Lanjut nanti malam ya....
Kantin VeraCore dipenuhi dengan suara riuh rendah para pegawai yang sedang sibuk membicarakan topik hangat hari ini --terutama pegawai wanita.Isu yang beredar menyebutkan bahwa CEO baru mereka, pria misterius yang baru beberapa hari mengambil alih posisi CEO, tiba-tiba ikut hadir dalam meeting laporan bulanan tim Business Analyst.Hal ini tentu saja mengejutkan banyak pihak, mengingat biasanya meeting seperti ini hanya dihadiri oleh manajer tim.“Ini benar-benar aneh! Apa CEO baru itu sedang mencari alasan untuk merombak tim kita?” bisik seorang anggota tim pada rekannya dengan nada cemas."Mungkin dia hanya ingin tahu lebih dalam tentang proyek-proyek kita," jawab orang itu sambil tersenyum tipis, berusaha menenangkan dirinya sendiri.Di meja lain, beberapa pegawai wanita dari divisi lain terus bergosip tentang CEO baru tersebut.“Katanya CEO itu sangat tampan?”“Oh astaga! Itu bukan tampan! Itu seperti model keluar dari lukisan!”“Apakah benar?”“Ya, aku mendengar dari temanku yang
Suara dalam yang sangat dikenalnya membuat Elara membeku.Ia perlahan menoleh, dan melihat Arion berdiri di belakangnya dengan tatapan yang tak terbaca.Arion, CEO baru VeraCore, yang juga adalah suaminya, pria yang ia tinggalkan di California beberapa bulan yang lalu. Di belakang pria itu,berdiri dua orang.Satu adalah wanita akhir tiga puluhan dengan rambut bob dan berkacamata yang tampaknya asisten Arion di VeraCore, serta seorang pengawal berpakaian serba hitam berdiri tegap, memberikan kesan bahwa Arion tak bisa diganggu gugat.Pria bermanik kelabu itu melanjutkan dengan suara dingin yang membuat suasana kantin semakin mencekam. “Aku lebih suka seseorang tanpa lidah, dengan pekerjaan yang efektif.”Maksud Arion adalah, ia akan memecat semua orang yang berlidah namun hanya pandai bergosip.Suasana hening yang tercipta sejak kedatangan pria itu, kian mencekam.Faye dan Clara tampak semakin ketakutan, wajah mereka memucat.Mereka segera menunduk, tidak berani menatap langsung pada pr
Dianne menatap Paula dengan bingung. "Tapi, aku bisa membantu dengan—"Paula mengangkat tangan, menghentikan Dianne. "Aku bilang, biarkan aku yang mengurus ini. Kau tidak boleh bertindak sendiri atau melakukan kebodohan apapun. Mengerti?"Dianne mengangguk patuh, meskipun hatinya dipenuhi keraguan. "Baik. Aku akan melakukan seperti yang kau katakan."Paula memberikan tatapan datarnya lagi. "Bagus. Sekarang, pulanglah. Dan ingat, jangan pernah menghubungiku mengenai hal ini sampai aku mengatakannya padamu."Dianne berdiri, meskipun ragu, dan mengangguk hormat sebelum meninggalkan ruangan. Pintu menutup dengan lembut di belakangnya, meninggalkan Paula dalam keheningan yang penuh ketegangan.Setelah Dianne pergi, Paula duduk kembali dengan wajah yang kaku.Pikirannya berpacu, mencari cara untuk menangani situasi ini. Tidak ada yang boleh menghalangi Ethan menjadi penerus Wayne Group, terutama tidak seorang gadis yang seharusnya sudah lama lenyap.Setelah beberapa saat, Paula meraih telepo
Elara duduk di kursi goyang di berandanya, memandang ke luar jendela yang menampilkan suasana senja di Fox Point, Sun Prairie.Hari itu ia memutuskan untuk menghubungi Zhenzhen, seorang teman lama yang dulu sering membantunya dalam urusan yang melibatkan Arion. Setelah sekian lama menghindari kontak dengan siapa pun dari kehidupan lamanya, Elara merasa saat ini perlu mengetahui sesuatu.Ia mengambil napas dalam-dalam sebelum menekan nomor Zhenzhen. Tak butuh waktu lama sebelum suara riang Zhenzhen terdengar di ujung telepon.‘Elara! Lama sekali kita tidak berbicara,’ sapanya dengan hangat."Nona Zhen, sudah lama. Maaf mengganggumu,” jawab Elara pelan.Setelah berbasa-basi sesaat, Elara langsung mengemukakan maksud dirinya menelepon Zhenzhen. “Aku ingin bertanya tentang Susie dan Pati.”‘Susie dan Pati?’“Ya. Apa kau pernah mendengar dua nama itu dari Arion?”Beberapa saat Zhenzhen terdiam dan saat ia akhirnya bicara, suaranya terdengar sedikit berubah, menjadi lebih serius. ‘Mengapa t
