Share

BAB 101

Author: Ciaz
last update Last Updated: 2024-11-05 01:00:28
*****

"Aku akan segera kembali, dan Justin hubungi pihak sana jika aku akan mendarat di lapangan lapas landas mereka." Ucap Leanne yang saat ini tengah berteleponan dengan Justin.

"Apa aku perlu menyediakan karpet merah untukmu, Bos?" Guyon Justin di sebrang sana terdengar juga ia terkekeh.

"Oh silakan, jika memang perlu aku tidak akan menolak. Suatu kehormatan bagiku." Sarkas Leanne.

"Ah, lebih bagus jika kau menyiapkan ruangan untuk dua babi itu. Kau tahu, aku ingin sekali 'menyapa' mereka." Lanjut Leanne dan memutuskan sambungan mereka.

Cedric yang berada di samping Leanne hanya dapat meringis dengan kesialan dua babi yang di maksud Leanne.

"Kamu yakin kita akan kembali? Siapa tau kamu masih ingin tinggal di sini." Tanya Cedric sambil menekan beberapa tombol yang berada di helicopters

"Kembali ke sini saat misi kali ini terselesaikan." Sahut Leanne.

"Baiklah." Ucap Cedric akhirnya, ia mulai menerbangkan kembali helicopters- nya.

Helicopters sudah di terbangkan, da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 102

    ***** Melihat pertengkaran Justin dan Kenny tak ada habisnya Leanne pun memilih pergi ke ruangannya. Leanne yang hendak membuka jaketnya ia teringat jika Rai memberikannya sesuatu. Segera ia rogoh tas kecilnya untuk melihat barang apa yang Rai berikan kepadanya. "Flashdisk?" Dirinya heran dengan benda ini, ada dua benda di dalam paper bag mini salah satunya flashdisk putih berlapis warna gold. Dengan segera Leanne menyalakannya langsung ke TV. Sebelum ia duduk kembali pada sofa sebuah rekaman sudah terputar. "Ekhem..aku tidak tahu harus mulai dari mana ekhem..karena baru begini saja sudah membuatku gugup." Leanne duduk di lantai berada dekat dengan rekaman yang di putar di mana di dalam rekaman itu adalah Raigan semasa masih hidup. "Leanne Athena, Miu-ku. Kamu masih ingat kenapa aku memanggil mu dengan Miu? Karena sejak pertama kali aku bertemu dengan mu, kamu satu-satunya wanita yang sangat berbeda dengan wanita lainnya." "Kamu wanita yang sulit di tebak. Kamu kuat,

    Last Updated : 2024-11-06
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 103

    *****18+ 🔸Hell Bar....... dimana saat ini Leanne berada. Di tangannya sudah ada segelas minuman alkohol. Bukan hanya segelas, namun Leanne sudah menghabiskan beberapa gelas. Sejak ia menginjakkan kakinya di Bar. Akan tetapi kesadarannya masih terjaga, dan lagi-lagi Leanne terus meneguknya. Bartender yang melayani Leanne pun di buat heran, karena Vodka yang di tuangkan olehnya memiliki kadar alkohol yang tinggi. Dan juga harganya pun tak kalah tinggi. Leanne menyodorkan kembali gelas kosongnya meminta untuk di isi. "Nona, sebelum anda mabuk sebaiknya anda berhenti minum dan anda juga sudah menghabiskan satu botol Vodka." Tolak Bartender itu. Leanne menatap tajam bartender pria itu. "Apa aku terlihat mabuk, hah?! Bukan urusan mu jika aku mabuk atau tidak." Kesal Leanne. Prak!! "Ah sialan!! Kau membuat mood minum ku hilang saja." Umpat Leanne sambil menyimpan gelas dengan sedikit kasar. Leanne pun membayar minumannya, lalu ia pun beranjak pergi dari Bar. Semua k

    Last Updated : 2024-11-07
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 104

