Home / Romansa / Istri Muda Untuk Suamiku / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Muda Untuk Suamiku: Chapter 121 - Chapter 130

148 Chapters

Bab 121

Kehadiran baby Zizi telah membawa warna dan harapan baru bagi keluarga itu. Satu dekade menanti akhirnya terwujud.Terlahir bukan dari rahim Nana, tetapi dia akan tetap menjadi sang pewaris.“Mami sangat menyayangimu, tak akan ada satupun orang yang bisa menyakitimu. Selama Mami masih ada didunia ini,” bisik Nana sembari mengecup pipi gembul yang kembang kempis karna menghisap sumber makanan.“Jadilah wanita tangguh, agar kelak bisa merawat Mami dan Bunda,” sambung Bella mengeratkan dekapannya gemas.Dua istri buhan itu berbagi tugas dalam menjaga anggota baru itu. Tugas merawat jadi tugas Nana. Selama Bella belum sembuh, Bella hanya menyusui.Kesibukan mengurus bayi kecil, hingga melupakan bayi besar. Juga harus diurus dan diperhatikan.Burhan tidak mempermasalahkan harus diabaikan. Dia juga sedang bahagia, bayi mungil mirip dengannya. Selalu memaksanya untuk segera pulang.Acara tasyakuran akan digelar di panti saja. Sesuai permintaan Marwa, akan dilaksanakan pada hari ketujuh.Ber
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

122

Burhan teringat akan Mbah Ipeh yang masih tinggal bersama Ferdi. Sudah saatnya dia membawa Nana bertemu wanita renta itu.Kabar yang diberikan Romlah tadi sangat mengganggunya. Raganya memang berada disini tapi pikirannya berkelana.Sangat hafal Burhan hanya mampu menatap dari tempatnya.Rentetan acara tasyakuran dimulai. Hingga tausiyah dari ustadz usia. Saat ini tinggal acara ramah tamah.Baik Burhan maupun Nana tidak dapat menikmati acara ini. Acara yang mereka nanti-nantikan sepanjang kebersamaan.Satu persatu tamu undangan yang telah selesai menikmati hidangan. Bergiliran mengucapkan selamat lalu meninggalkan tempat itu.Tepat azan zhuhur semua tamu telah pulang semua. Tersisa Burhan sekeluarga dan sang ustadz.Bella memintanya untuk menginap semalam di panti. Sekalian memberi tausiyah pada penghuni panti. Setelah sholat magrib dan sholat subuh esok hari.“Ini pasti rencana kalian berduakan?” tanya Amel.Dia dan kedua Kakak iparnya serta baby Zizi berada dikamar yang khusus untuk
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 123

Nana dan Bella cukup menyimak, ini masalah intern keluarga suami mereka. Tidak ada hak untuk mereka ikut campur. Selama pemuda pilihan Burhan itu memang terbaik.“Kalau Mama?” Sopie beralih pada Marwa yang dari tadi bungkam tapi raut wajahnya bahagia.“Mama ikut saja, asal adik kalian mau. Sebab yang akan menikah dia. Dia yang akan menghabiskan sisa hidupnya dengan ustadz itu.” Imbuh Marwa.“Aku punya permintaan, setelah Amel menikah Mama harus mau tinggal sama kami. Tidak ada alasan lagi Mama menolak,” sanggah Nana.“Yang penting Amel nikah dulu. Bagaimana setelahnya kita pikirkan nanti saja. Mama bisa tinggal dimana Mama mau. Pintu rumahku terbuka lebar menyambut Mama,” cerocos Sopie.Marwa kembali tercenung, belum Amel dilamar. Belum punya anak-anaknya rebutan merawatnya.Marwa sangat bersyukur dikelilingi anak dan menantu yang berbakti. Kebahagiaannya sudah sempurna, dia iklas jika Tuhan mengambilnya.Tidak ada lagi yang urusannya yang tertunda. Selepas pernikahan putri bungsunya
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 124

