Home / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar S2 / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menantu sang Jendral Besar S2 : Chapter 41 - Chapter 50

194 Chapters

Bab 41. MATINYA BANG ROZAK

Bab 41. MATINYA BANG ROZAK Melihat ratusan preman yang sebelumnya begitu garang kini berlutut di tanah dengan tubuh gemetaran, Darko tersenyum dingin. Bahkan di sela-sela kakinya terlihat air menggenang membasahi celana sebagian preman yang berbaris di bagian depan. Tatapan Darko masih terlihat dingin saat menatap semua preman ini, mereka sama sekali tidak berani menatap langsung ke arah mata Darko. Saat Darko akan memberi pelajaran lagi kepada para preman ini, tiba-tiba dia berhenti melangkah dan menengokkan wajahnya ke arah Angeline dan Faizi. Pada saat matanya bertemu pandang dengan mata Angeline dia tampak termangu. Karena pada saat itu juga Angeline memberi kode dengan matanya sambil mengarahkan matanya ke arah Faizi yang sedang di peluk sambil membenamkan matanya ke tubuhnya, agar Faizi tidak melihat ke hororan yang dilakukan Darko. Seketika jantung Darko seperti berhenti berdetak saat melihat kode mata yang ditunjukkan Angeline. Seketika
Read more

Bab 42. KEMBALI KE KOTA MANDIRAJA

Bab 42. KEMBALI KE KOTA MANDIRAJA Ucap Rossa dengan nada tak percaya. Tentu saja Rossa dan Abimanyu tidak tahu kalau Angeline dan yang lainnya pergi ke kota Silangit yang jaraknya dua ratus kilometer jauhnya dari kota Mandiraja. Keesokan paginya setelah sarapan seadanya dengan apa yang ada di dalam lemari pendingin, mereka bertiga berniat untuk kembali ke kota Mandiraja lebih tepatnya ke kecamatan Karangkobar, dimana Rossa dan Abimanyu berada. Dengan mengendarai mobil sportnya, Darko mengemudikan mobilnya dengan cepat membelah lalu lintas kota Silangit menuju kota Mandiraja. Darko tidak langsung menuju kecamatan Karangkobar dimana rumah tua Angeline berada, dia malah mengajak anak dan istrinya berkeliling kota Mandiraja. Tentu saja apa yang dilakukan Darko membuat Angeline merasakan sebuah nostalgia yang selama lima tahun ini tidak pernah dia pikirkan. Apalagi Darko membawa mobil sportnya melewati perusahaan yang sebelumnya dimiliki Angeline yaitu
Read more

Bab 43. MENDAPAT KUNJUNGAN NENEK WIBISONO

Bab 43. MENDAPAT KUNJUNGAN NENEK WIBISONO Drttt… drttt… drttt…Belum juga memasuki area jalan menuju bukit, dimana Villa yang akan dituju Darko tiba terdengar suara getaran dari tas kecil milik Angeline. Angeline segera membuka tas kecilnya begitu tahu kalau ada panggilan masuk di ponselnya. Begitu mengambil ponselnya, Angeline segera melihat nama kontak yang menelepon. Seketika ekspresi wajahnya berubah setelah tahu siapa orang yang melakukan panggilan telepon. Angeline tidak langsung menerima panggilan ini, dia malah menoleh ke arah Darko dan berkata, “Kak Darko?” Darko segera menoleh kearah Angeline tanpa berkata apa-apa, dia hanya tersenyum seakan tahu apa yang ingin dikatakan istrinya. “Ibu menelepon.” “Terima saja, siapa tahu ada yang penting.” Setelah mendapat persetujuan dari Darko, Angeline segera menekan tombol terima di ponselnya. “Angeline! Dasar anak brengsek, kemana saja kamu semalaman tidak pulang? Cepat pulang ada nenek d
Read more

