Share

BAB 30

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kllllaaak!

Sapu pel itu jatuh dari tangan ibuku. Wajahnya kosong dan hanya melihat ke arahku tanpa berkedip. Ya, aku tahu perasaannya. Pastilah berita ini menjadi berita terburuk yang masuk di telinganya, sepanjang hidupnya.

Sayup-sayup terdengar ....

"Mama yang merah aja, deh!" Suara Mama Sita.

"Aku juga lebih suka apel hijau, Ma!" Suara manja Si wewe gombel.

"Besok kalau aku sudah gajian, kita isi kulkas Mama dengan semua jenis bua-buahan biar Dek Nilam juga betah di rumah!" Jelas itu suara Mas Fadli. Mereka sekarang berkumpul di ruang tivi.

"Qiran! Tolong pisaunya!" seru Mas Fadli.

"Sekalian baskom untuk cuci buah, Qi!" sambung ibunya.

Jatuh air mata ibuku, ya Allah dan seketika saat itu juga, sepertinya duniaku runtuh melihat kesedihan yang tak terucap dari mulut wanita yang melahirkanku itu.

"Berikan aku pisau," ucap ibuku terdengar berat.

"Bu ...."

"Berikan, Qirani;"

"Buk, jangan, Buk. Nanti aku cerita semuanya, Buk. Aku minta tolong, jangan terbawa ...."

Belum selesai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ana Khana
Buruan update Thor. udah gak sabar baca lanjutannya, penasaran dan keren abis ceritanya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 31

    "Jadi benar kamu gak hamil? Gak ada benih mantan suamimu itu di rahimmu?!"Dengan terpaksa aku mengangguk. Ya Allah, aku pasrah. "Alhamdulillah kalau begitu. Alhamdulillah ya Allah," sambut ibuku dengan suara yang sangat pelan.Aku membelalak karena terkejut dengan respon ibu. Aku mengira ibu akan semakin down namun ternyata dia justru memberikan senyum dan menarik tanganku untuk semakin jauh. "Ayo kita pergi dari sini," ucap ibuku menggenggam tanganku yang mengepal. Aku ikut saja saat tubuhku terseret. Zulkifli dan Mala yang sedari tadi menunggu kami langsung bergerak juga. Tiba-tiba suara pekikan nenek peot itu berteriak mendekat. "Tunggu dulu, Mbak!"Ternyata masih punya nyali dia untuk mendekat. Bahkan mungkin singa saja tak berani mendekat,apalagi berjalan angkuh seperti itu menghampiri ibuku yang sedang murka. Ibuku tak menjawab panggilannya. Tapi bersamaan dengan itu, aku deg-degan sekali. Begitu congkak dia berdiri tak jauh dari kami, seperti menelusuri tubuhku dengan tata

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 32

    28 TAHUN YANG LALU ...Seorang wanita muda sedang menangis tersedu-sedu. Sesekali dia memegang perutnya sembari menutup mulutnya yang sedang terisak. "Tolong saya, Mbak Nurul. Saya tidak tahu harus pulang kemana lagi. Malu teramat malu jika sampai kembali ke kampung dengan kondisi begini. Lagi pula, nenek sudah meninggal, tidak ada tempat saya pulang. Siapa sudi memelihara wanita yatim piatu seperti saya.""Ya Allah Ningsih, aku kira kamu sudah bahagia bersama Wahyu. Kalian kan sudah sah jadi suami istri, meski nikah siri. Kenapa bisa jadi begini? Kalau ada masalah rumah tangga, baiknya diselesaikan bersama, bukan dengan cara kamu kabur dari rumah suamimu."Ningsih hanya menggeleng. **Ningsih memang sudah sah menjadi istri Wahyu Pramana, putra pengusaha properti yang masih sedang merintis. Mereka bertemu di pasar malam dan akhirnya menjalin kasih. Ningsih yang merantau karena ingin mengubah hidup, mendapatkan angin segar karena dipinang oleh seorang pemuda yang tampan dan berpendid