    ***** Leanne masih duduk di lantai masih dengan menyandarkan tubuhnya, tatapan kosongnya menatap segelas wine yang ia goyang-goyangkan dengan pelan. Penampilannya berantakan jauh dari penampilan yang biasanya terlihat rapih meski sederhana. Damian menghentikan gerakan Leanne yang hendak meminum wine- nya lagi, lalu mengambil gelas bening yang berisi cairan merah itu. Leanne mendongakkan kepalanya, rambut panjangnya yang terurai kini terlihat berantakan sehingga membuat Damian membenarkannya agar wajah istrinya terlihat jelas. Mata sayu dengan jejak-jejak air mata di pipinya membuat perasaan Damian terenyuh dan sakit. Terenyuh karena melihat istrinya serapuh ini hingga entah berapa banyak air mata yang di keluarkan, dan sakit ketika mengetahui istrinya seperti ini untuk pria lain yang sudah tidak berada di dunia yang sama. Meski kini waktunya tidak tepat akan tetapi Damian mengakui jika saat ini dirinya sangat cemburu. Dia sudah kalah dengan seseorang yang telah meninggal. Di t

    Last Updated : 2024-11-08
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 105

    ***** Leanne mengerjapkan matanya, karena silau dari matahari yang menyorot tajam masuk ke dalam jendela kamarnya. Ia pun sudah terjaga dari tidurnya. Dengan pelan Leanne mendudukkan dirinya serta menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia mengambil kain kecil yang terjatuh dari keningnya. Ia menatap heran pada benda itu dan mengarahkan pandangannya ke samping di mana ada sebuah wadah, dan dirinya sadar jika ia tengah di kompres yang menandakan jika dirinya semalaman demam. Leanne menyimpan lap kecil itu pada wadah yang berisi air. Menatap sekeliling sekitar jika dirinya berada di kamar Damian. Terakhir kali yang ia ingat, ia masih berada di kamarnya sendiri. Setelah itu ia tidak ingat apapun. Leanne bangkit dari duduknya menyingkirkan selimut tebal yang melingkupinya. Ia berjalan ke arah jendela, dan langsung tersorot oleh matahari membuat tubuhnya terasa hangat. Pandangannya mengarah ke depan dan ingatan tentang semalam melintas di kepalanya. Dimana ia memperlihatkan sisi

    Last Updated : 2024-11-09
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 106

    ***** Leanne dan Damian menuruni tangga, mereka menghentikan langkahnya setelah berada di ujung tangga. Leanne menatap Damian, Damian hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Leanne berjalan ke arah ruang tamu. "Halo, Kak." "Bos." "Anne." "Lele." Dan saat panggilan terakhirlah yang sangat menyebalkan yang berasal dari Arya. Ya, saat ini rumah Leanne tengah kedatangan Sultan, Arya, Justin dan Kenny mereka berempat berkunjung ke rumah Leanne. Arya berjalan ke arah Leanne," Aku dengar sekarang kamu sedang sakit." Ucap Arya lembut sambil memeluk Leanne mengabaikan tatapan tajam Damian serta yang lainnya hanya bisa meringis. "Ayo sini duduk kamu perlu istirahat." Lanjutnya merangkul Leanne untuk duduk di sofa. Sultan ingin sekali memukul adiknya yang seenaknya membuat Sultan tidak enak hati saja pada Damian. "Silakan duduk." Ucap Damian kepada Sultan Justin, dan Kenny yang masih berdiri. Mereka pun duduk begitu pun dengan Damian di sebelah kanan Leanne, karen

    Last Updated : 2024-11-10
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 107

    ***** Leanne dan Damian akhirnya memutuskan untuk pergi ke kafe yang masih berada dekat dengan rumah mereka. Selain menu utamanya ice cream kafe itu juga menjual dessert - dessert lainnya. Mereka sudah tiba beberapa menit yang lalu dan saat ini tengah menikmati pesanan mereka. Hanya Leanne saja yang memesan sebuah ice cream, berbeda dengan Damian yang memilih memesan dessert dengan kadar gulanya yang rendah. Saat awal mereka masuk mereka sedikit berdebat untuk menentukan di mana mereka duduk. Leanne lebih memilih duduk di lantai atas kafe dengan nuansa outdoor, sedangkan Damian ingin di dalam ruangan. Tentu saja alasannya karena Leanne baru sembuh dari demamnya sehingga membuat Damian tidak ingin jika Leanne terkena angin malam sebab hari baru saja selesai hujan. Hingga udara pun terasa dingin. Menurut Leanne itu sedikit berlebihan, tapi tidak untuk Damian. "Aku senang kita bisa kencan." Cetus Damian yang membuat Leanne menatapnya heran. "Kencan?" Tanya Leanne bin

