Semua Bab Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Bab 251 - Bab 260

355 Bab

BAB 247 : Kehebohan di Kantor

Pagi itu di VeraCore, suasana kantor dipenuhi dengan obrolan seru.Di sekitar ruang kerja tim Business Analyst, beberapa karyawan tampak berkumpul dalam kelompok kecil, berdiskusi dengan semangat.“Dengar-dengar, kalung itu terjual jutaan dolar!” seru Susie, salah satu rekan Elara, dengan nada takjub. “Aku bahkan nggak bisa bayangin seperti apa penampakannya.”"Kalau aku punya kalung seperti itu, mungkin aku nggak akan berani memakainya, takut dicuri," canda Pati yang sedang berdiri di dekat meja kopi, membuat beberapa orang tertawa.Elara, yang baru saja masuk ke ruang kerja, menyadari bahwa rekan-rekannya sedang membicarakan lelang yang ia hadiri kemarin. Wanita cantik itu memasang senyum tipis saat mendekati meja kerjanya.“Hey, Elara!” panggil Susie dengan antusias, menghampiri Elara dengan wajah penuh rasa ingin tahu. “Kamu kan yang hadir di Gala Royale Auction kemarin, kan? Apa kamu lihat kalung yang terlelang super mahal itu?”Elara berhenti sejenak, teringat kilauan batu permat
Baca selengkapnya

BAB 248 : Pria Yang Sangat Ramah

Elara memilih Fox Point dan menyewa sebuah townhouse sebagai tempat tinggal, karena lingkungan di sana menawarkan ketenangan yang ia butuhkan setelah hari-hari yang sibuk.Dengan suasana yang asri dan nyaman, Fox Point memberikan keseimbangan antara kehidupan perkotaan dan alam.Kawasan tersebut juga dikenal aman, dengan tetangga yang ramah dan akses mudah ke berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, dan taman.Bagi Elara, Fox Point adalah tempat yang ideal untuk merasakan privasi sekaligus kenyamanan.Saat ini Elara duduk di sofa empuk berwarna abu-abu cerah dikelilingi oleh meja kopi kayu dan lampu lantai yang lembut.Cahaya senja masuk melalui jendela besar, memberikan suasana tenang pada ruangan. Di pangkuannya, sebuah kotak kecil berwarna biru tua berlapis beludru, dengan logo Gala Royale Auction tercetak elegan di atasnya.Tangannya yang halus perlahan membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah kalung indah dengan zamrud dengan bentuk yang halus dan sempurna, berkila
Baca selengkapnya

BAB 249 : Undangan Makan

Liliana berdiri di dekat jendela kamar yang besar, memandangi pemandangan lampu-lampu kota Madison yang terhampar di depannya.Matanya tajam, namun ada sesuatu yang jauh lebih dalam di balik tatapannya yang kompleks.Gala Royale Auction yang dihadirinya beberapa hari lalu terlintas di pikirannya, terutama momen ketika dia bertemu dengan seorang wanita muda. Manik mata wanita muda itu yang berwarna zamrud, membuat pikiran Liliana terusik. Ada sebuah firasat yang tak bisa diabaikannya begitu saja.Dengan pikiran yang terus berputar, Liliana mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang yang sudah ia percayai sejak lama untuk urusan-urusan tertentu.“Bagaimana perkembangan tentang Dianne?” tanya Liliana dengan suara yang tenang namun penuh tuntutan.Di seberang, seorang pria dengan nada bicara sopan namun tajam menjawab, “Sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan, Ny. Wayne. Kegiatannya hanya seputar berbelanja barang-barang mewah dan menghabiskan malam di beberapa klub elit.”Liliana diam
Baca selengkapnya

BAB 250 : Pindahan Malam Malam?