Bab 44. MENANDATANGANI DOKUMEN MISTERIUS

Bab 44. MENANDATANGANI DOKUMEN MISTERIUS Suara mobil yang berhenti di depan rumah membuat semua orang yang sedang berada dalam situasi tegang, langsung mengalihkan pandangannya ke arah halaman. Sementara itu Angeline langsung turun dari taksi sambil membawa Faizi begitu taksi yang mereka naiki berhenti, sedangkan Darko membayar ongkos taksi. “Sepertinya Angeline sudah pulang.”Rossa segera berlari keluar rumah untuk memastikan siapa yang baru turun dari mobil yang berhenti di depan rumah. “Ibu, ada apa? Kenapa nenek datang ke tempat kita?”Angeline yang melihat Rossa keluar dari rumah dan menyongsongnya segera bertanya dengan ekspresi penasaran. “Ibu tidak tahu, kamu cepat masuk biar Faizi sama ibu.” Setelah mendengar perkataan Rossa, Angeline segera masuk kerumah untuk menemui nenek Wibisono. “Nenek.”Angeline segera menjabat tangan nyonya besar Wibisono dan mencium tangannya sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua di keluarganya.
Read more

BAB 45. DARKO DAN ANGELINE BERCERAI

Bab 45. DARKO DAN ANGELINE BERCERAI “Kebetulan kamu datang.”Nyonya besar Wibisono langsung menyapa Darko dengan tatapan penuh dengan penghinaan sebelum melanjutkan perkataannya. “Saya beritahukan. Mulai hari ini kamu sudah bukan suami Angeline lagi." Darko tidak menjawab perkataan nyonya besar Wibisono, akan tetapi dia fokus mengarahkan pandangannya ke arah Angeline. Pada saat ini Angeline sedang duduk dengan tidak berdaya menatap ke arah jari tangannya yang tampak gemeteran. Ekspresi wajahnya terlihat sangat menyedihkan, tatapannya kosong. Seketika itu juga Darko merasakan sesuatu yang aneh, apalagi dia merasakan atmosfer di ruang tamu ini begitu mencekam. Darko berjalan ke arah Angeline untuk menanyakan situasi aneh ini, akan tetapi baru juga berjalan dua langkah, di hadapannya Rossa sudah menghadang jalannya. “Berhenti, mulai hari ini kamu tidak boleh berhubungan dengan Angeline lagi.” Darko menatap ibu mertuanya dengan tatapan aneh, apal
Read more

Bab 46. KEBAHAGIAAN YANG TERCABUT

Bab 46. KEBAHAGIAAN YANG TERCABUT Angeline tidak percaya kalau kebahagiaan yang baru beberapa saat yang lalu dia rasakan sudah dicabut dengan paksa. Kesabaran dan ketabahannya yang selama ini dia tahan untuk menahan segala cobaan serta kesulitan yang dihadapi. Kini seakan sebuah bendungan yang jebol begitu saja setelah terkena tembakan peledak yang tidak bisa dihindari. Sebenarnya bisa saja Angeline menolak apa yang baru saja di perintahkan nenek Wibisono. Akan tetapi kelicikan nenek Wibisono yang langsung memaksanya untuk menandatangani sebuah dokumen yang tidak boleh dibaca, membuat Angeline merasa jatuh dalam jebakan. Apalagi saat mendengar perkataan nenek Wibisono juga perkataan ibunya, kedua wanita yang selama ini dia hormati ternyata telah menjebaknya untuk bercerai dengan Darko. “Kak Darko… maafkan saya….”Angeline hanya bisa bergumam melihat Darko yang sedang dalam keadaan shock, setelah menerima pukulan yang begitu menusuk hatinya. Sebe
Read more

Bab 47. TENDANGAN MAUT

Bab 47. TENDANGAN MAUT “He he he he… bocah, lebih baik kamu menyerah saja dan segera serahkan tanganmu yang tadi kau gunakan untuk menghajar rekan kami.” “Betul, lebih baik kamu berjongkok dan ulurkan kedua tanganmu untuk kami potong.”Yugo dan Arman berkata dengan penuh ejekan sambil menatap sosok Darko yang berdiri tak jauh dari taksi yang akan dia sewa. Sementara itu Darko yang mendengar perkataan kedua preman ini, hanya diam tanpa tersenyum sedikitpun. Tatapan Darko begitu dingin tak terlihat rasa takut sedikitpun di ekspresi wajahnya, seakan puluhan orang di depannya hanya sekelompok kecoa yang siap di injak dengan kakinya. Melihat Darko hanya berdiri mematung sama sekali tidak menghiraukan perintah mereka, seketika Yugo dan Arman emosinya langsung melonjak. “Arman mau kamu dulu atau saya yang menghajar bocah itu?” “Biar saya saja, saya ingin melihat seberapa kuat bocah ini setelah menerima kepalan tanganku ini.” “Baiklah kalau kamu mau menghajar
Read more

