Semua Bab BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT: Bab 21 - Bab 30

84 Bab

BAB 21

Aku bergeming di tempatku berdiri, seiinci pun aku tidak berpindah. "Kalian jangan gini banget dong sama aku!" teriakku mengeluarkan isi dadaku. Namun suara itu baru bisa keluar setelah nenek gayung itu tak nampak. "Apaan sih? Ayo, masuk!" seru Mas Fadli. Aku berbalik menoleh pada suamiku itu. "Bilang sama ibumu, Mas. Jangan terlalu dia sewenang-wenang padaku. Takutnya kalau aku sudah hilang kewarasan, bisa mati dia kubuat.""Ngomong apaan sih kamu, Qirani?! Gak sopan sekali kamu sama ibuku! Apa kamu lupa, tadi kamu makan dari bawaannya. Gak ada terimakasih sekali kamu ini.""Cuiih! Di rumah ibuku, aku bisa makan ayam sampai muntah. Jangan ajak aku berdebat, Mas!"Plaaaaak! Aku melempar tas berkas itu ke arah suaminya. Fadli sampai meringis karena mengenai lukanya. "Istri gila!""Aku sakit dan harus segera dioperasi! Aku mau pergi ke rumah sakit tapi kalian anggap enteng! Jangankan mau bantu proses penyembuhanku! Kalian jahat!" teriakku menghempaskan pintu. "Kan ada hari besok.
Baca selengkapnya

BAB 22

Zulkifli langsung menepis tangan Nilam dengan keras. Ia sedikit mundur seperti menjauhi wanita itu. Aku yang melihatnya berdebar hebat. Aku biasa bertengkar dengan Mas Fadli, tapi harus berada di antara kedua suami istri yang sedang bertengkar, aku jadi merinding sendiri."Untuk apa kamu ikut campur urusanku?!""Ya jelaslah! Setelah pisah sama aku, kamu malah belanja-belanja begini. Apa ini? Apa aja ini?!"Nilam merampas tas-tas belanjaan, membongkar troli belanjaan Zulkifli. Kami sedang berada di Mall dan kami memakai trolli untuk memudahkan. Napas Nilam memburu melihat baju-baju, celana baru milik Zulkifli. Perlengkapan mandi dan sejenis parfum juga beberapa cream perawatan lelaki juga lengkap. Tapi yang paling membuat Nilam melotot tak percaya adalah saat melihat kotak hp baru yang dibeli Zulkifli. Harganya tadi seingatku sekitar enam jutaan. "Masalahnya rezkiku ngucur seperti air bah setelah pisah sama kamu. Sekarang aku menyesal, kenapa gak dari dulu aku ceraikan kamu."Praaank!
Baca selengkapnya

BAB 23

Malam ini aku gelisah. Seperti ucapan dan nada bicara Zulkifli terasa aneh dan asing bagiku. Dia tidak seperti sahabat kecilku tapi seperti laki-laki dewasa. Tapi memang dia sudah dewasa kan? Aaah aku. Aaah entahlah. Dari tadi, bayangan wajahnya membuatku cukup terganggu. Aneh sekali. Tadi dia mengantarkanku sampai depan kos. Syukur Mas Fadli sedang tidur jadi aku tidak langsung mendapatkan cercaannya. "Mana obat yang kamu beli, Qi?""Kosong," jawabku. "Terus berjam-jam kamu keluar, ngapain aja?""Aku jalan-jalan dong, sumpek lihat kamu dari pagi sampai pagi lagi. Aku mau ganti pemandangan!" seruku abai. "Astaghfirullah. Kamu benar-benar kelewatan deh Qirani. Suami lagi sakit begini, kamu malah senang-senang!""Ya, kan aku juga sakit, Mas. Samalah kita. Kamu gak perlu dioperasi, aku mau ngurus berkas buat operasi. Sebenarnya ini gak seimbang.""Ooh jadi menurutmu, aku babak belur begini gak seimbang? Memang keterlaluan mulutmu."Mas Fadli cemberut. Tapi tiba-tiba matanya berbinar m
Baca selengkapnya