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 33

    Nurul menenteng sebuah pepaya matang lalu mengetuk rumah tua yang sudah lapuk dimakan usia. Rumah itu kosong, berada di tengah sawah. Pemiliknya sudah pindah ke kota dan sukses di kota. Namun karena rumah masa kecil, mereka tidak mau merobohkannya. Nurul berinisiatif meminta izin untuk menempatkan Ningsih di sana dan setelah dihubungi lewat hp, ternyata mereka tidak keberatan. Daripada dibiarkan kosong. "Terimakasih banyak,ya Mbak. Ini saya habis kupas kacang tanah lima bakul. Mudahan barangnya cepat laku biar upah saya dibayarkan," tutur Ningsih begitu lahap makan pepaya matang itu. "Kalau ada yang bikin ulah sama kamu, kasih tahu saja. Biar kucincang hidup-hidup.""Hehehe, Mbak bisa saja. Sudah satu bulan saya merepotkan Mbak Nurul di sini. Mbak sudah seperti kakak kandung saya. Terimakasih banyak, Mbak. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan Mbak Nurul. Saya siap jadi pelayan Mbak Nurul sepanjang hidup saya."Nurul hanya menghela napas berat. Tak pernah sekali pun dia bertanya d

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 34

    "Ja-janin?""Ya. Hari dimana Ningsih mengetahui dirinya hamil, hari itu ibumu yang jahat itu datang menghancurkan dunianya!" seru Bu Nurul tak sungkan langsung menembak dengan kata-kata. "Allah ...."Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Pak Wahyu. Air matanya sampai berderai-derai. Luar biasa sakit perasaannya saat ini. Membayangkan Ningsih, rupanya membawa janin mereka. Ribuan pertanyaan di dalam otaknya namun tak sanggup dia bicara sepatah kata pun. 28 tahun adalah waktu yang sangat lama tapi sekarang seperti dia berada di masa itu. Ia ingin berlari, berlari sekuat kakinya melangkah. Seperti apakah anak mereka?"Niiiiing!"Pak Wahyu meremas rambutnya dan benar-benar menangis. "Lalu, apakah kamu sudah menikah?" tanya Bu Nurul seolah tak peduli dengan shocknya Pak Wahyu. Pria itu mengangguk. "Dengan Anggun?"Lagi-lagi Pak Wahyu mengangguk. 'Ciih! Matilah kamu dalam rasa bersalahmu, Wahyu. Begitu mudahnya kamu diputar fitnah ibumu. Malah menikah pula kamu dengan wanita itu. Har

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 35

    Zulkifli hanya bisa melihat langkah gontai majikannya yang keluar dari mobil. Dia sudah menawarkan bantuan namun pria yang berwibawa itu menolak.Entah mengapa, melihat bosnya terpuruk begitu, Zulkifli begitu sedih. Pak Wahyu terus menyeret kakinya masuk ke rumahnya yang sangat megah bak istana itu. Dua pelayannya sudah siap membuka jaketnya dan menunggu sepatunya dilepas. Postur tubuh Pak Wahyu persis sekali dengan postur tubuh Pak SBY. "Sayang! Syukur lah kamu pulang. Dari pagi kamu menghilang!" seru Bu Anggun mendekati suaminya. Nampak segar dan harum wanita itu meski pun sudah berusia 52 tahun. Pak Wahyu hanya diam saja dengan wajah yang sangat masam. Satu prasangkanya yang sangat kental adalah dia yakin Anggun juga terlibat dalam membuat fitnah itu. Buktinya saat itu, tumben sekali dia mau merayakan ulang tahun. Dia biasanya tidak suka dirayakan ulang tahun dengan acara resmi seperti saat itu. "Sayang! Kenapa? Ada masalah di kantor?!"Bu Anggun menghadang suaminya dengan ma

