Saat itu, ketika Serena juga di panggil ke ruangan Adi Jaya, sebuah rencana besar yang tak di ketahui Bintara mulai di bentuk.Serena duduk di kursi empuk di depan meja kerja Adi Jaya, suasana ruangan terasa berat dan penuh ketegangan.Adi Jaya, dengan wajah penuh pertimbangan, menatap Serena tajam, seolah menimbang setiap langkah yang akan diambil. Serena, meski tampak tenang, merasakan jantungnya berdetak kencang, menunggu instruksi dari pria yang kini berkuasa atas nasibnya."Serena," Adi Jaya memulai dengan suara rendah namun tegas, "Kita tidak bisa membiarkan keadaan ini terus berlarut. Nama baik keluarga dan bisnis kita sedang dipertaruhkan. Aruna dan anaknya adalah ancaman yang harus kita singkirkan."Serena mengangguk pelan, matanya tidak pernah lepas dari wajah Adi Jaya. "Aku mengerti, Ayah. Tapi bagaimana caranya? Aruna cukup cerdik, dan Bintara selalu melindunginya."Adi Jaya menyandarkan tubuhnya ke kursi, jemarinya menyatu me
Read more