“Ampun, Bu. Andin menyesal, maafin Andin, Bu!”Andin menunduk menyembunyikan wajah sembabnya. Bahunya naik turun dan sesekali terdengar suara sesenggukan dari wanita itu.“Kenapa harus seperti ini, Nduk? Apa kamu enggak kasihan sama ibu? Kamu enggak kasihan sama adikmu? Apa salah Zahra sampai kamu berbuat seperti ini?”Tangis Bu Sumi pecah, sungguh ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Hatinya terasa remuk saat melihat kondisi anak sulungnya yang biasanya berpenampilan cantik kini mengenakan kaos seragam tahanan. Wajah kusut serta rambut awut-awutan yang diikat asal membuat kondisi Andin begitu mengenaskan.“Maafin Andin, Bu. Aku salah, aku khilaf, aku menyesal, Bu. Tolong bujuk Zahra untuk bebasin aku, Bu. Andin janji setelah ini enggak akan mengganggu hubungan Zahra dengan Mas David. Aku sudah ikhlas, Bu. Aku pun sudah ikhlas anakku menjadi anak Zahra dan aku enggak akan mengungkitnya sampai kapan pun.”“Sudah terlambat, Nak. Percuma saja kamu menyesal, karena nyatanya kamu bisa
Baca selengkapnya