    Last Updated : 2024-11-11
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 108

    ***** 21++ Leanne memejamkan matanya, menikmati sensasi sentuhan Damian. Jari-jari kakinya saling mencengkram, merasakan getaran dalam tubuhnya. Damian yang tengah mencumbu tubuhnya tiba-tiba saja terhenti. Sehingga Leanne membuka matanya. "Seharusnya aku tidak melakukan ini. Tubuhmu baru saja sembuh demam." Ucapan Damian tidak selaras dengan matanya yang sudah bergairah. Ia menahan hasratnya karena istrinya baru saja sembuh. Ketika Damian hendak menjauhkan diri, Leanne menahan tengkuk Damian dan dengan berani Leanne membawa wajah Damian ke arahnya. Di ciumnya bibir Damian, sehingga Damian yang mendapat perlakuan itu mengartikan jika Leanne mengijinkannya untuk menyentuh Leanne lebih jauh lagi. Damian pun membalas ciuman Leanne dengan hatinya yang di liputi rasa senang. Damian melanjutkan tindakannya tadi yang sempat tertunda. Ia menciumi dada Leanne yang masih terbalut baju, dengan dirinya yang mulai melepaskan kaos putihnya. Tanpa melepaskan pandangannya dari Leanne. Dad

    Last Updated : 2024-11-12
  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 109

    ***** "Ahhh......" "Arggghh...." Suara desahan mereka terdengar saling bersahutan dan menandakan jika klimaks mereka sudah tercapai. Suara nafas mereka yang memburu menerpa satu sama lain. Damian mengecup bibir Leanne, lalu keningnya. "Terimakasih, Sayang." Ucapnya. Damian menyerukan wajahnya pada leher jenjang Leanne. Posisi mereka masih dalam penyatuan, dan Damian tidak sepenuhnya membebankan tubuhnya di atas Leanne. Setelah nafas mereka sudah kembali stabil, Damian yang berada di atas tubuh Leanne pun menggulingkan tubuhnya ke samping. Leanne memalingkan wajahnya ke samping ke arah Damian. Napasnya telah teratur dengan baik, begitu pun dengan Damian yang kini memiringkan tubuhnya. "Sepertinya sekarang kita harus berhenti. Kita butuh asupan makanan untuk mengembalikan tenaga kita lagi. Walaupun sebenarnya aku masih ingin terus menginginkan mu, Sayang." Ucap Damian lalu mengecup bahu polos istrinya. "Hm, aku juga lapar." Sahut Leanne terus terang. Dami

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 134

    ***** Leanne dan bayinya sudah di pindahkan di ruang rawat. Tentunya dengan kelas VVIP, ruang rawat Leanne di hias begitu indahnya dengan pernak-pernik warna biru keemasan. Leanne tengah menggendong bayinya dan Damian duduk di atas brankar di samping Leanne. Merangkul bahu Leanne dengan mesra. Untuk saat ini hanya ada mereka. Orang tua Leanne maupun Damian mereka yang tengah di luar kota sedang dalam perjalanan pulang dan menuju rumah sakit. "Sudah ada nama untuk anak kita, Regan." Mendengar istrinya menyebut 'anak kita' membuat perasaan Damian selalu menghangat. "Ya." Sahut Damian dengan ibu jarinya yang mengusap pipi merah anaknya. Leanne menatap Damian. "Apa?" Tanyanya. Damian menatap istrinya. "Leander Ergan Alpha Romanov. Putra kita yang akan menjadi pemimpinnya Romanov." Ucapnya. Leanne tersenyum. "Bagus sekali." Ucapnya, lalu tatapan Leanne mengarah kembali pada bayinya yang sudah di beri nama Leander Ergan Alpha Romanov. "Sangat cocok untukmu, Sayang."

