Semua Bab Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!: Bab 41 - Bab 50

63 Bab

Darmawan mengetahui keberadaan Santi

Kemudian melati pun menerangkan tentang hal lainnya, yaitu setiap hari akan mendapatkan jatah makan siang saja, dan setiap Minggu akan mendapatkan uang tranport sebanyak 100ribu, dan juga akan mendapatkan bonus jika dalam sebulan full tidak absen sejumlah 10% dari nominal gaji yang di terima.Santi sungguh sangat bersyukur karena tidak luntang-lantung di jalanan selepas kepergiannya dari Darmawan. "Terima kasih atas kemudahan yang kau berikan Ya Allah, Aku berjanji akan menjadi wanita yang jauh lebih baik lagi...! Aku menyesal dengan dosa yang telah aku lakukan. Aku tobat ya Allah...!"ucapnya penuh syukur dalam hati. Sekarang yang menjadi pr-nya adalah, ke mana dia harus mendapatkan tempat tinggal, sementara uang yang ada di dompetnya tak akan cukup untuk menyewa sebuah kos-kosan ataupun tempat kontrakan. Tak lama kemudian Santi teringat dengan kartu ATM miliknya yang selama ini selalu diisi oleh Darmawan selama menjadi istrinya. Ia masih sangat ingat jika uang yang diberikan suami
Baca selengkapnya

Terungkapnya status Nadine

"Nadine adalah adikku yang selama ini aku cari-cari Mah Pah...! adikku benar-benar kembali...!"kata Arkan siang itu.Arkan mengeluarkan sebuah amplop di mana Di sana tertera nama sebuah rumah sakit, dengan tak sabar hati ibu Liliana mengambil amplop tersebut. Dengan menghubungkan perkataan Sang putra barusan, Liliana dapat menyimpulkan bahwa surat tersebut adalah surat DNA. Yang membuat Pak agung serta Bu Liliana heran adalah kapan akan melakukan tes DNA tersebut juga menggunakan apa. Dengan tergesa-gesa ibu Liliana membuka amplop tersebut dengan tangan yang gemetar, amplop yang sedianya mudah untuk dibuka kini di tangan Ibu Liana sangat sulit untuk dibukanya. Melihat itu Pak agung pun langsung mengambil alih, beliau pun sama penasarannya dengan sang istri. Setelah amplop itu berhasil dibuka, sesegera mungkin Pak agung langsung membacanya, sementara Liliana masih terlihat harap-harap cemas. Semua ini terlalu mengejutkan baginya, tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa di sudut hati
Baca selengkapnya

Nadine menolak kenyataan

"Aku diam-diam melakukan tes DNA atas dirimu dan juga Mama dek...! dan hasilnya memang cocok...!"kata Arkan yang terlihat bulir-bulir kaca di matanya. "Abang bahagia, karena akhirnya kamu kembali...!"ungkap Arkhan pada akhirnya."Dan andai kamu masih meragukan hasil tes DNA ini, maka kamu bisa melakukannya sekali lagi supaya kamu yakin...!"kata Arkan menjelaskan. "Tapi bagiku ini sangat mustahil, setelah sekian lama aku merasa bahwa orang tuaku sudah tiada, kini tiba-tiba kalian datang dan mengaku sebagai keluargaku...! menurut sampeyan, bagaimana sikap yang harus aku tunjukan?"tanya Nadine dengan menatap tajam Arkan.Arkan pun menyadari dan membenarkan apa yang diucapkan oleh adiknya tersebut, dia pun mencoba berpikir logis seperti apa yang diucapkan oleh sang adik. "Tapi aku sangat yakin kalau kamu adalah adikku...!"ucapan akan terpotong dengan sanggahan Nadine. "Itu kamu, bagaimana dengan aku? Apakah aku harus melakukan hal yang sama sepertimu? Tentu tidak bukan?"Tanya Nadine.
Baca selengkapnya

