Semua Bab Anak Kembar sang Mafia: Bab 71 - Bab 80

146 Bab

Masih Trauma

Chris dengan patuh melangkah masuk ke dalam ruangan kerja ayahnya. "Wilson, ada sesuatu yang perlu aku ceritakan tentang Chris," ujarnya dengan suara yang serak. "Viyone, apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Wilson dengan pandangan penuh kekhawatiran. Menggigit bibir, Viyone memulai ceritanya. "Chris memiliki kenangan yang membuatnya trauma, dan ini adalah salahku juga. Dulu, setiap kali Chris ingin mendekati Jeff, dia selalu dimarahi dan diusir dari ruangannya. Kejadian itu terjadi berulang kali."Mendengar pengakuan Viyone, wajah Wilson menjadi tegang. "Lalu apa yang terjadi, Viyone?" Viyone menatap lantai, rasa bersalah melingkupi wajahnya. "Sebagai hukuman, Jeff pernah menyuruh Chris menghitung angka dari satu hingga seribu. Aku tidak menyangka bahwa hal itu akan meninggalkan bekas yang begitu mendalam di hatinya. Sekarang, setiap kali dia ingin bertemu denganmu, ketika melihat kamu sedang sibuk, dia tidak akan berani masuk. Chris takut kamu akan marah dan membenciny
Baca selengkapnya

Viyone Ingat Masa Lalu

"Karena impian mama telah tertunda selama enam tahun sejak menikah, Papa Jeff melarang mama bekerja di luar sebagai penata rias," jawab Chris.Wilson yang penasaran pun bertanya," Sebagai penata rias? Apakah mama mu dulu pernah belajar di bidang itu?" Chris mengangguk dan menjawab," Iya, Mama sangat menyukai pekerjaan itu. Papa Jeff hanya ingin mama mengurus rumah tangga dan melayaninya. Karena mama mencintai papa Jeff oleh sebab itu mama berusaha menjadi istri yang baik."Malam itu, langit dipenuhi oleh gemerlap bintang yang menghiasi kegelapan. Di dalam kamarnya, Viyone yang masih belum terlelap, ia duduk sambil menatap foto ibunya bersama dirinya saat ia masih kecil. Foto yang telah lama tersimpan di dompetnya. kini kembali dipegang oleh tangan gemetar Viyone. Kejadian masa kecil muncul di benak pikirannya, mengingatkan pesan berharga yang pernah disampaikan ibunya. "Viyone, setelah dewasa jadilah wanita yang kuat. Ketika hidupmu bergantung pada pria, maka kamu akan terpuruk di s
Baca selengkapnya

Mendatangi Markas Dragon

Wilson menatap mata Viyone dengan penuh perasaan. Ia melihat kesedihan yang mendalam di balik sorot matanya, seolah Viyone sedang mengingat masa kecilnya yang pahit dan ia tidak ingin anak-anak mereka mengalami penderitaan yang sama. Wilson merasa terpanggil untuk memberikan jaminan kepada Viyone. "Walau kamu tidak memintanya, Aku akan tetap melindungi mereka dengan nyawaku. Aku tidak akan meninggalkan mereka. Kecuali kalau aku meninggal," ucap Wilson dengan suara yang tegas dan penuh keyakinan. Viyone tersentuh mendengar ucapan Wilson. Ia merasa lega dan berterima kasih. "Aku percaya kamu bisa melakukannya," ujar Viyone lirih, Ia bangkit dari sofa dan berjalan perlahan menuju tempat tidurnya yang terpisah dari tempat tidur Wilson. Di dalam hatinya, Wilson berjanji akan melindungi Viyone juga. "Aku juga akan melindungimu," gumam Wilson dalam batin, sambil menatap punggung Viyone yang semakin menjauh.Keesokan harinya.Viyone yang telah siapkan diri untuk masuk kerja di hari pertama
Baca selengkapnya