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 133

    ***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Damian yang berada di depan pintu ruangan persalinan terus saja mondar-mandir. Bukan tanpa alasan kenapa Damian seperti itu dengan suasana hatinya yang terus cemas. Sebab hari ini Leanne akan segera melahirkan. Satu jam lalu lebih tepatnya sebelum Leanne di bawa ke rumah sakit. Leanne yang berada di rumah bersama dengan damian yang sudah mulai cuti untuk tidak ke kantor semenjak kandungan Leanne sudah memasuki HPL. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan menyusuri halaman belakang. Awalnya Leanne baik-baik saja saat mereka masih mengelilingi halaman, namun saat Damian masuk kembali ke mansion untuk mengambilkan topi untuk Leanne pakai di kamarnya. Tiba-tiba saja Leanne merasakan sakit di perutnya. Ada dua orang pelayan yang menemani Leanne, namun melihat Leanne yang kesakitan mereka di buat panik. Hingga harus Leanne 'lah yang mengingatkan mereka jika mereka harus memanggil Damian. Salah satu dari mereka berlar

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 132

    ***** Damian yang baru saja selesai meeting, masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengecek ponselnya yang tadi ia tinggalkan sebab ia charger. Damian melihat ada beberapa notifikasi yang masuk. Di antaranya sebuah pesan dari bawahannya yang selama ini ia perintahkan untuk menjaga dan mengawasi istrinya secara diam-diam. "Apa ini?!!" Damian terlihat marah saat melihat potret istrinya yang di kirimkan oleh mata-matanya. Foto pertama di mana foto itu berisi istrinya yang tengah memasuki mobil hendak pergi keluar. Damian marah karena saat ini pakaian istrinya begitu sexy sekali. Gaun pendek berwarna maroon yang sebatas paha dengan sebuah blazer hitam menutupi bahunya, namun tetap saja istrinya sangat terlihat sexy apalagi dengan perutnya yang sudah membesar. Kandungan Leanne saat ini sudah memasuki trimester ketiga. Dalam beberapa bulan ini begitu banyak perubahan pada istrinya semenjak hamil. Selain moodnya yang sering berubah- ubah, cara berpakaian istrinya pun selalu me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 131

    ***** Damian menuntun Leanne dengan hati-hati sebab mata Leanne masih tertutup kain dasi. Masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di mana di dalam ruangan itu sudah di hias indah sedemikian rupa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi ada Rose dan Daniel serta Anita dan Harris. Dari arah lain ada Joshua yang baru saja datang sambil membawa popper party di tangannya. Damian membawa Leanne ke tengah-tengah mereka. Damian berdiri di belakang tubuh Leanne, lalu ia berkata. "Kamu sudah siap Love?" Tanya Damian berbisik pelan pada telinga Leanne. "Ya." Sahut Leanne yang sudah tidak sabar agar ikatan di matanya di lepaskan. Damian melepaskan ikatan itu dan dengan perlahan menjauhkan kain dasi itu dari Leanne. POP!!! Suara letusan keras itu terdengar disertai dengan keluarnya confetti ke udara. "SURPRISE!!!!" Seruan dari sekitarnya membuat Leanne melihat siapa-siapa saja yang ada. Bukan hanya kedua mertuanya saja, kedua orangtuanya pun ada. "Happy anniversary untuk kalian

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 130

    ***** Beberapa bulan kemudian..... Hari ini weekend, Leanne dan Damian berencana pergi ke pusat perbelanjaan. Damian tengah menerima telepon di lantai bawah sambil menunggu Leanne yang belum selesai bersiap-siap. "Jo kamu harus pastikan semuanya sempurna sesuai dengan rencana." Ucap Damian mewanti-wanti Joshua di seberang sana. Damian melihat kehadiran istrinya yang tengah menuruni tangga. "Jangan ada kesalahan apapun." Tandas Damian sekali lagi ia memperingati Joshua. Belum sempat Joshua membalas ucapan Damian, sambungan telepon sudah di putuskan sepihak oleh Damian. Damian menghampiri Leanne dengan tatapan penuh pemujaan. Sebab Leanne hari ini tampil sangat cantik dengan riasannya. Bukan hari ini saja setiap hari pun istrinya selalu tampil cantik. Leanne yang biasanya tidak terlalu sering memakai dress entah kenapa sudah beberapa bulan ini selalu memakai dress dengan juga selalu merias diri. Bahkan Damian selalu di buat heran saat berada di rumah pun istrinya

