Bab 51. BIANG KELADI PERCERAIAN DARKO DAN ANGELINE Seorang petugas keamanan menyapa Darko saat dia sampai di lobi perusahaan. “Selamat siang Boss, apakah Boss butuh kendaraan?” “Tidak perlu, panggilkan taksi saja.” “Baik Boss.”Petugas keamanan ini segera melambaikan tangannya ke arah taksi yang berada tak jauh dari perusahaan Cahaya Group. Maksud petugas keamanan adalah kendaraan perusahaan beserta sopirnya, akan tetapi Darko yang pada dasarnya sudah menjadi sosok yang sederhana lebih menyukai naik taksi atau jalan kaki. Setelah mengucapkan terimakasih kepada petugas keamanan yang membantunya, Darko segera masuk ke dalam taksi. Tak lama kemudian taksi yang ditumpangi Darko berhenti di sebuah Restoran cukup mewah. Kedatangan Darko disambut pelayan restoran dengan hormat. “Selamat datang di Restoran kami, bapak mau pesan kamar pribadi atau di ruangan biasa?” “Ruang biasa saja.” “Baik, bapak mau menunggu teman atau sendirian?”
Bab 52. HUKUMAN HOROR Taksi Yang di naiki Darko terus mengikuti mobil yang di kendarai Roso, Darko sengaja meminta sopir taksi untuk menjaga jarak agar dia tidak diketahui sedang membuntutinya.. Akhirnya Darko melihat mobil yang dinaiki Roso berjalan memasuki komplek perumahan mewah. “Sudah kita balik arah saja, tidak perlu ikut masuk ke komplek perumahan itu?” “Baik.”Kemudian taksi yang di naiki Darko berputar arah di sebuah persimpangan, tidak memasuki kawasan komplek perumahan itu. Tentu saja Darko tidak perlu masuk ke area komplek rumah mewah, karena setiap mobil yang masuk pasti diperiksa oleh satpam yang berjaga di pintu gerbang komplek. Kemudian Darko berhenti di depan sebuah minimarket, setelah membayar ongkos taksinya. Darko hanya sebentar di dalam minimarket, kemudian keluar dengan sebotol air mineral di tangannya. “Sebaiknya aku harus ke Mall dimana mobilku di parkirkan.” Darko menggumam, kemudian dia berjalan kaki menuju Mall yan
Bab 53. VILLA BUMI HIJAU PERSADA Sementara itu wajah gadis muda itu langsung memucat melihat darah yang berhamburan dari kepala keempat preman yang sebelumnya akan melecehkannya. Darko sama sekali tidak peduli dengan kematian keempat preman ini, dia segera berbalik dan menatap gadis muda di belakangnya. “Sekarang sudah aman, kamu cepat pergilah.” “Aaa… Eee… ba.. baik.”Dengan tergagap seakan nyawanya belum kembali ke tubuh, gadis muda itu segera tersadar dan langsung berlari dengan cepat seperti dikejar setan setelah mendengar perintah Darko. Yang membuat gadis muda ini ketakutan, bukan kejadian dimana dia akan dilecehkan, akan tetapi pemandangan mengerikan kematian empat orang preman yang wajahnya hancur dan menyemburkan darah seperti mata air. Darko menatap kearah kepergian gadis muda itu, setelah merasa tidak ada orang di sekitar gang kecil ini, jari tangannya langsung dijentikkan kearah kelima tubuh preman yang sudah tak bernyawa. Bulb….Dalam sekej
Bab 54. ORANG KAYA SEJATI Begitu memasuki Villa kembar yang bersebelahan yang hanya dibatasi taman bunga dan pagar besi setinggi dua meter,Darko langsung merasa suka. Rencananya kedua Villa ini akan dibeli, yang satu untuk tempat tinggalnya bersama Angeline dan Faizi. Sementara yang satunya sebagai tempat tinggal Rossa dan Abimanyu, agar kedua mertuanya itu tidak terlalu mengganggu hari-harinya dan dia tidak mendengarkan ocehannya yang terkadang di luar kendali dan membuat telinga menjadi panas. Dengan rumah yang berdekatan juga sebagai anak dia bisa melihat keadaan kedua mertuanya jika terjadi hal-hal yang urgent. “Villa yang ini sudah full furnish, sedangkan yang di sebelah masih dalam tahap pengisian akan tetapi model dan isi furniture sama.”Warsini menjelaskan setiap ruang dan setiap furniture yang ada di dalam Villa ini, semuanya dari produk berkelas tinggi yang membuat seisi ruangan Villa menjadi sangat nyaman untuk ditinggali. Begitu menaiki lantai
Bab 55. SI GENDUT ROSO Mereka sama sekali tidak tahu kalau kedua mertua Darko begitu membenci Darko bukannya senang mempunyai menantu sebaik dia. Bahkan dia disuruh bercerai saking bencinya kepada Darko, sebenarnya jika dari awal Darko menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, keluarga Wibisono tidak akan menganggapnya rendah. Yang tahu siapa sejatinya Darko, sesungguhnya hanyalah almarhum kakek Wibisono saja. Darko yang sudah meluncur ke puncak bukit untuk menempati Villa yang baru saja dibeli sama sekali tidak tahu kalau dirinya sedang menjadi perbincangan para karyawan perusahaan real estate ini. Akhirnya mobil sport Darko berhenti di depan pintu gerbang Villa yang baru saja dikunjungi bersama Warsini. Setelah masuk kedalam Villa, Darko langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Matanya menatap ke arah langit-langit kamar, sementara pikirannya melayang ke saat-saat bahagia bersama anak dan istrinya yang baru dua hari mereka bersama.
