Share

Bab 55

Author: Vya Kim
last update Last Updated: 2024-06-18 18:00:24

Keramaian di taman hiburan yang sebelumnya penuh dengan tawa dan kebahagiaan kini terasa seperti latar belakang yang tak berarti bagi Aruna.

Matanya berkaca-kaca, bibirnya bergetar tanpa suara saat ia terus menatap boneka yang menggantikan putrinya di stroller. Tangannya gemetar, memegang erat pegangan stroller seolah berharap Rohana akan muncul kembali dengan sendirinya.

Air mata mulai mengalir di pipinya, perasaan takut dan putus asa menghantamnya seperti gelombang tak berujung.

Pikirannya dipenuhi bayangan mengerikan tentang apa yang bisa terjadi pada Rohana. Dia ingin berteriak, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan, tertahan oleh rasa ngeri yang begitu mendalam.

Bintara, di sisi lain, berusaha menenangkan dirinya meskipun hatinya diliputi kepanikan yang sama. Wajahnya tegang, rahangnya mengeras saat dia mencoba mengatur napasnya.

Matanya liar mencari-cari di sekitar, berharap menemukan petunjuk sekecil apapun. Dia mengeluarkan po
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 56

    Malam itu, Bintara pergi ke rumah Sebastian. Jalanan gelap dan sepi, hanya diterangi lampu-lampu jalan yang redup. Bintara mengemudi dengan penuh tekad, mengingat setiap detik yang berlalu tanpa Rohana hanya membuat hatinya semakin gelisah. Sesampainya di rumah Sebastian, ia langsung mengetuk pintu dengan ketukan yang keras dan tergesa-gesa.Sebastian membuka pintu, wajahnya menampilkan keheranan yang bercampur dengan kekhawatiran. "Bintara? Ada apa ini?"Tanpa banyak bicara, Bintara langsung masuk ke dalam rumah Sebastian. "Rohana diculik," katanya dengan suara serak. "Dan aku yakin Serena ada di balik semua ini."Sebastian terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. "Aku sudah bilang, inilah yang akan terjadi kalau kau melawan Serena. Dia tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang dia inginkan."Bintara mengepalkan tangannya, menahan amarah yang membara di dadanya. "Aku tidak bisa membiarkan dia terus menyakiti Aruna dan anakku. Kita haru

    Last Updated : 2024-06-19
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 57

    Di lain hari, Suasana bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada petang hari dipenuhi oleh hiruk-pikuk para penumpang yang datang dan pergi.Lampu-lampu neon berpendar, menciptakan refleksi yang mempesona di lantai marmer yang mengkilap. Aroma kopi dan masakan lokal menggoda penciuman, sementara suara pengumuman penerbangan terdengar bergema di seluruh terminal.Di tengah keramaian itu, muncul sosok wanita yang menarik perhatian setiap mata yang memandang. Sietta melangkah anggun keluar dari pintu kedatangan internasional.Penampilannya memancarkan keanggunan dan kesempurnaan yang tak terbantahkan. Ia mengenakan mantel trench coat Burberry berwarna krem yang dipadukan dengan sepatu hak tinggi Christian Louboutin berwarna hitam. Rambut hitamnya yang berkilau tergerai rapi, membingkai wajahnya yang dihiasi dengan kacamata hitam besar Chanel, memberikan aura misterius namun elegan.Di tangan kirinya, ia membawa tas Hermes Kelly berwarna cokelat tua, simbol

    Last Updated : 2024-06-19
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 58

    Langkah kaki Sietta terdengar tegas namun anggun, hak sepatunya memantulkan suara yang ritmis di sepanjang koridor menuju kamar utama. Tangannya yang ramping dengan kuku yang terawat sempurna meraih gagang pintu dan membukanya perlahan. Di dalam kamar, Dong Min berdiri memunggungi pintu, menghadap jendela besar yang menawarkan pemandangan gemerlap kota di malam hari. Di tangannya, segelas wine merah berkilauan di bawah cahaya lampu. Suara Dong Min terdengar samar-samar, berbicara mesra dengan seseorang di telepon, suaranya penuh dengan nada menggoda yang tidak biasa.Saat pintu terbuka, suara hak sepatu Sietta yang khas seakan menggema di seluruh ruangan, membuat Dong Min tersentak dan segera menoleh. “Sietta? Kau pulang?” katanya dengan nada terkejut, wajahnya seketika menegang.Sietta menatapnya dengan senyum tipis yang penuh arti. "Ya, aku pulang," jawabnya singkat, tatapannya menyelidik. Dia berjalan mendekat, gerakannya elegan dan terkontrol, menunju

    Last Updated : 2024-06-20
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 59