Mantan Tunangan Yang Kembali

Chris yang penasaran dan bersemangat, selalu ingin tahu lebih banyak tentang segala hal yang ada di sekitarnya. Ketika ia berada di markas bersama Nick, ia tak henti-hentinya mengamati lingkungan sekitar, terutama tempat pelatihan anggota Dragon. Ia terpesona dengan berbagai senjata yang terpajang di dinding dan merasa bersemangat. Sementara itu, Vic yang ditemani oleh Luis mengelilingi markas dari depan hingga ke belakang, mencoba memahami segala sesuatu yang ada di sekitar mereka. Luis merasa senang melihat anak tersebut berlari-lari ke sana kemari dengan riang, seolah-olah semua ini adalah tempat bermain yang sangat menyenangkan.Ketika Chris melihat senjata dan panah yang digantung di dinding, ia tak bisa menyembunyikan kekagumannya dan segera bertanya kepada Nick, "Paman, apakah ini adalah ruangan penyimpanan senjata!" Nick tersenyum dan menjawab, "Iya, dan itu adalah panah yang digunakan oleh bos." Mendengar jawaban tersebut, Chris semakin bersemangat untuk mengetahui lebih b
Baca selengkapnya

Sasa Yang Ingin Menyerahkan Diri Kepada Wilson

Setelah enam tahun yang panjang, Sasa akhirnya bisa bertemu kembali dengan Wilson. Sasa melangkah mendekati Wilson dan memeluknya erat, merasakan kehangatan tubuh pria itu yang sudah lama tidak ia rasakan. Rindu yang tertahan selama ini akhirnya bisa sedikit terobati. "Kenapa kamu datang ke markas?" tanya Wilson dengan ekspresi dingin, melepaskan pelukan Sasa. "Untuk menemuimu, Wilson. Apakah kamu tidak merindukanku? Aku adalah satu-satunya wanita yang pernah ada di hidupmu. Walau kamu memutuskan hubungan kita dulu, bukan berarti aku melupakan semua kenangan kita. Kenapa kamu tidak pernah menghubungiku?" tanya Sasa dengan nada sedih dan haru. "Aku sedang sibuk," jawab Wilson dengan alasan."Kalau bukan karena aku pernah datang ke sini dulu, mungkin aku tidak akan bisa menemukanmu lagi," ujar Sasa sambil menatap mata Wilson. "Lalu, sekarang kita telah bertemu, Ada hal penting apa?" tanya Wilson.Sasa menatap Wilson dengan sedih," Sudah begitu lama, Kamu tetap saja tidak berubah. Ap
Baca selengkapnya

Vic Yang Membuat Suasana Makan Menjadi Tegang

Viyone dengan hati-hati mengaplikasikan foundation pada wajah artis terkenal yang duduk di kursi rias. Dibantu dengan kuas yang cekatan, dia memastikan bahwa warna kulit aktor tersebut tampak sempurna. Viyone terus merias dengan tenang dan penuh percaya diri, meskipun jantungnya berdebar kencang. Atasannya, seorang wanita berusia paruh baya dengan rambut pirang, mengawasi setiap gerakan Viyone. "Kamu benar-benar tak pernah merias sebelumnya?" tanya wanita itu, terkejut dengan keahlian Viyone. "Tidak pernah, Direktur. Ini pertama kali saya bekerja sebagai penata rias," jawab Viyone sambil menambahkan sedikit blush-on pada pipi artis tersebut. Atasannya mengangguk kepalanya, terkesima dengan bakat alami Viyone. "Kamu sangat berbakat, Viyone. Aku tak menyangka kamu mampu merias dengan begitu baik pada pekerjaan pertamamu," puji wanita itu. Viyone tersenyum, merasa bangga atas pujian dari atasannya. Dia melanjutkan merias artis tersebut, kali ini mengaplikasikan eye shadow yang lembut
Baca selengkapnya

Trauma Dengan Masa Lalu

Viyone berdiri di depan wastafel, air mengalir deras dari keran saat ia mencuci piring kotor. Pikirannya melayang jauh, terbawa oleh kabar yang baru saja didengarnya. Mantan tunangan suaminya, kini telah kembali ke kota ini dan bertemu dengan Wilson.Hatinya terasa sesak, namun Viyone berusaha untuk tidak terpengaruh. Ia menahan rasa sakit itu, dan berusaha mengingatkan dirinya bahwa pernikahan mereka dulu hanyalah demi anak-anak. "Kenapa aku harus sedih? Pernikahan kami hanyalah demi anak-anak. Bukan karena cinta. Dengan siapa pun dia bersama bukan urusanku. Itu yang aku pinta sebelum menikah. Tidak boleh ikut campur dengan urusan masing-masing," gumamnya dalam hati. Setelah selesai mencuci piring, ia mematikan keran dan mengeringkan tangannya dengan handuk. Langkah kakinya membawanya menuju kamar anak-anaknya yang sudah terlelap dalam tidur. Viyone membuka pintu kamar anak-anaknya dengan perlahan, berusaha untuk tidak membuat suara yang bisa membangunkan mereka. Saat melihat wajah
Baca selengkapnya

Apakah Viyone Percaya Padaku!