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 36

    "Maksudmu?!!!""Gak ada maksud apa-apa, mau memberikan efek jera saja," jawab Qirani memasuk botol itu ke dalam tasnya. "Apa tidak mengancam nyawa?" tanya Zulkifli tiba-tiba jadi takut. Tak menyangka, Qirani punya ide segila itu. "Tidak mengancam nyawa, hanya mengancam burung dan sangkarnya."Zulkifli mengusap wajahnya. Sekarang Dia yang berpikir keras. Biar bagaimana pun, Nilam pernah menjadi bagian hidupnya yang indah. Sangat tak nyaman jika membayangkan dia sampai gencet. "Kenapa pucat gitu wajahmu? Panik ya? Tenang saja. Aku yang tanggung jawab. Kamu hanya perlu mengantarku ke toko ATK di depan.""Aku tak mau kalau sampai Nilam celaka.""Diiih ... yang masih bucin," sindir Qirani mencebik."Bukan begitu. Jangan sampai ini membawa masalah baru.""Baru kena lem. Mereka itu wajib kena hukum rajam lo ya kalau benar-benar ikut hukum Islam."Tak ada jawaban dari mulut Zulkifli. Dia menjalankan mobil dengan perlahan dan akhirnya sampai di sebuah toko alat tulis kantor. Rupanya Qirani

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 37

    Saldo Anda:Rp. 80.734.38Seketika hening dan berdenging dunia Fadli Irawan. Nilam memajukan kepalanya untuk memastikan pandangannya. Dia berharap, dia sedang salah baca karena rasa berdenyut nyeri di bawah sana. Berkali-kali dia menghitung angka di belakang titik. Harusnya, harusnya ada tiga angka lagi. Setelah benar-benar yakin dengan penglihatannya, ia menoleh pada Fadli yang gemetar, pucat seperti mayat hidup. Pria itu langsung duduk di lantai. Lemas kakinya bagai tak bertungkai."Bang, mung-mungkin kamu salah masukin ATM. Coba cek lagi.""Aku ... aku hanya punya satu ATM, Dek!""Terus bagaimana bisa jadi delapan puluh ribu, Bang?""Bagaimana aku tahu, Dek! Aku tak tahu! Aku tak pernah cek saldo selama lebih dari tiga minggu bahkan rasanya terakhir pas masuk gaji bulan lalu. Itu yang terakhir. Bagaimana ini, bagaimana ini????!!!".Fadli merenggut rambutnya sendiri. Dia memukul-mukul lantai ATM itu sampai ia merasakan sakit di telapak tangannya. Saking shocknya, pria itu bersujud l

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 38

    "Mama!" teriak Nilam langsung mencoba menangkap tubuh tua Bu Sita. Wanita itu sampai mangap-mangap karena shock. Seperti udara itu begitu sulit dia hirup. Bayangan angka 66 juta membuatnya tak bisa membuka mata. Seolah-olah angka 66 sedang menindihnya, berat sekali. "Ma! Kendalikan diri Mama!" seru Nilam panik. "Uang ... uang 66 juta ... ya Allah, 66 juta. Ya Muhammad, 66 juta. Uhuuuhuuhu ....""Ya, tenang, Ma. Nanti takutnya jantung Mama berhenti berdetak!""Ya Allah, gimana itu 66 juta? Huhuhu ... Ya Allah!"Nilamsari hanya memainkan bibirnya seperti menyembunyikan ejekan hatinya. 'Sekarang saja si ibu tua ini ingat Allah, pake bawa nabi Muhamad pula. Dari kemarin gibahnya pol polan, pamernya ih, mukenah bau lemari' batin Nilam mengejek. Semula dia mau cari muka jadi calon mantu soleha, namun rasanya dia diprank sebab mengetahui keluarga itu juga tak kalah jauh dengannya, jarang ingat Tuhan. Setiap adzan hanya lewat saja, tak ada yang sujud. Dia berduaan di ruang tamu dengan Fad

