Bab 57. AKTA CERAI Hari ini Angeline sedang menangis sambil memegang akta cerai di tangannya, karena kemarin sore akta cerai yang diajukan pengacara Kaligis sudah langsung di setujui kantor Pengadilan Agama kota Mandiraja. Sementara itu Rossa tampak sangat senang setelah kemarin pengacara Kaligis mengantar akta cerai Angeline. Sejak hari kemarin Angeline sudah secara resmi menyandang predikat janda kembang setelah bercerai dengan Darko. Kedua mata Angeline tampak bengkak dengan kantung mata bergelayut di bawah pupil matanya. Sedangkan Faizi tampak kebingungan melihat apa yang dilakukan Angeline, sebagai anak kecil tentu saja dia tidak tahu apa yang sedang dialami kedua orang tuanya. “Ibu, kenapa ibu menangis? Ibu lagi sedih karena tidak bertemu ayah?”Faizi dengan tampang lucunya bertanya sambil memegang wajah Angeline yang sedang menangis tanpa suara di atas tempat tidur. “Ibu ndak apa-apa, hanya saja mata ibu kelilipan debu sejak kemarin, jadi ibu me
Bab 58. MATA SPIRITUAL Waktu menunjukkan pukul dua belas siang ketika seluruh karyawan Cahaya Timur Group menjadi heboh. Kehebohan ini adalah kemunculan Bambang dan Slamet yang datang ke perusahaan secara bersamaan, tak lama setelah Darko datang ke perusahaan. Suasana perusahaan seketika penuh dengan suka cita dengan hadirnya ketiga pejabat tinggi perusahaan. Tiga serangkai ini adalah cikal bakal berdirinya Cahaya Timur Group yang kini sudah mendunia dan menguasai dunia investasi dimanapun perusahaan ini berdiri. Tok tok tok… “Masuk.”Darko segera menyuruh orang yang mengetuk pintu kantornya untuk masuk. Tentu saja Darko sangat tahu siapa orang yang datang ke kantornya, hanya dengan mendengar langkah kakinya saja Darko sangat mengenal langkah kaki Bambang dan Slamet “Hormat Jendral.”Bambang dan Slamet segera berdiri tegak sambil memberi hormat secara militer kearah Darko yang sedang duduk di kursi Presiden Komisaris dengan setumpuk dokumen di dep
Bab 59. MEMBAWA KABUR FAIZI Darko sangat kesal dengan pamannya Angeline yang bernama Rinto Wibisono ini, karena sejak awal pernikahannya selalu mengganggu. Padahal Daniel Wibisono anaknya paman Rinto sudah dieksekusi karena seringnya mengganggu Angeline yang notabene adalah saudara perempuannya. Akan tetapi sepertinya sifat ayah dan anak ini sama saja, selalu ingin mengganggu Angeline dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Setelah memastikan keadaan anak dan istrinya, Darko segera keluar dari perusahaan dengan mengendarai Lamborghini Veneno nya. Bambang dan Slamet tidak tahu kalau Darko sudah meninggalkan perusahaan, karena mereka berdua langsung sibuk mempelajari perkembangan perusahaan Cahaya Timur group setelah mereka tinggalkan selama lima tahun. Tak lama kemudian mobil sport Darko berhenti didepan sebuah Villa di daerah pinggiran kota Mandiraja. Brum….Suara mesin mobil sport yang sengaja ditekan kuat pedal gasnya sebelum berhenti menari
Bab 60. KEPANIKAN ANGELINE Darko bukannya tidak mengetahui kalau Rossa memanggil mereka, akan tetapi dia pura-pura tidak mendengarnya. Brum…!Terdengar suara deru mesin mobil sport, sesaat sebelum Rossa mendekat kearah pintu penumpang dimana Faizi berada. “Darko buka pintunya, keluarkan Faizi!”Rossa membentak sambil menunjuk ke arah Darko yang sedang duduk di kursi pengemudi. Alih-alih menuruti permintaan Rossa, Darko malah langsung tancap gas dan menjalankan mobil sportnya dengan cepat. “Sialan dan orang tak tahu diri, kembalikan cucuku!”Ekspresi wajah Rossa memerah dan nafasnya tampak terengah-engah sambil memaki Darko dan menunjuk ke arah mobil sport yang sudah meninggalkan halaman Villa. Darko hanya tersenyum tipis sambil melirik ke arah kaca spion untuk melihat keberadaan Rossa yang sedang memaki dirinya sambil mengacungkan jari telunjuknya. “Rossa, kenapa kamu biarkan Darko membawa cucuku.”Abimanyu yang mendekat kearah Rossa tampak memarahi ist