Gedung tinggi yang megah menjadi saksi pertemuan beberapa anggota mafia. Di antara mereka, terlihat seorang pria botak bertato bernama Sandez. Ia baru saja menghadiri pertemuan penting antar mafia atas undangan dari Dragon. Sandez tertawa akrab bersama para mafia lainnya, seolah tak ada yang bisa menghentikan mereka. Mereka saling menepuk pundak, mengobrol, dan mengejek satu sama lain. "Tuan Sandez, bos kami membayar Anda dengan harga fantastis demi kepala Wilson. Aku yakin Anda tidak akan mengecewakan kami," ujar pria berambut panjang yang diikat dengan kuncir kuda, seraya menunjukkan isi koper yang dipenuhi oleh tumpukan uang. Sandez tersenyum lebar, tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Ia menatap pria berambut panjang itu lalu menjawab, "Tenang saja, teman. Kepala Wilson akan ada di tangan bos. Dan uang ini akan menjadi hadiah termanis yang pernah aku terima." Para mafia yang hadir tertawa bersama Sandez, menikmati momen kebersamaan sejenak sebelum mereka kembali ke dunia
Baca selengkapnya

Bukan Benci

Wilson membuka brankas yang tersembunyi di balik lukisan di dinding ruang kerjanya. Dalam brankas itu, terdapat sebuah dokumen penting."Kalau Viyone masih belum bisa percaya padaku, Hanya ini satu-satu caranya untuk membuktikan padanya," gumam Wilson.Di sisi lain, Viyone tengah duduk di ruangan kerja saat tiba-tiba ia dipanggil oleh atasannya. Dengan langkah cepat, Viyone segera menuju ruangan Direktur. "Viyone, Apakah kamu kenal aktor Brad Jancof?" tanya Direktur sambil menatap Viyone tajam. "Kenal, ada apa, Direktur?" jawab Viyone dengan bingung, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang mulai menyelimuti hatinya. "Besok Brad akan menjadi aktor iklan kita. Kamu harus meriasnya!" perintah Direktur dengan tegas. Viyone terkejut mendengar perintah tersebut, namun ia berusaha tetap tenang dan mengangguk mengerti. "Baik, Direktur. Aku akan melakukan yang terbaik," ujar Viyone, lalu segera meninggalkan ruangan tersebut.Malam harinya, Wilson menemui Viyone dengan wajah serius, menggen
Baca selengkapnya

Serangan Dari Musuh

Wilson melangkah masuk ke restoran mewah tersebut, matanya segera menangkap beberapa orang dari kalangan bisnis yang sudah duduk di meja bundar. Dengan langkah mantap, ia segera menghampiri mereka dan tersenyum ramah. "Selamat malam, semuanya. Terima kasih sudah datang," ucap Wilson. "Bisa duduk dan makan bersama Anda, adalah kebanggaan kami," ucap salah satu rekan bisnisnya, sambil mengajak Wilson untuk duduk. "Kita adalah rekan bisnis, sudah seharusnya aku mentraktir Anda semua," jawab Wilson sambil duduk di bersama mereka dan bersulang dengan mereka. Sementara itu, di sisi lain restoran, seorang pelayan yang sedang mendorong troli yang membawa makanan menuju ke arah ruang makan yang terpisah dengan yang lain. Di balik pakaian pelayannya, tangannya seakan-akan meraba sesuatu yang tersembunyi. Tak ada yang menyadari bahwa ia sedang menyembunyikan pistol di balik pakaian pelayannya. Saat pelayan tersebut semakin mendekat, Wilson dan rekan bisnisnya asyik tertawa dan bercengkerama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status