Bab terbaru

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   ENDING

    "Mas?! Kamu kenapa?!""Ni ... Nilam, Qiran. Dia pergi membawa bayi kami." "Maksudmu?!!" tanya Qiran langsung tegang. "Nilam kabur, Qiran!""Ooh ya, Allah...."Qiran menggigit bibirnya. Ia tahu, tidak mudah di posisi Nilam. Dia sudah merasakan di posisi wanita itu dan Nilam merasakan imbas yang terparah. Ternyata yang diucapkan Nilam waktu itu serius. ***"Aku ingin bercerai," ujar Nilam saat baru seminggu dia disecar. "Cerai?" tanya Qiran. "Iya. Kamu hebat bisa tahan 2 tahun, aku tak sampai setahun sudah habis jiwaku, Qiran.""Kamu yakin? Bayimu butuh ayahnya.""Bayiku lebih butuh ibu yang bahagia. Bukankah begitu?"Qiran diam. Sejak itu Nilam tak pernah bicara soal itu lagi. Dia mengira, Nilam tidak melanjutkan niat itu karena ia melihat Fadli sepertinya mulai lebih luwes pada istrinya. Setiap kali dia ke sana menjenguk Nilam, dia sudah menemukan aneka roti dan buah di dekat meja. Qiran mengira itu semua bisa meluluhkan perasaan Nilam. Tapi rupanya, dua bulan terlewati, wanita i

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 83

    Fadli terkejut tak mengerti. Alisnya yang mengkerut dengan kening berlipat-lipat itu menandakan dia heran. Nilam pun yang sedang menggendong bayinya juga ikut bingung. "Uangmu yang hilang di rekening sejumlah 63 juta itu, aku yang ambil. Jadi yang 2 jutanya anggap aku sedekah saja," ucap Qiran tanpa keraguan sedikit pun. "Bicara yang jelas, Qirani," ujar Fadli tegang. "Perlu aku ulang, Mas?" tanya Qirani dengan wajah biasa saja. Dddrrrrtt... Ponsel Qirani bergetar. Qiran mengangkat tangannya seolah mengisyaratkan agar Fadli diam dulu. Pembawaan Qiran santai saja seolah-olah tidak ada beban. Sedangkan Fadli masih terbengong-bengong. "Ya, Yank. Ooh, oke deh. Tunggu dah sebentar lagi ... Gak, Yank. Nanti lah di Star Five aja, belum kucoba menu yang itu. Oke. Siap."Panggilan selesai. Nilam hanya tersenyum kecil. Itu pasti dari mantan suaminya. Luar biasa beruntung Qirani, hidup mewah, makan siang di hotel. Tapi sekarang Nilam tak mau iri lagi pada Qiran meski sakit itu jelas masih

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 82

    SCENE FLASH BACKNita dan Pak Hasan secara tidak sengaja mendengar percakapan dokter yang sedang merayu Fadli dan Bu Sita agar setuju Nilam dioperasi. Mendapati keduanya masih kekeh, Nita langsung menyeret tangan ayahnya menjauh. "Pak, yakin gak kalau kita rayu Mama dan Mas Fadli, mereka akan luluh?""Bapak sudah ngomong, kok tadi subuh sama Mamamu. Jika memang harus kakak iparmu dioperasi, ya bismillah aja. Tapi Mama mu malah menggerutu tak jelas.""Mas Fadli juga kok gitu banget sih, Pak. Aku merasa kasihan sama Mbak Nilam meskipun aku gak akur sama dia.""Fadli sama Mamamu sama-sama punya bibit kikir. Sudah berulang kali Bapak kasih tahu kalian bahwa kikir itu sulur rambatnya sudah ada di neraka. Siapa yang kikir atas hartanya, tinggal ditarik ke neraka oleh rambatannya. Macam sulur labu. Menjalar."Nita menggigit bibirnya. Ia punya ide tapi ia sendiri masih ragu. Namun daripada tidak dicoba sama sekali, lebih baik gagal. "Aku akan menghubungi Mbak Qiran, Pak. Mungkin Mbak Qiran

