Home / Pernikahan / Perfect Wife (Dangerous) / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Perfect Wife (Dangerous): Chapter 101 - Chapter 110

134 Chapters

BAB 101

***** "Aku akan segera kembali, dan Justin hubungi pihak sana jika aku akan mendarat di lapangan lapas landas mereka." Ucap Leanne yang saat ini tengah berteleponan dengan Justin. "Apa aku perlu menyediakan karpet merah untukmu, Bos?" Guyon Justin di sebrang sana terdengar juga ia terkekeh. "Oh silakan, jika memang perlu aku tidak akan menolak. Suatu kehormatan bagiku." Sarkas Leanne. "Ah, lebih bagus jika kau menyiapkan ruangan untuk dua babi itu. Kau tahu, aku ingin sekali 'menyapa' mereka." Lanjut Leanne dan memutuskan sambungan mereka. Cedric yang berada di samping Leanne hanya dapat meringis dengan kesialan dua babi yang di maksud Leanne. "Kamu yakin kita akan kembali? Siapa tau kamu masih ingin tinggal di sini." Tanya Cedric sambil menekan beberapa tombol yang berada di helicopters "Kembali ke sini saat misi kali ini terselesaikan." Sahut Leanne. "Baiklah." Ucap Cedric akhirnya, ia mulai menerbangkan kembali helicopters- nya. Helicopters sudah di terbangkan, da
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 102

***** Melihat pertengkaran Justin dan Kenny tak ada habisnya Leanne pun memilih pergi ke ruangannya. Leanne yang hendak membuka jaketnya ia teringat jika Rai memberikannya sesuatu. Segera ia rogoh tas kecilnya untuk melihat barang apa yang Rai berikan kepadanya. "Flashdisk?" Dirinya heran dengan benda ini, ada dua benda di dalam paper bag mini salah satunya flashdisk putih berlapis warna gold. Dengan segera Leanne menyalakannya langsung ke TV. Sebelum ia duduk kembali pada sofa sebuah rekaman sudah terputar. "Ekhem..aku tidak tahu harus mulai dari mana ekhem..karena baru begini saja sudah membuatku gugup." Leanne duduk di lantai berada dekat dengan rekaman yang di putar di mana di dalam rekaman itu adalah Raigan semasa masih hidup. "Leanne Athena, Miu-ku. Kamu masih ingat kenapa aku memanggil mu dengan Miu? Karena sejak pertama kali aku bertemu dengan mu, kamu satu-satunya wanita yang sangat berbeda dengan wanita lainnya." "Kamu wanita yang sulit di tebak. Kamu kuat,
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 103

*****18+ 🔸Hell Bar....... dimana saat ini Leanne berada. Di tangannya sudah ada segelas minuman alkohol. Bukan hanya segelas, namun Leanne sudah menghabiskan beberapa gelas. Sejak ia menginjakkan kakinya di Bar. Akan tetapi kesadarannya masih terjaga, dan lagi-lagi Leanne terus meneguknya. Bartender yang melayani Leanne pun di buat heran, karena Vodka yang di tuangkan olehnya memiliki kadar alkohol yang tinggi. Dan juga harganya pun tak kalah tinggi. Leanne menyodorkan kembali gelas kosongnya meminta untuk di isi. "Nona, sebelum anda mabuk sebaiknya anda berhenti minum dan anda juga sudah menghabiskan satu botol Vodka." Tolak Bartender itu. Leanne menatap tajam bartender pria itu. "Apa aku terlihat mabuk, hah?! Bukan urusan mu jika aku mabuk atau tidak." Kesal Leanne. Prak!! "Ah sialan!! Kau membuat mood minum ku hilang saja." Umpat Leanne sambil menyimpan gelas dengan sedikit kasar. Leanne pun membayar minumannya, lalu ia pun beranjak pergi dari Bar. Semua k
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 104

