanya dengan cepat saat suaminya bertanya demikian. "Tidak, aku tidak memikirkan apa pun," jawabnya kemudian.Steve menaikkan alisnya, tatapannya penuh kecurigaan. "Apa kau yakin?" tanyanya meyakinkan.Nora mengangguk cepat, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Ya. Aku yakin, aku sudah mengantuk, Steve. Aku ingin tidur. Sebaiknya kau juga tidur. Selamat ma—"Namun sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Steve menarik pinggang Nora hingga membuat wanita itu menempel pada dadanya. Nora terkejut dan menganga menatap Steve yang menopang tubuhnya seraya menatapnya intens."Steve. Apa yang kau lakukan?" tanya Nora gugup, suara bergetar."Mungkin dulu kau berhasil lari dari malam pertama di pernikahan kita," ucap Steve dengan nada yang lebih rendah dan penuh tekad. "Namun, kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos, Nora."Mata Nora mendadak membesar mendengar ucapan Steve. "A—apa maksudmu, Steve? Aku tidak mengerti, sungguh," kata Nora sambil berpura-pura menunju
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 23: Ucapannya tidak Main-main

Nora benar-benar mati kutu karena ulah suaminya itu. "A—apakah harus malam ini, Steve?" tanyanya dengan pelan, hampir seperti bisikan.Steve mengangguk tegas. "Ya. Aku tidak mau menunggu terlalu lama lagi. Kau sudah menjadi milikku lagi, maka aku berhak atasmu yang ada dalam diri kamu."Nora menelan salivanya kembali. Tangan Steve masih menggenggam tangannya, menciptakan perasaan campur aduk dalam dirinya.Sementara dirinya masih bingung harus memulainya dari mana, pikirannya berputar-putar mencari ketenangan."Aku harap kau berhati-hati, Steve. Aku masih gadis. Aku belum memiliki pengalaman sedikit pun tentang bercinta," ucap Nora dengan jujur, matanya menatap Steve dengan penuh keraguan.Steve menyunggingkan senyum, menganggukkan kepalanya dengan penuh pengertian. "Tak perlu takut, Nora," ucapnya lembut, lalu mengusapi sisi wajah Nora dengan sentuhan yang penuh kasih."Tentu saja aku akan memberikan pengalaman yang menarik, yang akan membuatmu terbang melayang lalu memintanya lagi da
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 24: Second Round

Waktu sudah menunjukkan angka tujuh pagi. Nora membuka matanya setelah semalaman tidur dengan pulas.Ia menoleh ke samping, melihat Steve yang masih memejamkan matanya dengan tangan melingkar di tubuhnya. Senyumnya mengembang perlahan, mengingat malam yang baru saja mereka lewati.‘Astaga, kemarin malam benar-benar terjadi pergulatan mematikan. Aku dan Steve … benar-benar melakukan itu,’ ucapnya dalam hati. Masih terbayang-bayang dalam pikirannya saat Steve menyentuhnya tadi malam. Terlalu memukau, sampai membuat Nora terbang melayang."Kau sudah bangun?" suara serak Steve membuyarkan lamunan Nora.Nora menoleh cepat, melihat suaminya yang kini membuka matanya sedikit. "Ya. Aku … baru saja bangun," jawab Nora sambil tersenyum malu-malu.Steve mengangguk-anggukkan kepalanya, matanya masih setengah terpejam, tetapi tangannya tetap melingkar erat di tubuh Nora. "Steve ….""Hm? Ada apa?" tanya Steve sambil mengelus punggung Nora dengan lembut. "Nikmati saja dulu hari-hari ini, Nora. Setela
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 25: Honeymoon Time!

Dua hari setelah hari pernikahan Steve dan Nora, suasana di kamar mereka dipenuhi dengan aktivitas mengemas barang-barang untuk bulan madu."Steve, berapa lama kita di sana? Kau mau membawaku ke mana?" tanya Nora sambil memasukkan pakaian ke dalam koper besar.Steve, yang tengah membuka sepatunya, menoleh ke arah Nora. "Empat belas hari, ke Sisilia, Italia."Nora menaikkan alisnya, wajahnya menunjukkan kegembiraan yang tulus. "Sisilia? Woah! Salah satu tempat yang ingin aku kunjungi.""Oh, ya? Kebetulan sekali aku ingin membawamu ke sana," jawab Steve dengan senyum kecil. Namun, senyumnya memudar ketika melihat Nora tiba-tiba menghampirinya sambil berkacak pinggang."Ada apa?" tanyanya dengan nada datar."Dari mana kau tahu jika aku ingin pergi ke tempat itu? Apa kau membaca diary-ku?"Steve mengerutkan keningnya dan tertawa kecil. "Kau menulis tempat itu di diary-mu? Kampungan sekali."Nora menyunggingkan bibirnya, tidak terkesan dengan jawaban Steve. "Kenapa tidak menjawab pertanyaa
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 26: Penuh Kenikmatan