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 81

    "Ini bayinya kalau lahir, akan prematur. Usianya baru 24 minggu. Beratnya kurang sekali ini, Bu. Seperti berat janin usia 4 bulan. Janinnya kurang nutrisi ini. Ibunya malas makan, ya?!" cecar Bu Dokter yang langsung membuat jantung Nilam seperti dihantam batu besar. "Makan kok, Dok. Cuman sering muntah," sambung Fadli tak mau dikira istrinya tak makan. "Makan, Dok tapi nasi dan kepala ayam atau ceker ayam, bukan dagingnya," tambah Nilam penuh dendam. Dalam hatinya, kalau sampai ada apa-apa dengan bayinya, ia akan membuat perhitungan yang besar dengan suaminya itu. "Ibu hamil itu harus makan yang bernutrisi tinggi. Malah perlu juga disokong dengan susu dan vitamin. Karena apa yang dimakan ibunya, itu yang dimakan janin."Bu Dokter langsung memberi intruksi. "Sus, siapkan suntik pematangan paru. Jaga-jaga kalau bayinya lahir," ujar Bu Dokter pada asistennya. "Baik, Dok."Suasana menjadi tegang. Bu Dokter kembali melihat layar. "Denyut jantung janin masih bagus. Saya akan bantu su

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 80

    "Apa?!" Suara Fadli agak ketus. Sebab, dia sedang merasa diganggu saat menatap mantan istrinya yang begitu sangat cantik jelita. "Perutku sakit sekali, Mas. Sakit sekali.""Sakit gimana maksudmu?""Ya sakit. Cekat cekit. Ta-taapi sekarang sudah hilang," lirih Nilam. "Kamu pasti shock melihat mantan suami kamu yang sekarang jadi anak konglomerat, kan? Perempuan matre kayak kamu pasti nyesel banget."Mendengar ucapan suaminya, Nilam hanya memandang sinis. Ia ingin menimpali tapi kembali lagi rasa sakit di perutnya menyerang. Sejenak dia bergeming. Ada apa ini? Apakah sudah waktunya dia melahirkan? Usia kandungannya baru lima bulan jalan enam. Dia tidak mau memiliki bayi yang tidak normal. Usaha dan perjuangannya sudah sangat jauh untuk janinnya. Nilam berusaha bernapas dengan teratur. "Ayo! Kita ucapkan selamat atas kemenangan mereka dan kekalahan pada kita, Nilam," lirih Fadli dari hatinya paling dalam. Nilam bergeming. "Ayo kita naik! Biar cepat makan!" seru Bu Sita. "Ayo, Nila

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 79

    "Jadi gimana, Fadli, kamu mau datang tidak ke acara resepsi mantan istrimu?"Fadli hanya diam. Benar-benar diam. "Biar kita berangkat bareng pake mobil. Mama akan sewa mobil khusus biar kelihatan mewah, sesuai dengan pesta yang akan kita datangi. Nanti kamu yang bayar tapi ya."Wuuushhh! Undangan tebal dan berbingkai ukiran timbul berwarna emas itu melayang dan jatuh. "Cukup ya, Ma! Cukup! Aku muak mendengar Mama yang mau terlihat hidup hedon padahal modal pun tak ada. Mama itu seperti sedang memerasku! Mama belum sadar-sadar juga? Seberapa besar dan banyak akibat yang ditimbulkan oleh Mama! Mama yang jadi ibuku yang menyebabkan aku sampai cerai dari Qirani!""Loh, kok kamu jadi ngegas, Fadli? Mama cuman kasih tawaran aja. Masa sekedar sewa mobil kamu gak mampu?! Kan uang dari Pak Wahyu sampai 75 juta. Janganlah kikir banget!""Kikir?! Ya! Aku kikir dan pelit memang! Ini semua karena ajaran dari Mama! Mama yang suruh aku pelit kikir pada Qirani sehingga dia sampai gak betah jadi is