Seolah merasakan tatapan Elara, Pati menoleh dan tersenyum tipis. "Butuh bantuan, Elara? Aku bisa bantu menyelesaikan bagian dari tugas analisis ini jika kamu mau."Elara tersenyum kaku, merasa canggung namun tetap berusaha bersikap biasa. "Tidak, terima kasih, Pati. Aku rasa aku bisa mengatasinya."Susie mendekat dan ikut melihat layar komputer Elara. "Kalau ada yang butuh didiskusikan, aku selalu siap membantu. Kita kan tim."Ia menyadari bahwa meskipun mereka adalah pengawal elit, Susie dan Pati juga sangat profesional dalam peran mereka sebagai Business Analyst.Mereka menguasai pekerjaan ini dengan sempurna, bahkan mungkin lebih baik daripada kebanyakan orang yang benar-benar berkarier di bidang ini.Semua demi menyempurnakan penyamaran mereka.Karena itulah, Elara kemudian merasakan sedikit ‘kengerian’ dibalik kekagumannya.Bukankah ia harus berterima kasih pada Arion?Pria itu ternyata sedemikian rupa memikirkannya. Sampai memasukkan pengawal bagi Elara, tanpa sepengetahuan wani
Elara menatap pintu masuk megah di hadapannya.Sinar lampu kristal dari dalam gala memancar lembut melalui kaca-kaca besar, menciptakan bayangan gemerlap di lantai marmer.Ia mengenakan gaun cantik berwarna navy yang anggun, namun terlihat lebih rendah hati dibandingkan tamu-tamu lain yang mengenakan gaun mewah dengan perhiasan berkilauan.Sesungguhnya dua paket berupa gaun mewah sampai di rumahnya --entah siapa yang mengirimkan gaun-gaun itu. Elara sempat menduga, keduanya adalah kiriman Arion.Namun pria itu sama sekali tidak mengatakan apa-apa --seolah menghilang beberapa hari ini, setelah mengganggu dirinya pada rapat bulanan dan pada saat di kantin tempo hari.Elara tidak tahu untuk apa Arion mengirimkan gaun-gaun itu, sementara undangan gala pun ia tidak menerimanya.Setelah menimbang begitu lama, Elara memutuskan mengenakan gaun yang ia beli sendiri.Sambil menunggu seseorang yang ia nantikan, Elara menghela napas, berusaha menenangkan hatinya.Kehadirannya di acara gala mewah
Ethan Wayne turun dari mobil mewahnya dengan tergesa-gesa, wajah tampan dan ramahnya menunjukkan sedikit ketegangan.Ia terlambat dua puluh menit dari waktu yang ia janjikan pada Elara, sesuatu yang jarang terjadi. Semua itu karena ia harus menangani Dianne, yang terlibat dalam masalah kecil yang tidak bisa diabaikan.Penjaga pintu segera memberi hormat, tanpa memintanya menunjukkan undangan.Ethan mengangguk singkat, tahu betul bahwa posisinya sebagai pria muda paling berpengaruh di Madison dan sebagai keponakan dari James Wayne membuatnya tak perlu melewati prosedur yang biasa.Begitu Ethan masuk ke dalam gedung, ia membuka ponselnya dan melihat pesan yang dikirim Elara saat Ethan masih berada di dalam mobil tadi, yang mengatakan bahwa ia sudah berada di dalam ballroom.Meskipun perasaan bersalah mencuat, tapi Ethan memang merasa lega. Setidaknya, Elara sudah masuk dan menunggunya di dalam.Namun, ia tidak tahu bahwa Elara dibawa masuk oleh bibi-nya sendiri.Saat memasuki ballroom y
Arion duduk di kursi belakang mobil mewahnya yang meluncur cepat di jalan menuju gala.Tangannya mencengkeram telepon dengan erat, mencoba lagi menghubungi Elara, namun panggilannya tidak dijawab.Wajahnya yang biasanya dingin kini tampak sedikit gelisah. Dia menurunkan teleponnya, lalu menekan nomor lain dengan cepat."Toba," Suara Arion rendah namun penuh otoritas ketika pengawal pribadinya menjawab di ujung sana.‘Ya, Tuan,’ jawab Pati, suaranya tenang dan penuh hormat."Situasi?" Arion langsung ke intinya.‘Nyonya Muda sempat menunggu di depan pintu. Tapi kemudian masuk bersama seorang wanita terhormat. Tauristy sudah berada di dalam dan mengawasi, seperti perintah Anda,’ lapor Pati dengan nada profesional.Arion mengerutkan kening. “Menunggu di depan pintu?”‘Benar Tuan. Nyonya tidak langsung masuk, tapi seperti menunggu seseorang.’Bibir sensual milik Arion tertarik ke atas. Elara ternyata menunggu dirinya di sana. Meskipun istrinya itu tidak mengangkat telepon darinya, ternyata