“Kok Kakak? O, ceritanya masih ngambek ne. Soal yang tadi siang, maaf.” Nana memegang telinganya layaknya anak kecil minta maaf.“Tapi, kamu tidak menolakkan?” sambung Nana.“Insya Allah Aku sudah siap menjadi pendampingnya.”“Alhamdulillah,” sahut suara tegas dari balik pintu. “Adik bawel Abang sebentar lagi akan menjadi istri orang. Habis nikah nanti apakah Abang bisa melihat tingkah manjanya ini.”“Abang, Aku hanya menikah bukan pindah jauh. Lagian Abang sudah punya tiga wanita.” mata Amel berkaca kaca.“Bedalah, kamu itu adik kesayangannya. Kakak dan Bella istrinya. Dari sebutan saja udah beda.” timpal Nana.“Dia telah mohon izin akan membawamu. Tinggal di pondok, jadi kita akan jarang bertemu. Abang minta satu hal, jika selama pernikahan kamu tidak bahagia. Beri tahu Abang, biar Abang menjemputmu. Pintu rumah ini selalu terbuka, kembalilah kesini saat pemuda itu mengecewakan hatimu. Bisa kau berjanji untuk itu itu.” Burhan menarik tubuh Amel dalam pelukan.Pelukan dari seorang Ka
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 125

Duuaarr ... ada ledakan yang besar terjadi dalam diri Nana. Dia tidak menyangka Maya yang dia kira baik berbuat setega ini atasnya.“Jadi ini alasannya, istri saya tidak kunjung hamil,” sela Burhan membawa Nana dalam dekapannya.Wanita dicintainya itu sedang hancur. Dia sangat menyedihkan, kenyataan ini tidak adil.Entah apa tujuan Maya membuat Nana tidak memiliki keturunan. Terjawab sudah semua ini adalah buah dari ulah wanita tidak punya hati itu.“Kemarilah, Mbah akan membatalkan mantranya. Semoga setelah ini Tuhan mengampuni Mbah dan rahimmu akan terisi.” Mbah Ipeh mendekati Nana yang masih berada dalam tubuh besar Burhan.Mbah Ipeh mengusap perut Nana memutar. Sesuai arah putaran jarum jam. Mulutnya komat kamit, mungkin sedang membaca mantra.“Sudah, Mbah sekarang jadi tenang. Kalau Mbah mati tidak akan membawa rasa bersalah ini,” terang Mbah Ipeh yang telah selesai melakukan sesuatu terhadap Nana.“Boleh kami tau, mengapa Mbah sampai ingin bertemu Nana,” berondong Burhan.“Saat
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 126

Nana menjelaskan pada Bella semuanya. Sudah tidak ada lagi air mata dan kesediaan dalam diri Nana.“Jadi, lagi-lagi ulah Maya? Wanita itu tidak ada habisnya menyakiti orang yang tidak bersalah.” Nana dan Bella bersamaan menoleh ke arah suara.“Bi Siti,” seru Bella.“Maaf, Bibi lancang. Bibi tadi kebetulan lewat dan mendengar semuanya,” terang Bi Siti.“Tunggu dulu, Bibi bilang lagi-lagi. Maksudnya? Apa yang Bibi rahasiakan selama ini,” tanya Nana penuh selidik.“Mungkin sudah saatnya kamu tahu. Maya itu tidak sebaik yang kamu pikirkan. Dia tidak lebih seperti ular berkepala dua.” Bi Siti menghela napas mengurangi sesak.“Bibi sudah tahu dari dulu?” tuding Nana.“Iya, Bibi sengaja menyimpan sendiri. Supaya dia tetap baik dimatamu. Dan Bibi pikir dia tidak akan kembali lagi.”“Kembali lagi?” Nana semakin bingung.“Bibi sudah tahu, bawah Maya itu adalah Maya yang sama. Dia bisa mengelabui orang-orang tapi Bibi tidak. Bibi sangat mengenalnya. Bahkan bila dia menukar jenis kelaminnya.”“K
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 127

Tokkk ...Tokkk ...“Na, boleh bibi masuk. Ini Bibi bawakan makanan kesukaanmu,” ujar Bi Siti.“Taruh aja di depan pintu, biar digondol mpus,” sahut Nana.Bi Siti tersenyum lalu membuka pintu. Itu adalah kata-kata pamungkas Nana saat lagi ngambek.“Ini makan dulu, agar ada tenaga buat lanjut marahnya.” Bi Siti mengangsurkan nampan yang berisi sepiring kerang saus Padang lengkap dengan jeruk peras hangat.“Suapin,” rengek Nana.“Kamu marah apa manja, Bibi jadi teringat saat kamu kecil kalau seperti ini.” Bi Siti mulai membuka kulit kerang, isinya diangsurkan ke mulut Nana.“Bukannya bagi Bibi, Aku masih Nana kecil.”“Maaf.”“Bibi tidak perlu minta maaf, Aku tau maksud Bibi. Untuk tidak mengingat yang telah berlalu.”“Terima kasih, Bibi hanya ingin hidupmu dipenuhinya kebahagiaan. Tapi sepertinya kebahagiaan itu belum sepenuhnya untukmu. Ada saja masalah yang datang silih berganti.”“Selagi masih bernyawa tentu akan ada saja cobaan, Bi. Tapi ngomong-ngomong enak juga ngambek kek tadi. D
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 128