Biaya tes DNA

Ia berharap nanti saat dia turun kembali ke bawah, dia sudah tidak menemukan ketiga orang yang mengaku sebagai keluarganya tersebut.Setelah Nadine ke atas Sari dan Ine berinisiatif menghampiri Ibu Liana dan juga Pak Agung.Sari pun mengatakan yang menjadi maksudnya."Maaf Pak Bu, apakah Kalian ini benar orangtuanya Nadine?" Kalian tidak sedang menipu kan?" Tanya Sari dengan tatapan curiga."Untuk apa kami menipu Mbak?"Bantah Arkhan atas pertanyaan Sari.Arkhan sedikit tersinggung dengan apa yang di ucapkan oleh perempuan tersebut."Demi uang mungkin?" Jawab Sari sedikit ketus. Sari tak suka dengan sikap sombong yang di tunjukkan oleh Arkhan."Maaf dengan mbak siapa?" tanya Pak agung menyela pembicaraan keduanya yang terlihat memanas."Saya Sari Pak, saya ini sahabatnya Nadine dari sebelum dia memiliki usaha ini!" jawab Sari sopan karena menyadari yang berbicara adalah orang yang lebih tua."Perkenalkan nama saya agung Yudistira...! InsyaAllah saya adalah ayah kandung dari Nadine...!"j
Baca selengkapnya

Siasat sari dan Ine

"Bantu aku untuk mendapatkan beberapa helai rambut Nadine, atau kalau tidak potongan kukunya juga boleh...!"kata Sari meminta tolong."Gampang kalau masalah itu, besok kan hari Senin, biasanya Nadine selalu memotong kukunya di hari itu...! kesunahan katanya...!"jawab Ine yang langsung menerbitkan senyum di bibir Sari.Tak berselang lama, Nadine pun turun dari lantai atas, Ia menatap curiga ke arah Ine dan juga Sari."Ada apa Mbak? Apakah ada sesuatu yang tak aku ketahui? Atau kalian menyembunyikan sesuatu dari aku?"Tanya Nadine penuh curiga.Ine dan Sari saling menatap kemudian mengarahkan pandangan mereka secara bersamaan ke arah Nadine."Nggak ada...!"jawab keduanya bersamaan. Bahkan gerakan gelengan kepala pun mereka lakukan secara bersamaan juga."Apaan sih kalian itu? Jangan membuatku semakin curiga deh...! kalian benar-benar tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?"Tanya Nadine yang semakin curiga."Serius...! sumpah deh...!"lagi-lagi serempak mereka berkata menjawab pertanyaan
Baca selengkapnya

Harapan untuk Nadine

Ine berpikir keras tentang tugas yang diberikan Sari kepadanya, dia berdoa dalam hatinya supaya urusannya dipermudah, entah rambut ataupun kuku yang akan didapatkannya nanti, yang jelas dia akan berusaha untuk mendapatkan salah satu diantara keduanya tersebut supaya mudah untuk Sari melakukan tes DNA seperti yang dikatakan oleh orang yang mengaku sebagai orang tua Nadine tadi. "Semoga dewi Fortuna memang sedang membersamaimu Din, kamu berhak bahagia..!"batin Ine dalam hatinya."Din, nanti malam aku tidur sama kamu ya? Aku lagi kangen, pengen tidur bareng Gibran..!" Izin Ine dengan maksud terselubung.Nadine mengerutkan keningnya kemudian bertanya karena merasa aneh dengan sikapnya Ine."Tumben Mbak Ine mau tidur sama aku? Ada maksud apa ini?"tanya Nadine. "Bukan mau tidur sama kamu, tapi aku ingin tidur dengan Gibran. Entah terakhir kali kapan aku tidur sama dia...! memangnya tidak boleh apa Aku kangen sama anak ganteng itu?"jawab Ina menyanggah yang menjadi kecurigaan Nadine."Ya s
Baca selengkapnya

Darmawan meninggal

Tak lama yang ditunggu pun datang, kemudian mereka pun bersiap untuk pergi ke tempat yang dimaksud oleh Nadine. "Din nanti aku mandi dulu ya? Nanti kamu ke sana dulu bersama Ine, aku ada janji ketemu dengan teman-temanku, jangan khawatir nggak lama kok...!"izin Sari.Sesuai yang direncanakan oleh Sari, Sari langsung menuju ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA, ia sengaja tidak memberitahu kepada Ibu Liliana ataupun yang lainnya di mana dia melakukan tes DNA tersebut.Sari hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa hasil tes itu memang akurat dan tak ada tak campur tangan siapapun di dalamnya. ***Setelah kejadian saat itu, kini Darmawan hanya bisa mengawasi santri dari jarak jauh, rasa minder mulai menggerogoti dirinya, ia merasa tak pantas untuk mengejar Santi lagi. Apalagi saat dengan tegas Santi menolaknya dan tak mau bertemu lagi dengannya. Berat bagi Darmawan untuk melepaskan Santi, tapi Darmawan tidak memiliki pilihan lain, mungkin dengan membebaskan Santi dari ikatan pe
Baca selengkapnya