BAB 24

SCENE SAAT FADLI DITELPON NILAM"Maaf, Dek. Tadi yang bicara itu istriku. Dia memang gak punya adab. Sudah aku ajari tapi tak terbuka pikirannya.""Adek malu digituin, Bang. Dimarah-marah, diumpat-umpat!""Ya, Dek. Maafkan, ya.""Bang, ceraikan dia dan nikahi aku.""Dek ...."Sejenak Fadli menarik napasnya dalam-dalam. Menceraikan Qirani? Dia memang mengakui sudah tidak memiliki selera dengan istrinya itu. Apalagi dibandingkan dengan kecantikan Nilam, sangat jauh. Qirani juga terlalu cerewet, banyak menentang ucapannya, dan juga membawa sial dalam hidupnya. Apalagi sekarang, wanita itu mengidap penyakit rahim. Ia jadi jijik, makin tak selera. "Abang, adek siap jadi istri Abang.""Ii-iiya, Dek. Aku juga ingin jadi suamimu. Aku akan melepaskan istriku. Aku juga sudah bosan sama dia. Dia juga membawa kesialan dalam hidupku.""Janji, ya, Bang!""Ya, Dek Nilam. Abang janji. Cepat atau lambat, aku akan menceraikan istriku. Sekarang Adek sabar dulu.""Temani aku, Bang. Aku butuh teman. Aku
Baca selengkapnya

BAB 25

Aku sudah di rumah dan berusaha menikmati makan malamku. Sedari tadi otakku memikirkan ucapan Zulkifli tentang rencana kami untuk mendapatkan ponsel Mas Fadli. Ternyata Mas Fadli baru pulang, dan sepertinya dia cukup terkejut melihatku masih di kontrakan itu. "Kamu masih di sini?" sinis pria itu. Jahat sekali pertanyaan. "Aku akan tetap di sini sampai masa iddahku habis, Mas. Begitu Allah dalam Quran memerintahkan," jawabku. "Ooh, ya, terserah sih. Soalnya aku mau pergi dari sini. Dalam waktu dekat ini, aku mau sewa rumah yang lebih bagus. Aku tidak tinggal di tempat ini lagi.""Te-terus aku gimana, Mas? Selama masa iddah kita dianjurkan bersama," ucapku kebingungan."Ya buat apa kita bersama?! Toh juga, kamu sendiri yang minta pisah. Sekarang kok jadi ngemis gini?"Aku diam. Jika dua malam yang lalu aku masih melihat aura Mas Fadli masih seperti suami yang kukenal, tapi sekarang dia benar-benar menjadi orang lain. Tidak hanya sebagai suami pelit, tapi suami tak punya hati. Pesona
Baca selengkapnya

BAB 26

"Qirani?! Ngapain kamu?!" "Aku ... aku ....""Qiran! Ini! Tadi lupa!"Makin pias aku mendengar suara Zulkifli. Kenapa pria itu harus bersuara?! Oh Allah, aku harus bagaimana? Sekarang aku benar-benar berubah menjadi arca. Zulkifli tiba-tiba berada di sampingku, menyerahkan sayur bayam dan bawang merah lengkap dengan daunnya. Bagaimana benda ini ada padanya? "Hampir aja, kelupaan! Dari ibuk! Kata ibuk, jangan boros! Ya sudah, aku pulang dulu." Setelah aku menerimanya, Zulkifli menoleh pada Mas Fadli yang terlihat seperti menscreening Zulkifli. Bagaimana Zulkifli bisa berpikir secepat ini? Dia bahkan sudah tidak menggunakan jaket hitam lagi. Hanya kaos berwarna biru muda dan tanpa topi. Bahkan Zulkifli memakai sandal sky way. Tentu saja tampilannya itu untuk mengelabui Mas Fadli. "Bang! Mari!" sapa Zulkifli menoleh pada Fadli lalu melipir masuk mobil. Mobil itu langsung menderum meninggalkanku yang masih keringat dingin. Bagaimana ini? Hp Mas Fadli masih di aku. Apa sekarang pria i
Baca selengkapnya

BAB 27

Setelah menelpon, Mas Fadli menolehku aneh. Refleks aku langsung membuang muka. "Aku ambil motor gadai. Nungguin kabar dari polisi, bikin lumutan. Kalau gak ada duit pelicin, mana bisa mulus. Malas sekali. Sudah kita habis, lagi butuh pelicinGak ada yang bener, heran aku," oceh Mas Faldi tak peduli aku merespon ucapannya. Dia langsung masuk kamar. Kukira Mas Fadli akan kembali keluar, tapi dia diam di dalam kamar. Apa gak jadi ke atm? Sepanjang malam aku tidak tenang. Namanya tindak kejahatan, tetap saja bawa gelisah. Tapi bila diingat-ingat lagi, aku rasa Mas Fadli memang pantas mendapatkannya. Aku hanya perlu membiasakan diri semakin terbiasa berbuat jahat padanya. Seperti semakin terbiasa aku tidur di depan tivi dengan beralaskan tikar seperti ini. Padahal aku sedang sakit, akan dioperasi tapi mantan suamiku tak menggubrisnya. Meski bukan istrinya lagi, setidaknya landasan rasa kemanusiaan. Tapi ya sudahlah, hanya butuh 3 bulan saja aku bertahan. Karena aku yakin, Mas Fadli tak
Baca selengkapnya

