Home / Romansa / Jodohku Ternyata Mantan Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jodohku Ternyata Mantan Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

105 Chapters

Bab 41: Sedalam itu Cinta Steve

Malam itu masih panjang, dan suasana pesta di hotel mewah terasa semakin meriah.Nora dan Steve menikmati malam di tengah gemerlap cahaya, bersama dengan Edward, sang pemilik pesta yang tampak sangat bersemangat.Musik yang mengalun lembut diiringi dengan suara gelak tawa dan percakapan hangat para tamu."Nora, aku harus menemui orang itu dulu. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya," ucap Steve dengan suara rendah namun tegas, tatapan matanya menunjukkan keseriusan.Nora mengangguk dengan senyum lembut. "Baik, Steve. Jangan terlalu lama."Edward, yang berdiri di samping mereka, tersenyum manis dan berkata, "Tenang saja, Nora. Aku tidak akan menggigitmu."Nora hanya meringis kecil, merasa sedikit canggung. Steve menatap Edward seolah memberikan peringatan agar tidak macam-macam dengan istrinya. Edward, menyadari tatapan itu, hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum simpul.Steve melangkah menghampiri Arthur—orang yang memiliki banyak informasi yang bisa Steve gali.“Oh, Steve. Akhi
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 42: Henry Mencari Tahu tentang Steve?

Edward menghela napas panjang, matanya bergantian menatap Nora dan Steve sebelum bertanya, "Apakah sebelumnya kau mengenal Steve?" Suaranya rendah namun penuh makna, jari telunjuknya menunjuk ke arah Steve dengan lamban, seakan ingin menyentuh sesuatu yang tak kasat mata.Nora menoleh ke arah Steve, matanya dipenuhi ketidakpastian yang berkabut. "Tidak. Aku... sama sekali tidak mengenalnya. Kenapa kau bertanya hal seperti itu padaku?" jawabnya pelan, nada suaranya penuh kebingungan, seolah mencari jawabannya di antara butir-butir cahaya lampu yang memantul di dinding."Dia sedang mabuk. Ucapannya kadang melantur," kata Steve memberi tahu, nada suaranya datar namun tegas, menciptakan aura ketidaknyamanan yang merambat di udara seperti kabut lembut namun menusuk."Ah! Seperti itu. Dia memang terlihat sangat mabuk," jawab Nora, mencoba memahami situasinya dengan lebih jelas, meski masih merasakan gemuruh halus dalam dadanya.Edward tersenyum miring, ekspresinya penuh dengan misteri dan k
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 43: Steve dan Henry Sebenarnya Saling Kenal

Sesampainya di rumah, Nora segera diselimuti oleh kegelisahan yang tak tertahankan. Malam itu, setelah menghadiri pesta yang megah namun penuh dengan percakapan yang membingungkan, Nora merasa ada sesuatu yang disembunyikan.Tanpa menunda waktu, dia mendekati Steve, suaminya, yang tengah duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong, seperti menyelami pikirannya sendiri."Steve," panggil Nora dengan nada penuh cemas, "aku masih tidak bisa menghilangkan pikiran ucapan Henry saat di pesta tadi."Steve menatap istrinya dengan lekat. Matanya yang biasanya cerah kini terlihat suram, seolah ada beban berat yang menggantung di sana.Dia menarik napas panjang, lalu mulai berbicara dengan suara pelan namun tegas."Nora," kata Steve, "semuanya tidak ada hubungannya denganmu. Apa yang dikatakan Henry tadi hanyalah omong kosong yang tidak perlu kamu khawatirkan."Nora memandang Steve dengan raut wajah tak percaya. "Tetapi, Steve, kenapa kamu terlihat begitu terganggu? Tolong, katakan yang sebenarnya.
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 44: Aku Sudah Mengenalmu