Pertemuan Aulia dan Damar

"Kamu tahu di mana Santi tinggal?"Tanya Erika lagi. Erika bermaksud untuk mendatangi dan memastikan berita yang didengarnya itu. Setelah mendapatkan alamat Santi, Erika pun langsung pergi ke tempat yang di maksud.Rupanya jenazah Darmawan dibawa ke rumah Darmawan yang lama, saat Erika mendatangi kos-kosan yang di tinggali oleh Santi, Erika tak mendapati Santi maupun Darmawan ada di sana. "Mbak Santi pulang di rumah yang lama katanya..!"kata ibu kos yang memberitahukan Erika. "Terima kasih Bu..! mari...!"Erika pun berterima kasih lalu permisi kepada ibu kost untuk langsung menuju ke rumah Darmawan yang selama ini di tempati bersama dengan Santi.Sebelum Erika memberikan kabar kepada Putri semata wayangnya, Erika ingin memastikan dulu kabar yang didapatkannya itu. Sesampainya di kediaman Santi, Erika langsung masuk untuk memastikan sendiri apakah benar Darmawan sudah meninggal atau belum. "Ibu Erika?"kata Santi kaget dengan kedatangan bosnya."Saya turut berduka cita ya San...? Ap
Baca selengkapnya

Hasil tes DNA

"Damar...? Yang dulu suka dengan Catherine bukan..?"Tanya Aulia."Alhamdulillah, ternyata kamu masih mengenaliku...!"kata Damar penuh dengan rasa syukur. "Kok kamu bisa ada di sini?"Tanya Aulia keheranan. Sejauh yang dia ketahui yang berduka adalah istri kecil dari Papanya. Tapi Aulia masih berusaha untuk berpositif thinking, "Mungkin Damar adalah salah satu tetangga dari pelakor tersebut!"."Atas nama adikku, Aku mau minta maaf ya Aul? maaf karena adikku menjadi duri dalam rumah tangga kedua orang tuamu...!"kata Damar meminta maaf. Mendengar itu Aulia pun menjadi marah, Ia tak menyangka jika adik dari kawannya lah yang ternyata menjadi pelakor. "Menurutmu? Apakah aku harus memaafkannya? Tolong jelaskan satu alasan saja...! gara-gara wanita sundal itu keluarga mamaku berantakan dan aku kehilangan papaku...!"jawab Aulia yang kini tak mau menatap wajah Damar. "Maafkan aku yang tak tahu diri, tapi kami pun tak memiliki pilihan lain saat itu, Santi sudah terlanjur hamil, kalau tidak
Baca selengkapnya

Kehangatan yang sama

Meskipun Nadine tidak menyukai kehadiran keluarga Yudistira, tapi dirinya tidak bersikap sombong ataupun cuek, Ia lebih bersikap kepada profesionalisme dalam bekerja.Obrolan ringan pun terjadi di antara mereka, tanpa direncana Gibran malah terlihat akrab dengan Arkha dan meminta pemuda tersebut untuk menggendongnya. Saat menyadari Gibran sudah ada dalam gendongan Arka, Nadine pun menegur putranya tersebut. "Gibran udah besar loh, kok minta gendong sama Om? turun yuk...?"kata Nadin mencoba membujuk Sang putra untuk turun. Gibran menggelengkan kepalanya tanda dia tak mau untuk turun dan menuruti perintah sang mama, bahkan kini Gibran memeluk laki-laki yang menggendongnya dengan erat. Dari arah berlawanan, lebih tepatnya di meja kasir, Sari dan Ine memperhatikan interaksi mereka. Tiba-tiba saja Sari menyeletuk dan membuat Ina terperangah."Andai kamu tahu Din, mereka adalah keluargamu yang sebenarnya...! mereka adalah Mama Papa Dan juga kakakmu...!"kata Sari yang bisa ditangkap deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status