Waktu sudah menunjuk angka sebelas malam. Mata Nora terbelalak saat ia tengah mengambil baju yang akan ia kenakan dari koper."Oh my God. Apa yang terjadi? Aku lupa tidak memeriksanya terlebih dahulu. Ellie memasukkan lingerie semua. Mana yang harus aku pakai?" Nora menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menggigit bibir bawahnya, merasa bingung dan kesal.Steve baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ekspresi Nora yang gelisah. "Ada apa, Nora? Kenapa wajahmu terlihat sangat tidak semangat seperti itu?" tanyanya dengan nada prihatin."Steve. Pelayan di rumah kita keterlaluan. Dia mengemas lingerie, bukan baju yang bisa aku kenakan," keluh Nora, menunjukkan isi kopernya yang penuh dengan pakaian dalam seksi.Steve menyunggingkan senyum kecil. "Bukankah itu bagus? Mengapa keterlaluan?" tanyanya dengan nada menggoda."Hah? Apa maksudmu, Steve? Kau memintaku untuk mengenakan baju seksi ini setiap hari? Selama kita berada di sini?" tanya Nora dengan suara panik.Steve mengendikan bahu
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 27: Akan Kubelikan, tapi dengan Syarat

“Nora? Apakah kau sedang tidak di rumahmu?” tanya Shopia ketika Nora menerima panggilan tersebut.“Iya, Ibu. Aku sedang di luar negeri, aku sedang di Italia. Ada apa?” tanya Nora dengan pelan.“Ayah Steve dan Helena baru saja menemuiku. Dia mengancamku agar memintamu bercerai dengan Steve. Namun, aku meminta agar mereka menunggu karena aku butuh waktu.”“Dan kau mengiyakan permintaan mereka?” tanya Nora dengan nada kesalnya.“Belum. Aku belum mengiyakan permintaannya. Tapi, Nora. Jika kau tidak memberiku uang setiap minggu, maka akan kupastikan aku akan menerima permintaan mereka!”Nora menghela napas kasar. “Baiklah, Ibu. Aku akan mengirimkan uang padamu. Namun, jangan pernah kau terima permintaan mereka itu!”“Okay, Nora. Aku tahu kau anak yang berbakti. Tentu saja aku lebih memilihmu daripada dua orang itu."Nora langsung menutup panggilan tersebut dan masuk ke dalam kamar mandi. Lama ia berdiri di depan cermin, menatap dirinya yang dipenuhi oleh bercak merah di lehernya, membuatnya
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

Bab 28: Ucapan Nora dan Henry Berbeda

Nora merapikan baju yang baru dibelinya sambil menghela napas panjang. Meski harus memuaskan Steve yang selalu saja membuat tubuhnya remuk redam, ia tetap bersemangat karena setidaknya ia bisa membeli banyak baju yang lebih normal.Setelah berkeliling beberapa toko dan menghabiskan waktu berbelanja, mereka kembali ke tempat parkir dengan tangan penuh tas belanjaan.“Berapa banyak baju yang kau beli, Nora?” tanya Steve dengan nada sedikit lelah, tampak sudah bosan menunggu.“Banyak. Aku juga membelikanmu beberapa baju dan celana. Agar kau bisa menikmati uang yang kau hasilkan,” jawab Nora sambil tersenyum, menunjukkan beberapa kantong belanjaan yang berisi pakaian pria.Steve menyunggingkan senyum. “Kau benar-benar lucu, Nora.”“Lucu? Biasa saja. Bahkan aku tidak berniat untuk menjadi seorang komedi,” balas Nora, mengangkat bahu.Steve memutar bola matanya. “Terserah dirimu saja, Nora. Ayo, pulang. Sebentar lagi malam. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu, untuk makan malam nanti.”Nora
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 29: Harus Mengakui Sesuatu

Nora menatap Steve dengan penuh perhatian, menunggu jawabannya. Raut wajahnya menunjukkan rasa penasaran yang tak bisa disembunyikan.“Dia mengatakan bahwa kau mencintainya, bahwa kau hanya menikah denganku karena terpaksa oleh ibumu,” jawab Steve dengan nada datar.Nora terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. “Dia benar-benar mengatakan itu padamu?”Steve mengangguk pelan. “Ya, dan itulah sebabnya aku marah. Aku merasa dikhianati, Nora. Aku merasa seperti kau hanya memanfaatkan situasi ini untuk keuntunganmu sendiri.”Nora menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya sebelum menjawab. “Steve, aku tidak pernah mencintai Henry. Dia memang berusaha menolongku, tapi perasaanku selalu padamu. Aku tidak tahu kenapa dia mengatakan hal seperti itu. Mungkin dia sendiri bingung atau salah paham dengan situasi kita.”Steve memperhatikan Nora dengan seksama, mencari kejujuran di matanya. “Aku ingin mempercayaimu, Nora. Tapi semuanya begitu membingungkan. Banyak
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 30: Satu Permintaan Steve

Steve terdiam cukup lama, hanya menatap wajah Nora dengan penuh makna. Dalam keheningan itu, ada banyak hal yang dipikirkannya.Akhirnya, Steve menghela napas panjang, mempersiapkan diri untuk mengungkapkan sesuatu yang sudah lama terpendam dalam hatinya.“Aku tidak punya satu pun teman, bahkan Brandon pun hanya kuanggap sebagai karyawanku saja. Dan setelah bertemu denganmu, aku merasa jika aku perlu seseorang untuk menemaniku sampai tua nanti,” kata Steve dengan suara yang bergetar, menunjukkan betapa dalam perasaannya.Steve menggenggam tangan Nora dengan lembut, matanya yang tajam kini dipenuhi kehangatan saat menatapnya.“Aku ingin kita selalu bersama sampai maut memisahkan, Nora. Aku hanya punya kamu dan aku berharap jika kau pun hanya membutuhkanku.”Nora tersenyum hangat mendengar ucapan Steve yang begitu tulus. Ada kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya.“Steve, aku senang mendengar kejujuranmu ini. Aku pun tidak memiliki teman selain dirimu. Aku kesepian bahkan saat menikah
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status