Nana berhambur memeluk wanita yang telah melahirkan suami terhebatnya itu. Sungguh dia tidak mampu lagi untuk berkata.Ucapan yang lolos dari mulut mertuanya baru saja. Adalah wujud nyata bahwa beliau sangat mendambakan benih putranya.“Maafkan Nana, Ma. Belum bisa memberikan cucu untuk Mama. Nana janji setelah ini, Nana akan berobat dan mewujudkan impian mama.” suara Nana terdengar berat tertahan.Bella memalingkan mukanya, ada benih cemburu yang tumbuh dalam dirinya. Kehadiran anaknya ternyata belum bisa melengkapi kebahagiaan keluarga ini.Seharusnya dia sadar bahwa selamanya tidak akan bisa menyandingkan diri bersama kakak madunya itu.Nana telah mendapatkan tempat khusus di hati mereka. Kehadiran baby Zizi hanya menghadirkan warna baru. Tapi tidak melengkapi.“Sadar Bel, kau hanya remahan rempeyek. Jangan berharap lebih,” batin Bella.“Jangan ambil hati,” bisik Sopie mengusap lengan Bella.Membuat mulut Bella menganga, Sopie bisa tahu jalan pikirannya.“Jangan menatapku begitu.
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 129

Saat itu baby Zizi hampir lama berada di pintu. Karena Bella yang kehabisan nafas dan tenaga untuk mendorong keluar.Nana mengunci pintu kamarnya saat mereka berada didalamnya. Lubang kunci tutup juga.Antisipasi supaya tidak ada yang bisa mengintip apa yang sedang mereka lakukan.Nana menghidupkan laptop. Dan mengajak Bella mengecek semua cctv yang ada. Dari hari Bella dibawa kerumah sakit.Tidak ada yang mencurigakan, semuanya berjalan kondusif.Mereka terus menonton hingga layar memperlihatkan gerak gerik mencurigakan dari Bi Siti.Dia terlihat menempelkan telinganya di pintu kamar ini. Persis orang yang sedang menguping.Hingga beberapa Video selanjutnya dibeberkan kesempatan wanita paruh baya terlihat ingin tahu apa yang dibicarakan Nana, Bella, dan Burhan.Bahkan dia rela meninggalkan pekerjaannya demi itu.Nana memijit pelipisnya yang mulai berdenyut.“Mencurigakan?” desis Bella. “Tapi kita tidak boleh gegabah.”“Maksudmu?”“Kita pura-pura tidak tahu. Tetap bersikap biasa saja.
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 130

Maya dan Tary memperhatikan kediaman Nana. Mereka sudah kembali seminggu yang lalu.“Apa rencana Tante. Orang tua itu sudah pergi. Saatnya kita bergerak,” tanya Tary.“Sebagai tetangga yang baik harus menjenguk tetangga yang baru saja melahirkan,” jawab maya mengangkat ujung bibirnya sedikit.Dia memang berencana melihat anak Bella sekalian bertemu dengan Nana. Dan melihat kondisi rivalnya si Siti yang masih bertahan bersama Nana.Maya telah membeli bingkisan yang khusus dibelinya dari Eropa.“Itu untuk mereka,” tunjuk Tary pada kotak segi empat yang terbungkus rapi.“Tentunya.” Maya berjalan menuju meja rias.“Enak sekali, musuhan tapi dapat hadiah mahal,” protes Tary.“Bagaimana pun Aku ini neneknya.” Maya merapikan penampilannya agar terlihat elegan dan terhormat.“Nenek dari mana. Kalian tidak ada hubungan darah,” cibir Tary.“Nenek yang dipaksakan.” Maya telah siap dan menyambar hadiahnya.“Tante tunggu di bawah,” sambung MayaGadis itu terburu-buru mempercantik penampilannya.“K
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status