Sesaat setelah pintu kamar mereka tertutup, Steve memandang Nora dengan tatapan tajam yang mencerminkan kelelahan dan ketidakpastian yang telah menyelubungi pikirannya selama berhari-hari.“Ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku?” tanyanya, suaranya bergetar tipis di ujung kalimat.Nora menggelengkan kepalanya, perlahan. “Tidak. Tidak ada yang ingin aku tanyakan padamu. Sudah cukup dan sudah jelas. Kau dan Henry pernah saling kenal, hanya itu yang bisa aku simpulkan.”Steve mendesah berat, seolah mengeluarkan beban yang menekan dadanya. “Tidak terlalu kenal. Karena kami hanya menjalani bisnis satu kali saja. Itu pun gagal karena campur tangan ayahku. Mungkin dia kecewa padaku dan tidak percaya padaku karena hal itu.”Nora menoleh pelan ke arah Steve, matanya mencari-cari kejujuran di balik kata-katanya. “Jadi, kalian memang benar saling mengenal dulunya?”Mata Steve seketika menyala dengan kemarahan yang tak tertahan. “Aku tidak terlalu mengenalnya, Nora! Bahkan aku lupa jika aku per
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bab 45: Pendarahan

Steve menggenggam tangan Nora dengan erat, seolah mencari kekuatan dalam sentuhan tersebut.“Nora, kau pernah menolongku dulu, saat aku berada dalam situasi yang sangat sulit. Hanya saja, kita tidak pernah bertemu lagi setelah itu. Selama ini, aku selalu mencarimu. Aku tidak bisa melupakan kebaikanmu, meskipun kita hanya bertemu sekilas.”Nora mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kembali peristiwa yang mungkin Steve maksudkan.“Aku ... aku tidak ingat jika aku pernah menolongmu, Steve. Kapan itu terjadi?”Steve menghela napas, matanya menerawang mengingat masa lalu yang penuh liku.“Itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, ketika aku masih sangat muda dan tersesat di sebuah kota yang asing. Kau memberiku makanan dan tempat berteduh di malam yang sangat dingin.“Tapi setelah itu, kita terpisah dan aku tidak pernah menemukanmu lagi. Sampai akhirnya aku menemukanmu dalam keadaan yang sangat menyedihkan ... Nora, kau tengah dijual oleh ibumu sendiri.”Nora terkejut mendengar pengakuan St
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Bab 46: Hamil

Steve dan Nora saling menatap dalam kebisuan yang penuh dengan rasa syukur dan harapan. Ketika dokter datang kembali dengan berita yang mengguncang hati mereka, semuanya terasa seperti mimpi."Tuan dan Nyonya Steve, saya punya kabar baik," kata dokter dengan senyum lembut di wajahnya. "Kami melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, dan ternyata Nyonya Nora sedang hamil. Usianya sudah tiga minggu."Nora terkejut, matanya terbuka lebar. Ia menatap Steve, yang terlihat sama terkejutnya. "Aku... aku hamil?" bisik Nora, suaranya penuh dengan kebingungan dan keajaiban.Dokter mengangguk. "Ya, dan pendarahan tadi bukan pertanda sesuatu yang lebih serius. Itu adalah salah satu komplikasi awal kehamilan yang kadang terjadi. Namun, kami akan terus memantau kondisi Anda dengan seksama untuk memastikan semuanya berjalan baik."Steve merasakan kelegaan yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya. Dia menggenggam tangan Nora lebih erat, senyum bahagia mulai muncul di wajahnya. "Nora, kita akan menjadi
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Bab 47: Agar Berhenti Bekerja

Steve melangkah dengan mantap di lorong-lorong berkilauan, mencari yang terbaik untuk Nora dan calon bayinya.Cahaya bermain-main di antara rak-rak yang dipenuhi dengan kebutuhan sehari-hari, memberikan aura magis pada perburuan mereka.Di sampingnya, Brandon menatap dengan penuh antusiasme, siap untuk membantu dalam pencarian itu."Kita harus mencari yang terbaik untuk Nora," seru Steve, matanya bersinar penuh semangat, "kita ingin yang terbaik untuk kebahagiaan keluarga kita."Brandon mengangguk penuh keyakinan, "Pasti, Tuan Steve. Nona Nora pasti akan sangat berterima kasih atas perhatian kita."Bersama-sama, mereka memasuki wilayah produk kesehatan dan kecantikan, mencari susu ibu hamil yang sesuai dengan standar ketat Steve. Tangan Steve mengulur, meraba setiap produk dengan kehati-hatian seorang ahli.Dia membaca label dengan seksama, memastikan hanya yang terbaik yang akan menyentuh bibir Nora."Brandon, bagaimana menurutmu yang ini?" tanya Steve, jari menunjuk pada sebuah prod
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Bab 48: Sikap Manis Steve