Saat Elara melangkah memasuki The Urban Diner di Madison Luxe Plaza, suasana restoran yang nyaman dengan pencahayaan hangat menyambutnya.Aroma kopi dan makanan panggang yang sedap tercium di udara. Meja-meja kayu tersusun rapi, diisi oleh beberapa pasangan dan keluarga yang menikmati makan malam mereka.Ethan sudah duduk di salah satu meja dekat jendela, menatap ke arah pintu seolah-olah telah menunggu cukup lama.Wajahnya yang tampan tampak sedikit tegang. Dia berdiri ketika melihat Elara mendekat.Tubuhnya tegap dan postur berdirinya menunjukkan kewibawaan dan kepercayaan diri.Ia mengenakan setelan jas navy yang pas, memadukannya dengan kemeja putih dan dasi yang disesuaikan dengan gaya modern.Wajahnya tampak tampan dengan rahang yang tegas dan mata biru yang menawan, menyiratkan kedalaman dan ketulusan.Rambut cokelat-nya tersisir rapi, menambah kesan profesional dan terawat.Senyum hangat yang sering menghiasi wajahnya melengkapi penampilan elegannya, menjadikannya sosok yang sa
Baca selengkapnya

BAB 251 : Yang Memegang Kendali

Elara duduk di meja kerjanya, fokus pada layar komputer yang dipenuhi data dan laporan yang harus ia selesaikan hari itu.Suara obrolan rekan-rekan kerjanya di cubicle sebelah terdengar samar-samar di telinganya, tetapi dia tidak terlalu memperhatikan. Pikirannya sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk, dan dia tidak punya waktu untuk membahas gosip kantor.“Sudah dengar tentang CEO baru kita?” tanya Faye dengan nada bersemangat, suaranya lebih jelas terdengar karena posisi meja mereka yang berdekatan.“Aku dengar dia sangat berpengaruh dan sangat kaya,” jawab Clara dengan mata mengerling.“Siapa pula selain keluarga Wayne yang amat kaya di Wisconsin?” Pati ikut menyambung sembari melewati kubikel rekan-rekannya itu.“Kau benar. Wayne terkenal selain karena kekayaannya juga karena pria muda yang sangat tampan itu! Aku berharap CEO kita setampan itu, meski hampir mustahil!” Clara menerawang --membayangkan sosok tampan itu dalam pikirannya.“Aku juga penasaran. Jangan-jangan sudah tua,” sa
Baca selengkapnya

BAB 252 : Yang Datang Mencari Tahu

Elara mematikan komputernya di kantor VeraCore Solutions setelah menyelesaikan revisi terakhir pada data analisis yang telah membuatnya terlambat pulang.Jam menunjukkan pukul enam petang. Ia menghela napas lega, merapikan barang-barangnya, lalu berjalan keluar dari gedung.Di tempat parkir, Elara segera masuk ke dalam Hyundai kesayangannya, menyalakan mesin, dan mulai melaju menuju Fox Point, tempat tinggalnya.Dalam perjalanan, ia menyetel radio, mencoba mencari hiburan untuk mengusir keletihan.Namun, bukannya musik, sebuah berita darurat muncul. Penyiar radio dengan suara serius melaporkan, “Kami mendapatkan kabar terbaru tentang kasus penculikan yang sedang terjadi di Wisconsin. Polisi mengimbau agar semua penduduk selalu berhati-hati, terutama saat bepergian sendiri.”Elara merasakan sedikit kegelisahan mendengar berita itu, namun berusaha menenangkan diri. “Ini bukan di sekitar sini,” gumamnya pada diri sendiri, mencoba mengabaikan rasa takut yang perlahan muncul.Setelah bebera
Baca selengkapnya

BAB 253 : Yang Akan Ikut Hadir

Dia mencoba memasang wajah santai, meski pertanyaan ini sangat penting baginya untuk memastikan informasi yang baru saja ditemukannya.Ethan terkejut dengan pertanyaan itu, tapi menjawab dengan jujur. “Pacar? Tidak, aku tidak punya pacar. Tapi... aku memang punya seseorang yang kuincar.”Dianne tersenyum, meski di dalam dirinya rasa cemas semakin menguat. “Oh, begitu? Apa dia seseorang yang kukenal?”Ethan menggeleng. “Aku rasa kau belum pernah bertemu dengannya. Tapi dia... dia cukup istimewa.”Dianne menahan keingintahuannya yang semakin memuncak. “Dia pasti sangat beruntung, Ethan. Apa kau sudah lama mengenalnya?”“Cukup lama untuk tahu bahwa dia berbeda,” jawab Ethan sambil tersenyum, pandangannya melayang sejenak, seolah membayangkan sosok yang dibicarakannya.Dianne berusaha mempertahankan senyumannya meski hatinya bergejolak. “Tentu saja, aku senang mendengarnya, Ethan. Aku harap kau mendapatkan yang terbaik.”“Terima kasih, Dianne,” jawab Ethan dengan hangat.Dianne tahu ia har
Baca selengkapnya