Bab 61. ANAK YANG MENGGEMASKAN “Apa? Faizi di bawa ke ibukota kekaisaran?”Rossa langsung terkejut begitu mendengar perkataan Angeline, ingatannya segera kembali ke lima atau enam tahun yang lalu saat Angeline di rawat di Rumah Sakit karena kecelakaan lalu lintas. Saat itu dia sedang menjaga Angeline yang sakit, kemudian datang seorang nyonya besar dengan puluhan pengawal berbadan tegap yang ternyata adalah ibunya Darko. Dan yang tidak bisa dia lupakan adalah saat ibunya Darko memberikan Kartu Bank yang berisi uang dua puluh miliar rupiah untuk Angeline sebagai uang jajan. Dan uang itu langsung diminta Rossa setelah ibunya Darko berpamitan untuk kembali ke ibukota kekaisaran. “Apakah… apakah… berarti Faizi akan dibawa ke neneknya yang kaya itu?”Rossa akhirnya tersadar setelah tenggelam dalam lamunannya untuk beberapa saat. Angeline hanya menganggukkan kepalanya tanpa daya, dia sama sekali tidak khawatir dengan kepergian Faizi setelah tahu kalau yang memb
Bab 62. FIAZI MANGKUSADEWO Dengan ramah pramuniaga wanita ini segera mengambilkan pakaian anak yang dirasa cocok dengan temperamen Faizi yang menggemaskan. Seketika penampilan Faizi berubah total menjadi seperti tuan muda yang sangat mengesankan, membuat pramuniaga yang melayaninya menjadi tercengang. “Betapa gantengnya tuan muda kecil ini, siapa nama tuan muda kalau kakak boleh tahu.”Sambil membetulkan kerutan di pakaian Faizi, pramuniaga ini menanyakan namanya. “Namaku Faizi Mangkusadewo.” “Faizi Mangkusadewo, nama yang bagus sebagus anaknya.”Pramuniaga ini tampaknya sangat senang berbicara dan melayani Faizi yang sangat menggemaskan serta smart di matanya. Sementara itu Faizi menjawab setiap pertanyaan pramuniaga yang melayani nya dengan sangat menggemaskan, sesekali dia menatap kearah Darko seperti meminta persetujuannya atas semua pakaian yang dia coba. Darko yang juga sedang menatap kearah Faizi yang mencoba satu persatu pakaian baru hanya terse
Bab 63. DIKERUMUNI BANYAK ORANG “Senang, Izi sangat senang bersama ayah. Kenapa ayah tidak pernah pulang selama ini? Kalau tahu ayah sebaik ini tentu saja Izi ingin selalu bersama ayah.” Darko sangat senang mendengar perkataan Faizi, dia mengusap kepala Faizi dengan penuh kasih sayang kemudian berkata, “Ayah ini kan seorang tentara, tentu saja ayah lebih mementingkan keselamatan seluruh rakyat Nusantara daripada masalah pribadi. Tapi tenang saja, sekarang ayah sudah bersama Faizi, tentu ayah akan selalu membuat Faizi senang.” “Oh iya, ibu juga pernah bilang kalau ayah adalah seorang pahlawan yang membela negara ini dari serangan musuh. Ibu sangat bangga dengan ayah yang berani berperang di medan perang.” “Nah kamu sudah tahu, ayo sekarang kita pulang. Ayah sudah membeli rumah baru, mulai sekarang Izi tinggal bersama ayah, okey.” “Hore… ayah sudah beli rumah baru. Ayah rumah baru yang ayah beli apa seperti rumah yang nenek buyut belikan?” “Rumah Faizi tentu sa
Bab 64. FAIZI SANGAT SENANG Darko memandang kearah Faizi dan tersenyum, kemudian berkata, “Ini rumah Faizi, apa Faizi suka?” “Rumah Faizi? Ini beneran rumah Faizi? Hore… rumah Faizi bagus banget. Ayah cepat turun dari mobil, Izi ingin masuk kedalam rumah.” “Oke… ayo kita masuk ke rumah.”Darko segera menghentikan mobilnya dan membuka pintu gerbang Villa yang sangat besar menggunakan remot kontrol yang terhubung dengan kunci rumahnya. Begitu memasuki halaman Villa, senyum Faizi tak henti-hentinya mengembang menghiasi wajahnya yang sangat menggemaskan. Setelah mobil sport yang mereka naiki berhenti di halaman, Darko segera menggendong Faizi untuk turun dari mobil. Begitu turun dari mobil, Faizi langsung berlarian di halaman Villa yang sangat luas, pemandangan ini tentu saja membuat hati Darko bahagia melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah anak satu-satunya ini. “Faizi ayo kita masuk ke dalam, nanti Faizi pilih sendiri kamar mana yang akan kamu tempat