    Cahaya matahari pagi menembus tirai tebal penthouse Bintara, menerangi kamar tidur dengan sinar lembut. Bintara terbangun, merasakan kekosongan di sebelahnya. Ia bangkit dari tempat tidur, menggosok matanya yang masih berat karena kurang tidur. Dengan langkah cepat, Bintara menuju ruang tamu. Setiap sudut penthouse terlihat rapi dan teratur, tetapi suasana sepi menyelimuti ruangan, tak ada suara wadah kosmetik beradu yang biasa Bintara dengar. "Serena!" panggil Bintara setengah berteriak, suaranya menggema di seluruh ruangan. Tak ada jawaban. Bintara memasuki ruang makan, namun meja makan tampak tak tersentuh. Ia bergegas ke dapur, berharap menemukan Serena sedang membuat sarapan, tetapi dapur kosong dan sunyi. "Serena, di mana dia?" tanyanya pada diri sendiri, nada suaranya terheran-heran.Bintara memeriksa setiap ruangan, mulai dari ruang tamu yang luas, kamar tamu yang sepi, hingga ke balkon yang menawarkan pemandangan ko

    Last Updated : 2024-06-20
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 60

    Saat itu, ketika Serena juga di panggil ke ruangan Adi Jaya, sebuah rencana besar yang tak di ketahui Bintara mulai di bentuk.Serena duduk di kursi empuk di depan meja kerja Adi Jaya, suasana ruangan terasa berat dan penuh ketegangan.Adi Jaya, dengan wajah penuh pertimbangan, menatap Serena tajam, seolah menimbang setiap langkah yang akan diambil. Serena, meski tampak tenang, merasakan jantungnya berdetak kencang, menunggu instruksi dari pria yang kini berkuasa atas nasibnya."Serena," Adi Jaya memulai dengan suara rendah namun tegas, "Kita tidak bisa membiarkan keadaan ini terus berlarut. Nama baik keluarga dan bisnis kita sedang dipertaruhkan. Aruna dan anaknya adalah ancaman yang harus kita singkirkan."Serena mengangguk pelan, matanya tidak pernah lepas dari wajah Adi Jaya. "Aku mengerti, Ayah. Tapi bagaimana caranya? Aruna cukup cerdik, dan Bintara selalu melindunginya."Adi Jaya menyandarkan tubuhnya ke kursi, jemarinya menyatu me

    Last Updated : 2024-06-21
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 61

    Di siang hari yang terik dan cerah, Sebastian tiba di rumah Aruna. Mengenakan kaos hitam bertuliskan "Calvin Klein Jeans" dan celana putih, penampilannya sangat menawan dan kasual. Rambutnya yang tertata rapi dan senyum tipisnya memberikan kesan elegan dan percaya diri. Sebastian keluar dari mobilnya, sebuah Toyota Camry dengan tampilan yang cukup elegan dan sesuai untuk kalangan menengah. Cahaya matahari memantulkan kilauan halus dari permukaan mobil, menambah aura profesional dan berkelas pada dirinya.Dia melangkah keluar dengan penuh percaya diri, memandang ke arah rumah Aruna dengan tatapan tegas namun penuh perhatian. Tanpa membuang waktu, Sebastian berjalan menuju pintu rumah Aruna, siap untuk menenangkan hati wanita yang tengah dirundung kecemasan.Aruna dari dalam rumah mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Harapan langsung menyelimuti hatinya, mengira itu Bintara yang akhirnya kembali. Dengan cepat, dia bergegas menuju pintu,

    Last Updated : 2024-06-21
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 62

    Aruna membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuatnya mengerjapkan mata. Perlahan, pandangannya mulai fokus, dan dia menyadari dirinya berada di sebuah kamar rawat inap. Aroma antiseptik yang khas segera menyadarkannya akan tempat ini. Langit-langit putih dengan lampu fluorescent, tirai biru yang mengelilingi tempat tidurnya, dan suara mesin monitor yang berdetak pelan, semuanya mengonfirmasi bahwa dia berada di rumah sakit. Aruna merasa tubuhnya lemas, namun kesadaran penuh mulai kembali.Di sudut ruangan, Hasan berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, tatapannya tidak pernah lepas dari Aruna. Ketika melihatnya membuka mata, ekspresi lega dan senyum hangat terukir di wajahnya. Dia segera mendekat, memeriksa kondisinya dengan cekatan, namun lembut.Aruna mencoba bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Hasan menempatkan tangannya di bahu Aruna, menahannya dengan lembut tapi tegas. "Jangan terlalu memaksakan diri, Aruna,"

    Last Updated : 2024-06-22
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 63

    Lasmi tertegun mendengar ucapan Brahma, ia meletakkan tangannya di bahu suaminya.Jangan terlalu gegabah, Yah. Beban anak kita sudah cukup banyak karena masalah Rohana. Biarkan dia yang memutuskan sendiri jalan hidupnya. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendampinginya.”Lasmi berusaha menenangkan pikiran suaminya. Ia tahu, suaminya tak rela bahwa anak semata wayangnya terpuruk dalam lingkaran hitam yang menyeretnya dalam kegelapan.**Di ruangan dokter yang terletak di ujung koridor rumah sakit, suasana terasa tenang namun penuh kekhawatiran. Ruangan itu berukuran sedang, dindingnya berwarna putih bersih dengan beberapa sertifikat dan penghargaan yang tergantung rapi. Sebuah meja kayu besar berdiri di tengah ruangan, dihiasi dengan tumpukan berkas medis dan sebuah komputer. Di belakang meja, ada rak buku yang penuh dengan literatur kedokteran dan beberapa tanaman hijau yang menambah kesan hidup.Dr. Hasan duduk di kursinya, tam

    Last Updated : 2024-06-22

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status