“Bu, sudah, ya, jangan bersedih lagi, aku janji akan mencari cucu Ibu sampai ketemu.”Ibu hanya diam, tak mau membalas ucapannya. Rindu yang sudah begitu mencapai puncaknya terhadap Manaf, tak dapat ia luapkan.“Bu, lebih baik Ibu istirahat saja! Ayo, aku antar Ibu ke kamar,” ajaknya seraya tangannya menggandeng pundak ibunya untuk ke kamarnya.“Nak, apa kamu mau pulang sekarang?” tanyanya dengan sendu dan kedua matanya sembab karena menangis.“Tidak, Bu, besok saja aku pulangnya sekalian berangkat kerja dari sini, lagian di sini masih ada bajuku buat ganti,” balasnya seraya menatap matanya penuh rasa iba.“Ya, sudah, Ibu istirahat dulu, ya!” ujarnya sambil merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk.“Iya, Bu. Aku keluar dulu, ya, mau cari angin di depan,” pamitnya pada Ibu sambil berjalan keluar.Revan duduk di bangku teras rumah ibunya sembari tangannya memainkan gadget. Lalu dia menelefon kekasih hatinya, tidak lama, suara dari seberang telefon terdengar. Suara perempuan dengan nada
Terakhir Diperbarui : 2024-04-24 Baca selengkapnya