***** Leanne masih duduk di lantai masih dengan menyandarkan tubuhnya, tatapan kosongnya menatap segelas wine yang ia goyang-goyangkan dengan pelan. Penampilannya berantakan jauh dari penampilan yang biasanya terlihat rapih meski sederhana. Damian menghentikan gerakan Leanne yang hendak meminum wine- nya lagi, lalu mengambil gelas bening yang berisi cairan merah itu. Leanne mendongakkan kepalanya, rambut panjangnya yang terurai kini terlihat berantakan sehingga membuat Damian membenarkannya agar wajah istrinya terlihat jelas. Mata sayu dengan jejak-jejak air mata di pipinya membuat perasaan Damian terenyuh dan sakit. Terenyuh karena melihat istrinya serapuh ini hingga entah berapa banyak air mata yang di keluarkan, dan sakit ketika mengetahui istrinya seperti ini untuk pria lain yang sudah tidak berada di dunia yang sama. Meski kini waktunya tidak tepat akan tetapi Damian mengakui jika saat ini dirinya sangat cemburu. Dia sudah kalah dengan seseorang yang telah meninggal. Di t
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

BAB 105

***** Leanne mengerjapkan matanya, karena silau dari matahari yang menyorot tajam masuk ke dalam jendela kamarnya. Ia pun sudah terjaga dari tidurnya. Dengan pelan Leanne mendudukkan dirinya serta menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia mengambil kain kecil yang terjatuh dari keningnya. Ia menatap heran pada benda itu dan mengarahkan pandangannya ke samping di mana ada sebuah wadah, dan dirinya sadar jika ia tengah di kompres yang menandakan jika dirinya semalaman demam. Leanne menyimpan lap kecil itu pada wadah yang berisi air. Menatap sekeliling sekitar jika dirinya berada di kamar Damian. Terakhir kali yang ia ingat, ia masih berada di kamarnya sendiri. Setelah itu ia tidak ingat apapun. Leanne bangkit dari duduknya menyingkirkan selimut tebal yang melingkupinya. Ia berjalan ke arah jendela, dan langsung tersorot oleh matahari membuat tubuhnya terasa hangat. Pandangannya mengarah ke depan dan ingatan tentang semalam melintas di kepalanya. Dimana ia memperlihatkan sisi
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

BAB 106

***** Leanne dan Damian menuruni tangga, mereka menghentikan langkahnya setelah berada di ujung tangga. Leanne menatap Damian, Damian hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Leanne berjalan ke arah ruang tamu. "Halo, Kak." "Bos." "Anne." "Lele." Dan saat panggilan terakhirlah yang sangat menyebalkan yang berasal dari Arya. Ya, saat ini rumah Leanne tengah kedatangan Sultan, Arya, Justin dan Kenny mereka berempat berkunjung ke rumah Leanne. Arya berjalan ke arah Leanne," Aku dengar sekarang kamu sedang sakit." Ucap Arya lembut sambil memeluk Leanne mengabaikan tatapan tajam Damian serta yang lainnya hanya bisa meringis. "Ayo sini duduk kamu perlu istirahat." Lanjutnya merangkul Leanne untuk duduk di sofa. Sultan ingin sekali memukul adiknya yang seenaknya membuat Sultan tidak enak hati saja pada Damian. "Silakan duduk." Ucap Damian kepada Sultan Justin, dan Kenny yang masih berdiri. Mereka pun duduk begitu pun dengan Damian di sebelah kanan Leanne, karen
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

BAB 107

***** Leanne dan Damian akhirnya memutuskan untuk pergi ke kafe yang masih berada dekat dengan rumah mereka. Selain menu utamanya ice cream kafe itu juga menjual dessert - dessert lainnya. Mereka sudah tiba beberapa menit yang lalu dan saat ini tengah menikmati pesanan mereka. Hanya Leanne saja yang memesan sebuah ice cream, berbeda dengan Damian yang memilih memesan dessert dengan kadar gulanya yang rendah. Saat awal mereka masuk mereka sedikit berdebat untuk menentukan di mana mereka duduk. Leanne lebih memilih duduk di lantai atas kafe dengan nuansa outdoor, sedangkan Damian ingin di dalam ruangan. Tentu saja alasannya karena Leanne baru sembuh dari demamnya sehingga membuat Damian tidak ingin jika Leanne terkena angin malam sebab hari baru saja selesai hujan. Hingga udara pun terasa dingin. Menurut Leanne itu sedikit berlebihan, tapi tidak untuk Damian. "Aku senang kita bisa kencan." Cetus Damian yang membuat Leanne menatapnya heran. "Kencan?" Tanya Leanne bin
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