Bab 56. KEPANIKAN Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, sesampainya di Villa Darko langsung berbaring ditempat tidur dan terbuai dalam mimpi. Sementara itu menjelang pagi, dua jam setelah Darko menjalankan aksinya di rumah mewah si gendut Roso. “Aaaa….!!”Jeritan histeris seorang wanita terdengar dari dalam kamar si gendut Roso, membuat seisi rumah seketika terbangun. “Boss… oh tidak… Boss bangun Boss…!!”Wanita yang tidur satu kasur dengan si gendut Roso, sebelumnya merasa tubuhnya berat karena tangan si gendut Roso berada di atas dadanya hingga membuatnya merasa kesemutan. Pada saat wanita ini mau menyingkirkan tangan si gendut Roso, barulah dia merasa ada keanehan di tangan pria ini. Karena tangan si gendut Roso yang berada di atas dadanya sangat dingin dan sudah kaku hingga tidak bisa di singkirkan dengan mudah. Dan saat wanita ini menatap wajah si gendut Roso, matanya terbelalak lebar penuh dengan rasa penasaran karena wajah si gendut Roso begitu p
Bab 57. AKTA CERAI Hari ini Angeline sedang menangis sambil memegang akta cerai di tangannya, karena kemarin sore akta cerai yang diajukan pengacara Kaligis sudah langsung di setujui kantor Pengadilan Agama kota Mandiraja. Sementara itu Rossa tampak sangat senang setelah kemarin pengacara Kaligis mengantar akta cerai Angeline. Sejak hari kemarin Angeline sudah secara resmi menyandang predikat janda kembang setelah bercerai dengan Darko. Kedua mata Angeline tampak bengkak dengan kantung mata bergelayut di bawah pupil matanya. Sedangkan Faizi tampak kebingungan melihat apa yang dilakukan Angeline, sebagai anak kecil tentu saja dia tidak tahu apa yang sedang dialami kedua orang tuanya. “Ibu, kenapa ibu menangis? Ibu lagi sedih karena tidak bertemu ayah?”Faizi dengan tampang lucunya bertanya sambil memegang wajah Angeline yang sedang menangis tanpa suara di atas tempat tidur. “Ibu ndak apa-apa, hanya saja mata ibu kelilipan debu sejak kemarin, jadi ibu me
Bab 58. MATA SPIRITUAL Waktu menunjukkan pukul dua belas siang ketika seluruh karyawan Cahaya Timur Group menjadi heboh. Kehebohan ini adalah kemunculan Bambang dan Slamet yang datang ke perusahaan secara bersamaan, tak lama setelah Darko datang ke perusahaan. Suasana perusahaan seketika penuh dengan suka cita dengan hadirnya ketiga pejabat tinggi perusahaan. Tiga serangkai ini adalah cikal bakal berdirinya Cahaya Timur Group yang kini sudah mendunia dan menguasai dunia investasi dimanapun perusahaan ini berdiri. Tok tok tok… “Masuk.”Darko segera menyuruh orang yang mengetuk pintu kantornya untuk masuk. Tentu saja Darko sangat tahu siapa orang yang datang ke kantornya, hanya dengan mendengar langkah kakinya saja Darko sangat mengenal langkah kaki Bambang dan Slamet “Hormat Jendral.”Bambang dan Slamet segera berdiri tegak sambil memberi hormat secara militer kearah Darko yang sedang duduk di kursi Presiden Komisaris dengan setumpuk dokumen di dep
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me
Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu
Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis
Bab 185. KEDATANGAN SITI Airmata kebahagiaan bercampur dengan kesedihan tiada henti membasahi pipi Siti yang sedang terlarut dalam euforia yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya. Hingga pada akhirnya dia menghela nafas berat setelah memandangi foto Faizi di ponselnya. “Sebaiknya saya menemui cucuku ini, daripada selalu rindu dan bersalah tidak bisa membahagiakan Darko saat kecil.”Setelah bergumam dan menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, Siti segera bangkit dari duduknya dan merapikan semua barang yang ada di atas meja kerja. Kemudian Siti pulang lebih awal, dia berpesan kepada sekretaris dan bawahannya kalau dia akan pergi ke Nusantara untuk beberapa hari. Siti sudah berada di bandar udara Internasional kota Parigi untuk menuju negara Nusantara. Siti dikawal lima orang pengawal kepercayaannya selama bepergian ke Nusantara. Akhirnya pesawat yang ditunggu pun tiba, Siti dan kelima pengawalnya menaiki pesawat yang akan terbang men