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 129

    ***** Venesia, Italia. Ya, mereka berdua Leanne dan Damian kini sudah berada di kota romantis itu. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk bulan madu. Seperti apa yang sudah mereka rencanakan setelah urusan Leanne selesai mereka akan berbulan madu dan Damian menyerahkan semua tujuan mereka pada Leanne. Dan pada akhirnya Leanne memilih Venesia. Leanne dan Damian baru saja check-in kamar hotel. Sebenarnya keinginan Damian dirinya ingin tinggal di apartemen, bukan hanya menyewanya melainkan membeli salah satu apartemen di sana yang pastinya memiliki nilai tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya. Namun keinginan itu harus pupus karena Leanne sendiri menolak tegas, sebab mereka tinggal di Venesia hanya beberapa hari. Bagi Leanne itu pemborosan, akan tetapi berbeda dengan pemikiran bisnis Damian. Membeli apartemen di Venesia sama saja untuk investasi. Namun apalah daya karena terlalu cinta mungkin sudah masuk level budak cinta Damian pun mematuhi perkataan istrinya. Setibany

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 128

    ***** Leanne yang baru saja tiba di rumah heran saat mendengar suara tawa. Saat ia berjalan masuk ke dalam dan terus berjalan ke arah ruang makan ternyata suara tawa itu berasal dari Kakeknya dan juga suaminya. Leanne di buat bingung apa yang sudah terjadi pada mereka selama dirinya pergi sehingga mereka terlihat bercengkrama dengan akrabnya. Tidak seperti awal bertemu kakeknya kurang baik menyambut suaminya. "Oh Princess, kamu sudah pulang. Ayo sini kita makan bersama." Ajak Anthony saat melihat Leanne yang masuk ke ruang makan. Leanne berjalan ke arah kursi duduk di samping Damian. Leanne melihat hidangan yang masih tersaji utuh. "Kalian belum memulainya?" Tanya Leanne. "Kami menunggu mu Princess, lagian belum lama juga kami di sini." Sahut Anthony. "Padahal Kakek bisa saja duluan. Kakek harus menjaga kesehatan Kakek, jangan telat soal makan." Peringat Leanne. "Hanya hari ini saja, lagipula jarang-jarang bisa makan bersama seperti ini." Ucap Anthony. Damian me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 127

    ***** Leanne dan Damian melanjutkan penerbangan mereka lagi ke Amerika. Dan kini mereka baru saja tiba di Bandara Internasional John F. Kennedy. Setibanya di bandara, sudah ada orang yang menunggu kehadiran Leanne dan Damian. Leanne perkirakan itu bawahannya Damian. Karena Leanne sendiri tidak memberitahukan kedatangannya ke sini pada Anthony atau pun Noel. Mobil melaju menuju kediaman Anthony, hingga beberapa menit kemudian mereka pun tiba di tujuan. Di depan gerbang kediaman Anthony. Karena pintu gerbang yang tertutup, Leanne menyembulkan kepalanya. Lalu sebuah CCTV bergerak mengscan wajahnya. Leanne memasukkan diri kembali ke dalam mobil dan tidak membutuhkan lima menit pun pintu gerbang mulai terbuka. "Keamanan disini patut aku tiru." Ucap Damian. "Semenjak Nenek meninggal Kakek jadi tidak terlalu suka banyak orang. Banyaknya bodyguard yang di pekerjakan di sini pun itu untuk keamanan Nenek, karena untuk mengurangi resiko aku sendiri memilih tinggal di apartemen s

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 126

    ***** Leanne dan Damian sudah mendarat di negara yang di juluki negeri matahari terbit itu dan kini mereka berada di dalam mobil yang di sopiri oleh Scott, bodyguard Damian yang baru Leanne lihat lagi. Leanne melihat ke arah jalan raya, tahu kemana tujuan mereka Leanne menatap Damian dengan tatapan menelisiknya. "Kenapa?" Tanya Damian. Tangan mengusap pipi Leanne dengan lembut. "Kamu menyuruhnya mengikuti ku sampai ke sini?" Tanya Leanne sambil melirik Scott. Tahu kemana pembicaraan istrinya, Damian tersenyum kecil. "Aku khawatir kamu kenapa-napa." Ucap Damian memberikan alasannya. Tahu dengan sifat Damian yang selalu mengawasinya Leanne pun tidak banyak bertanya lagi. Beberapa menit kemudian, mobil pun sudah sampai tujuan. Di mana tempat itu adalah sebuah pemakaman. Ya, Leanne kembali mengunjungi makam Raigan lagi. Leanne dan Damian berjalan bersama masuk ke dalam pemakaman. Leanne sengaja mengajak Damian. Mereka tiba di depan makam Reigan. Leanne meletakkan

DMCA.com Protection Status