BAB 108

***** 21++ Leanne memejamkan matanya, menikmati sensasi sentuhan Damian. Jari-jari kakinya saling mencengkram, merasakan getaran dalam tubuhnya. Damian yang tengah mencumbu tubuhnya tiba-tiba saja terhenti. Sehingga Leanne membuka matanya. "Seharusnya aku tidak melakukan ini. Tubuhmu baru saja sembuh demam." Ucapan Damian tidak selaras dengan matanya yang sudah bergairah. Ia menahan hasratnya karena istrinya baru saja sembuh. Ketika Damian hendak menjauhkan diri, Leanne menahan tengkuk Damian dan dengan berani Leanne membawa wajah Damian ke arahnya. Di ciumnya bibir Damian, sehingga Damian yang mendapat perlakuan itu mengartikan jika Leanne mengijinkannya untuk menyentuh Leanne lebih jauh lagi. Damian pun membalas ciuman Leanne dengan hatinya yang di liputi rasa senang. Damian melanjutkan tindakannya tadi yang sempat tertunda. Ia menciumi dada Leanne yang masih terbalut baju, dengan dirinya yang mulai melepaskan kaos putihnya. Tanpa melepaskan pandangannya dari Leanne. Dad
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

BAB 109

***** "Ahhh......" "Arggghh...." Suara desahan mereka terdengar saling bersahutan dan menandakan jika klimaks mereka sudah tercapai. Suara nafas mereka yang memburu menerpa satu sama lain. Damian mengecup bibir Leanne, lalu keningnya. "Terimakasih, Sayang." Ucapnya. Damian menyerukan wajahnya pada leher jenjang Leanne. Posisi mereka masih dalam penyatuan, dan Damian tidak sepenuhnya membebankan tubuhnya di atas Leanne. Setelah nafas mereka sudah kembali stabil, Damian yang berada di atas tubuh Leanne pun menggulingkan tubuhnya ke samping. Leanne memalingkan wajahnya ke samping ke arah Damian. Napasnya telah teratur dengan baik, begitu pun dengan Damian yang kini memiringkan tubuhnya. "Sepertinya sekarang kita harus berhenti. Kita butuh asupan makanan untuk mengembalikan tenaga kita lagi. Walaupun sebenarnya aku masih ingin terus menginginkan mu, Sayang." Ucap Damian lalu mengecup bahu polos istrinya. "Hm, aku juga lapar." Sahut Leanne terus terang. Dami
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

BAB 110

***** Leanne dan Damian tengah bersiap untuk pergi ke tempat masing-masing. Jam pun sudah menunjukkan pukul 8 pagi sudah pasti jika ke kantor Damian akan sedikit terlambat. Leanne membantu Damian memasangkan jas kantornya setelah sebelumnya memasangkan dasinya juga. "Kita berangkat bersama saja." Ucap Damian. Tempo lalu istrinya mengalami kecelakaan besar tentu saja membuat mobilnya rusak parah. "Nanti kamu terlambat, lagian nanti aku bisa naik taksi." Sahut Leanne. Mereka berjalan keluar dari kamar menuruni tangga bersamaan. "Aku antar saja, terlambat sedikit juga tidak masalah. Siapa yang berani menegurku." Ucapan Damian membuat Leanne berdecak. "Mana berani mereka menegur mu yang seorang bos." Ucap Leanne yang tak habis pikir. "Ya sudah, kita berangkat bersama. Tapi nanti kita beli sarapan dulu. Aku tidak sempat membuatnya." Lanjutnya. "Jangan memaksakan diri, aku tau kamu kelelahan." Ucap Damian sambil merangkul Leanne ke arah garasi mobilnya. "Lagian
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status