Bab 48. BERTELEPORTASI

Bab 48. BERTELEPORTASI “Kalian, cepat maju kemari jika ingin merasakan kerasnya tanganku ini!”Darko berteriak sambil memandang ke arah kak Bambang dan anak buahnya. Mendengar teriakan Darko semua orang langsung menggigil ketakutan, ternyata mereka sangat pengecut menghadapi orang yang lebih kuat. Darko benar-benar membenci orang yang suka membuat onar dan menindas orang yang lebih lemah. “Baiklah, kalau kalian tidak ingin kemari biar saya sendiri yang memberi kalian pelajaran.” Setelah menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, sosok Darko langsung menghilang dari tempatnya berdiri. Plak… bugh… plak…. bugh… “Aww… argh… aww… argh…Suara pukulan dan teriakan kesakitan langsung menggema di sisi timur alun-alun, dimana para preman pimpinan kak Bambang berada. Ternyata setelah sosok Darko menghilang, tubuhnya melesat ke arah para preman dan langsung menghajar mereka satu persatu dengan cepat, membuat semua preman babak belur dengan tangan dan kaki p
Read more

Bab 49. RAPAT PETINGGI PERUSAHAAN

Bab 49. RAPAT PETINGGI PERUSAHAAN “Siapa itu? Apa yang kamu lakukan?”Terdengar teriakan dari petugas keamanan yang baru saja naik ke atap gedung untuk memeriksa keamanan perusahaan. Petugas keamanan ini adalah master yang sebelumnya diuji oleh Darko saat perekrutan sebelumnya, akan tetapi karena darko sudah lama tidak kelihatan sehingga dia tidak mengenalnya. Apalagi posisi Darko memunggunginya, lebih tepatnya posisi Darko menghadap kearah timur menyongsong terbitnya matahari pagi. Darko sebenarnya masih ingin melanjutkan kultivasinya menyerap energi Ultraviolet, akan tetapi karena ada gangguan dia segera mengakhirinya. Perlahan Darko berdiri dan membalikkan tubuhnya ke arah petugas keamanan yang tadi menegurnya. Tiba-tiba ekspresi wajah petugas keamanan ini langsung memucat setelah melihat wajah orang yang tadi di tegur. “Boss… boss besar…”Dengan suara bergetar petugas keamanan ini menatap kearah Darko dengan tatapan tidak percaya. Bagaiman
Read more

Bab 50. HADIAH UNTUK ANGELINE

Bab 50. HADIAH UNTUK ANGELINE Trimo tampak kaget mendengar perkataan Darko, dia seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Darko. Demikian juga dengan yang lainnya, mereka juga tidak percaya kalau Angeline Diamond yang mereka dirikan dan sudah di berikan kepada istrinya Boss Besar, kini sudah berganti pemilik tanpa mereka ketahui. “Iya, sudah berganti pemilik. Bagaimana kalian bisa tidak mengetahuinya? Apa pekerjaan kalian selama ini?” Semua orang di ruang rapat langsung panik begitu mendengar perkataan Darko, tentu saja mereka merasa bersalah tidak mengawasi perkembangan Angeline Diamond setelah perusahaan itu diserahkan kepada Angeline. “Ini….”Trimo tidak bisa berkata-kata, wajahnya langsung pucat setelah mendengar apa yang dikatakan Darko. “Saya tidak mau tahu alasan kalian, sekarang kalian saya beri perintah untuk mengakuisisi balik perusahaan Angeline Diamond dan beri pelajaran kepada orang yang sudah membuat istri saya kesulitan.”Darko hanya bi
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status