Steve, dengan tatapan penuh kekhawatiran, mencoba meredakan gelisah di dalam hatinya. "Nora, kumohon, berikanlah dirimu kesempatan untuk istirahat. Kau masih terlihat lesu dan pucat. Satu minggu penuh bisa memberimu kembali kekuatanmu."Namun, mata Nora tetap teguh menatap jauh ke cakrawala. "Steve, aku menghargai kepedulianmu. Namun, aku merasa cukup baik. Hanya butuh dua hari, dan aku akan siap kembali beraktivitas."Bibir Steve tergigit erat, mencermati pertarungan batin yang menghimpitnya. Di satu sisi, kekhawatiran meluap bahwa Nora belum pulih sepenuhnya. Namun, di sisi lain, dia menghormati keinginan Nora untuk kembali beraksi."Aku setuju denganmu, dua hari," ucap Steve, suaranya bergetar. "Namun, aku memohon padamu, gunakanlah waktu itu untuk benar-benar beristirahat. Jangan melakukan apa pun yang akan membuatmu lelah."Senyum tipis melintas di wajah Nora, menyiratkan rasa terima kasih yang dalam. "Terima kasih, Steve. Aku berjanji akan mengambil istirahat dengan sungguh-sung
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Bab 49: Protektif Steve yang Mencengangkan

Di sebuah rumah yang hangat dan penuh kenangan, Steve menemui ibunya, Luna. Hatinya penuh dengan kegembiraan yang meluap-luap, namun juga dipenuhi dengan tanggung jawab besar yang kini ia emban.Dengan hati-hati, ia memasuki ruang tamu di mana Luna sedang duduk membaca buku favoritnya. Sinar matahari yang lembut menembus jendela, memberikan nuansa keemasan pada ruangan itu."Ibu, aku punya kabar yang sangat penting," kata Steve dengan senyum lebar, matanya berkilauan dengan kebahagiaan.Luna menatap putranya dengan penasaran, merasakan antusiasme yang memancar dari wajahnya. "Apa itu, Steve? Kau terlihat sangat bersemangat."Steve menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara, suaranya menggetarkan penuh emosi. "Nora sedang mengandung, Bu. Kami akan memiliki bayi."Sejenak keheningan menyelimuti ruangan sebelum Luna melompat dari kursinya, wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tulus."Oh, Steve! Itu kabar yang luar biasa! Aku sangat bahagia untuk kalian berdua!" Dia memeluk Steve erat,
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Bab 50: Aku adalah Cinta Pertamamu?

Steve duduk di sebelah Nora, tangan mereka masih saling menggenggam erat. Ia menatap istrinya dengan penuh kasih, memeras otak mencari cara lain untuk membuatnya merasa nyaman.Tiba-tiba, sebuah ide menerobos pikirannya seperti kilatan cahaya di tengah kegelapan."Nora, aku baru ingat sesuatu," ucap Steve dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. "Hari ini, apa yang ingin kau makan? Aku akan membuatkan apa pun yang kau inginkan."Nora menatap suaminya, matanya sedikit berkilauan, terharu oleh perhatian yang Steve curahkan. "Steve, kau tidak perlu repot-repot. Aku bisa makan apa saja yang ada di rumah."Namun, Steve menggelengkan kepala, tetap bersikeras. "Tidak, aku ingin membuat sesuatu yang spesial untukmu. Aku ingin memastikan kau mendapatkan makanan yang benar-benar kau inginkan, terutama dengan keadaanmu sekarang."Nora menghela napas, tapi senyum kecil mulai terukir di bibirnya. "Baiklah, kalau kau memang ingin. Aku sedang ingin makan sup ayam dengan sayuran. Rasanya akan menenan
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status