BAB 254 : Ternyata Dia

Dear ReeFellows!! Mohon maaf tidak upload kemarin malam, atas tragedi pemadaman lampu sejak siang. Berhubung laptop Author yang 'super canggih' (harus terus nyambung ama charger-nya), tidak menemukan daya listrik, berakibat hanya menampilkan layar gelap... (˵ˊᯅˋ˵) Ini Author kasih dulu 1 Bab yah... Nanti malam (semoga tidak ada tragedi lainnya T_T) bab lainnya menyusul, di jam seperti biasa... Enjoy!! │ ˙ᵕ˙ )꜆♡=== * * * ===“CEO?” Isi kepala Elara masih mencerna kata-kata yang diucapkan Mr. Collins, ketika pintu terbuka oleh seorang lelaki bersetelan rapi dengan earpiece di telinga kirinya.Lelaki itu menyisi, dan seseorang bertubuh tinggi serta proporsional melangkah masuk dengan tenang.Elara membeku.Kedua netra zamrud miliknya terpancang lurus pada seseorang yang masuk dengan karisma tak terbantahkan.Setelan jas mahalnya membalut tubuh tinggi tegapnya dengan sempurna, memancarkan wibawa seorang pria yang sama sekali tak biasa.Wajah tampan itu tercipta dari garis-garis teg
Baca selengkapnya

BAB 255 : Gosip Dan Gosip

Kantin VeraCore dipenuhi dengan suara riuh rendah para pegawai yang sedang sibuk membicarakan topik hangat hari ini --terutama pegawai wanita.Isu yang beredar menyebutkan bahwa CEO baru mereka, pria misterius yang baru beberapa hari mengambil alih posisi CEO, tiba-tiba ikut hadir dalam meeting laporan bulanan tim Business Analyst.Hal ini tentu saja mengejutkan banyak pihak, mengingat biasanya meeting seperti ini hanya dihadiri oleh manajer tim.“Ini benar-benar aneh! Apa CEO baru itu sedang mencari alasan untuk merombak tim kita?” bisik seorang anggota tim pada rekannya dengan nada cemas."Mungkin dia hanya ingin tahu lebih dalam tentang proyek-proyek kita," jawab orang itu sambil tersenyum tipis, berusaha menenangkan dirinya sendiri.Di meja lain, beberapa pegawai wanita dari divisi lain terus bergosip tentang CEO baru tersebut.“Katanya CEO itu sangat tampan?”“Oh astaga! Itu bukan tampan! Itu seperti model keluar dari lukisan!”“Apakah benar?”“Ya, aku mendengar dari temanku yang
Baca selengkapnya

BAB 256 : Kepanikan Mereka

Suara dalam yang sangat dikenalnya membuat Elara membeku.Ia perlahan menoleh, dan melihat Arion berdiri di belakangnya dengan tatapan yang tak terbaca.Arion, CEO baru VeraCore, yang juga adalah suaminya, pria yang ia tinggalkan di California beberapa bulan yang lalu. Di belakang pria itu,berdiri dua orang.Satu adalah wanita akhir tiga puluhan dengan rambut bob dan berkacamata yang tampaknya asisten Arion di VeraCore, serta seorang pengawal berpakaian serba hitam berdiri tegap, memberikan kesan bahwa Arion tak bisa diganggu gugat.Pria bermanik kelabu itu melanjutkan dengan suara dingin yang membuat suasana kantin semakin mencekam. “Aku lebih suka seseorang tanpa lidah, dengan pekerjaan yang efektif.”Maksud Arion adalah, ia akan memecat semua orang yang berlidah namun hanya pandai bergosip.Suasana hening yang tercipta sejak kedatangan pria itu, kian mencekam.Faye dan Clara tampak semakin ketakutan, wajah mereka memucat.Mereka segera menunduk, tidak berani menatap langsung pada pr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
36
DMCA.com Protection Status