Malam Kelabu BAB 2Malam ini begitu sepi dan dingin, mungkin karena sejam yang lalu bumi ini usai diguyur hujan, begitu adem dan sejuk. Akan tetapi, tidak dengan hatiku. Begitu pun dengan pipiku yang masih terasa perih dan sakit akibat bekas gambar tangannya kemarin malam. Hari sudah menunjukkan malam, jarum jam sudah bergerak ke angka 12. Tetapi suamiku belum menampakkan batang hidungnya, kabar pun tak ada. Tidak seperti biasanya, kalau terlambat pulang dengan alasan apa pun pasti berkabar.“Ke mana kamu, Mas, kenapa belum pulang?” lirihku seraya menantinya dengan penuh kecemasan. Meskipun akhir-akhir ini dia membuatku sedih dan kecewa karena perlakuannya, tapi dia masih suamiku, ayah dari anakku yang masih aku hormati.Kuambil telepon genggam yang ada di sebelah televisi, kucari nama Mas Revan di deretan kontak, lalu kupencet tombol hijau untuk memanggil. Berkali-kali kupencet tombol memanggil, tetapi panggilanku dia abaikan hingga lelah jari ini, lelah pula hati ini. Entah dia
Terakhir Diperbarui : 2024-04-17 Baca selengkapnya