BAB 28

"Pastilah Bang Fadli akan langsung menyeretmu keluar dari sini jika dia tahu, kamu ada main sama Zulkifli.""Aku dan Zulkifli memang sering main," jawabku tanpa ragu yang membuat kedua mata Nilamsari seperti akan meloncat keluar. "Main gaplek, main masak-masakan dulu saat tumbuh bersama! Weeek!" Aku menjulurkan lidahku mengejeknya. "Perempuan murahan. Aku akan mengadukan ini pada mereka. Lihat saja!""Aku sih senang banget ya, kalau aku diusir. Kamu kira enak jadi istrinya Mas Fadli? Aku kasih tahu kamu ya, Nilam. Pikir pakai otak, ada laki-laki yang tega sama istrinya, lebih mementingkan wanita lain. Karena istrinya tidak cantik lagi dan penyakitan. Kelak kalau kamu mengalami yang kualami, jangan sampai kamu menyesal. Kehidupan Mas Fadli tidak se-wah yang kamu kira. Tidak semua istri PNS itu sejahtera. Tergantung pada karakter suaminya. Kalau modelan Mas Fadli, jangan harap deh buat bahagia. Awalnya aja manis, nanti dibuang macam aku.""Jang sok mengajariku. Kamu memang tak cocok j
Baca selengkapnya

BAB 29

Setelah menutup panggilan, aku langsung menutup mulutku karena bibirku sedang kugigit. Dalam keadaan shock begini, rahimku seperti ditekan. Sakit tapi tidak terlalu sakit karena rutin minum obat dari dokter. Aku hanya diam dan menikmati sakitnya yang semakin lama semakin sakit tapi setelah terasa sakit sekali, lama-lama mereda. Kuhembuskan napasku pelan-pelan. Setelah tenang, aku bernapas senormal mungkin. "Kamu kenapa?"Zulkifli baru menolehku. Sedari tadi dia menatap pohon kelapa yang melambai-lambai cantik di pinggir hotel."Aku baru saja dikabari bahwa ibu tadi pagi berangkat, mau datang ke rumah Mama Sita. Itu artinya dia akan tahu aku sudah dicerai tapi masih bertahan. Itu artinya Ibu akan tahu aku akan dioperasi. Itu artinya Ibu akan tahu selama ini aku tinggal di kontrakan yang reot. Itu artinya Ibu akan tahu menantu yang dibangga-banggakan akan menikahi wanita lain yang jauh lebih cantik dari putrinya."Aku tiba-tiba menjadi terisak. Selama ini memang aku menyembunyikan fakt
Baca selengkapnya

BAB 30

Kllllaaak! Sapu pel itu jatuh dari tangan ibuku. Wajahnya kosong dan hanya melihat ke arahku tanpa berkedip. Ya, aku tahu perasaannya. Pastilah berita ini menjadi berita terburuk yang masuk di telinganya, sepanjang hidupnya. Sayup-sayup terdengar .... "Mama yang merah aja, deh!" Suara Mama Sita. "Aku juga lebih suka apel hijau, Ma!" Suara manja Si wewe gombel. "Besok kalau aku sudah gajian, kita isi kulkas Mama dengan semua jenis bua-buahan biar Dek Nilam juga betah di rumah!" Jelas itu suara Mas Fadli. Mereka sekarang berkumpul di ruang tivi. "Qiran! Tolong pisaunya!" seru Mas Fadli."Sekalian baskom untuk cuci buah, Qi!" sambung ibunya. Jatuh air mata ibuku, ya Allah dan seketika saat itu juga, sepertinya duniaku runtuh melihat kesedihan yang tak terucap dari mulut wanita yang melahirkanku itu. "Berikan aku pisau," ucap ibuku terdengar berat. "Bu ....""Berikan, Qirani;""Buk, jangan, Buk. Nanti aku cerita semuanya, Buk. Aku minta tolong, jangan terbawa ...."Belum selesai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status