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 78

    "Ini gaes, kakak sepupu aku ternyata langsung akad nikah gaes. Sekarang nih! Pantengin ya!"Nilam langsung menelan salivanya berdebar. Mantan suaminya akan akad nikah, sungguh luar biasa gejolak batin Nilamsari. "Assalamu'alaikum!"Deegh! Sampai gugup tangan Nilam memegang hp karena terkejut. "Waalaikumsalam, Bang.""Kenapa mukamu tegang begitu?" tanya Fadli yang baru pulang dari kantor. "Ooh iya, Bang. Gak kok. Aku buatin kopi?""Gak usah. Aku mau langsung mandi aja."Nilam diam dan itu membuat Fadli jadi penasaran. "Ada apa di hp itu?""Nonton ... nonton vidio pernikahan Qirani dan mantan suamiku, Bang.""Qiran?! Nikah hari ini?!!!"Fadli terkejut luar biasa. Dia langsung meraih ponsel Nilam. 'Aku tak mau shock sendirian, Bang. Sama-sama mampuslah kita. Kamu kira aku gak tahu, kamu masih sering merindukan mantan istrimu itu' batin Nilam bersamaan dengan detak jantungnya mulai stabil. Terkadang Nilam heran dengan dirinya sendiri, begitu takut Fadli menceraikannya. Demi janinny

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 77

    Sudah banyak orang berkumpul karena penasaran dengan acara lamaran Qiran. Antara percaya dan tidak percaya jika benar Zulkifli yang akan datang bersama keluarganya. Memangnya siapa keluarga Zulkifli? Siapa keluarga Ningsih? Semua orang tahu, mereka adalah petani. Bahkan puluhan tahun yang lalu, mereka disuruh-suruh menjadi buruh di sawah. "Menurutmu, ucapan Mbak Nurul kemarin benar gak sih?""Ya gak percaya sih, Mbak Nurul bisa saja berkelit untuk menutupi calon yang sebenarnya. Aku tak percaya juga kalau sekarang Kipli sama ibunya jadi orang kaya," jawab Bu Nanik. "Lah iya, ada dua apa tiga minggu yang lalu, Ningsih masih jemur padi," sambut yang lain. "Itu dah. Mungkin Nurul lagi sinting," tambah bu Tatik. "Terus Ningsih di mana sekarang? Sepi aja rumahnya tadi aku lewat. Apalagi ini kan acara gengnya, kok tak nampak dia?""Pergi ke desa sebelah, kerja panen padi kali."Yang lain pun ikut mengangguk seperti mengiyakan. Terlihat Bu Nurul sudah rapi dandanannya dengan gamis coklat

  • BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT   BAB 76

    "Mana uangnya?" tanya Joger. "Mana temanmu yang lain?" tanya Zulkifli berbalik, membuang asap rokoknya yang baru dia nyalakan. Joger ditemani seorang laki-laki bertato. "Buat apa? Serahkan saja uangnya. Kami terburu-buru.""Jadi kalian hanya berdua?!"Zulkifli melepaskan rokoknya di dekat telapak kaki lalu dilumatkannya dengan sekali giling. Ia menatap kaki kirinya yang sedang berputar. "Ya. Hanya kami berdua. Apa masalahnya? Dari tadi kamu mengulur waktuku."Buuuuughhhh! Zulkifli langsung melayangkan tinjunya di wajah Joger. Tersungkur jatuh pria itu ke tanah kering berbukit. Teman Joger langsung sigap menendang Zulkifli namun kaki Zulkifli begitu kokoh. Hanya mundur saja tidak sampai jatuh. Justru ia berbalik menyerang dengan memutar tubuhnya lalu menendang bahu pria itu. Pria itu langsung jatuh. Ia kembali bangun dan melayangkan tinjunya. Zulkifli menunduk lalu secepat kilat memukul punggung lawannya hingga tersungkur membungkuk. Zulkifli langsung mengangkat kakinya lalu mengha

DMCA.com Protection Status