หน้าหลัก / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / บทที่ 1101 - บทที่ 1110

บททั้งหมดของ Dokter Ajaib Primadona Desa: บทที่ 1101 - บทที่ 1110

1209

Bab 1101

Tirta mendengus, lalu menendang selangkangan Lior dengan cara yang sama hingga hancur!"Arghhh .... Kejantananku hilang! Aku sudah jadi orang cacat ...."Lior tidak berani mengancam Tirta. Dia menutupi selangkangannya sambil berguling-guling di tanah dan menangis dengan pilu."Berani-beraninya menggoda Bibi Ayu, kamu memang pantas mati!"Bella mendengus marah, lalu menggandeng Yasmin dan berjalan ke arah Ayu. Dia mencoba menenangkan Ayu yang masih dalam keadaan syok."Bibi, jangan takut. Nanti kalau Yasmin sudah sehebat Kakak Guru, Yasmin juga bisa melindungi Bibi!" ujar Yasmin dengan suara menggemaskan. Dia mengepalkan tangan kecilnya dengan wajah serius dan berjanji pada Bibi."Dia gadis kecil yang diselamatkan Tirta?" Pada pandangan pertama, Ayu langsung merasa sangat menyukai Yasmin. Dia kemudian menatap Bella untuk memastikan."Benar, Bi. Tapi sekarang, dia sudah jadi murid Tirta. Jadi, mulai sekarang dia bisa dianggap sebagai bagian dari keluarga kita," jelas Bella. Setelah dihib
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1102

Tak lama kemudian, Jadid segera memerintahkan orang-orangnya untuk mengangkut Fasahat dan Lior yang sudah sekarat untuk keluar dari rumah sakit. Sesuai instruksi Tirta, dia juga pergi menemui kepala polisi yang baru, Mauri.Menyebut nama Mauri membuat Tirta berpikir sejenak."Sekarang aku sudah berada di ibu kota provinsi, kalau ada waktu, aku bisa menemui Pak Mauri. Sekalian mau tanyakan keberadaan Organisasi Black Gloves."Saat itu, Chiko maju dengan gelisah dan berkata, "Dik, dua orang yang baru saja kamu hajar itu sepertinya murid utama Kurnia.""Kurnia terkenal sangat melindungi murid-muridnya dan kekuatannya juga cukup hebat. Kalau dia tahu kejadian ini, dia mungkin akan menargetkanmu. Apa waktu kamu meninggalkan dunia misterius kali ini, Sekte Mujarab mengirimkan senior untuk diam-diam melindungimu?""Nggak, mereka nggak mengirim siapa pun. Tapi menurutku, dua orang tadi biasa-biasa saja. Menghajar mereka semudah membalikkan telapak tangan. Kalau gurunya selevel mereka, dia juga
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1103

Jadid sibuk mengatur orang-orangnya untuk menyiapkan teh herbal penenang bagi Ayu. Sementara itu, Tirta bersandar di meja kerja direktur rumah sakit sambil mencatat penafsirannya tentang ilmu pengobatan."Tirta, kenapa bagian ini aku nggak mengerti?" Di seberangnya, Qaila duduk sambil membaca catatan Tirta dengan penuh perhatian.Meskipun Qaila seorang dokter spesialis pengobatan barat, dia tetap memiliki pengetahuan mendasar dalam pengobatan tradisional. Banyak hal yang sebelumnya sulit dipahami, kini menjadi lebih jelas setelah melihat catatan Tirta.Semakin dibaca, dia semakin terhanyut dalam pengetahuan baru ini. Tiba-tiba, matanya membelalak. Dia berdiri dan membungkuk, lalu menunjuk bagian tertentu dalam catatan Tirta dengan ekspresi serius.Qaila benar-benar serius dalam belajar.Namun, karena dia membungkuk terlalu rendah, pemandangan di depan dadanya langsung terlihat jelas di mata Tirta."Bagian ini sebenarnya cukup sederhana. Kalau kamu baca lebih banyak tentang dasar farmak
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1104

"Ah … bukan begitu! Tirta, ini nggak seperti yang kamu pikirkan!"Mendengar ucapan Tirta, wajah Qaila langsung memerah. Dengan panik, dia buru-buru mengambil pakaian dalam itu dan menyembunyikannya di bawah selimut. Suaranya terdengar gugup saat dia terbata-bata mencoba menjelaskan."Aku belum pernah pacaran sebelumnya …. Itu bukan pakaian seperti yang kamu pikirkan! Aku akan datang bulan dalam beberapa hari ini. Itu rekomendasi dari sahabatku. Katanya, pakaian ini lebih praktis kalau lagi haid.""Setelah pakai ini, tinggal ditambah pembalut, jadi nggak perlu sering-sering ganti pakaian dalam …."Memang benar seperti yang dikatakan Qaila. Biasanya, tidak ada orang lain yang masuk ke ruangannya. Jadi, setelah membeli pakaian itu, dia lupa menyimpannya. Saat membawa Tirta masuk tadi, dia juga tidak kepikiran soal itu.Kini setelah Tirta melihatnya, Qaila benar-benar merasa sangat malu dan tidak berani menatapnya langsung.Namun, Tirta hanya tersenyum santai dan berkata, "Bu Qaila, kamu n
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1105

Qaila awalnya merasa senang, tetapi kemudian wajahnya berubah sedikit malu."Ah, cuma masalah kecil. Ini bukan sesuatu yang merepotkan." Tirta melambaikan tangannya dengan santai. Kemudian, dia mulai melepas sepatu dan kaus kaki Qaila, lalu menarik celana panjangnya ke atas agar bisa mengatur ulang posisi tulangnya dengan lebih mudah.Namun, dengan posisi Qaila yang duduk di hadapannya dengan kaki terbuka, pemandangan di depan mata Tirta menjadi sesuatu yang sangat menggoda dan pasrah. Begitu mengangkat kepala, Tirta langsung melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh dia lihat.Terlebih lagi, pakaian dalam yang dikenakan Qaila saat ini adalah model yang tadi sempat menarik perhatiannya ….Tirta tiba-tiba merasa tenggorokannya kering, dan tanpa sadar, dia memperlambat gerakannya saat melakukan terapi pada pergelangan kaki Qaila. Tentu saja, Qaila sama sekali tidak menyadari bahwa dalam pandangan Tirta, dia sedang terlihat sangat terbuka dan berani.Tirta memijat pergelangan kaki Qaila
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1106

Reaksi pertama yang dirasakan oleh Qaila adalah sangat kesakitan. Bibir dan giginya terasa nyeri luar biasa! Matanya langsung memanas dan air mata mulai menggenang di pelupuknya.Meskipun dia belum pernah pacaran sebelumnya, bukan berarti ia tidak tahu benda apa yang baru saja menyentuh wajahnya!"Tirta, kamu ... kenapa bisa seperti ini …?"Qaila buru-buru menutupi mulutnya dengan tak percaya. Sorot matanya terlihat malu dan terkejut saat dia bergerak mundur beberapa langkah.'Besar sekali!' batin Qaila dalam hati. Namun, karena merasa malu, dia tidak berani mengungkapkannya."Itu ... Bu Qaila, aku nggak sengaja. Kamu nggak apa-apa, 'kan?" Tirta merasa tidak perlu berpura-pura lagi. Lagi pula, bagian bawahnya sudah telanjur menyentuh Qaila. Akhirnya, dia berdiri dan menarik celananya dengan canggung."Aku ... aku baik-baik saja. Hanya saja bibir dan gigi depanku agak sakit. Biar aku istirahat sebentar."Begitu Tirta berdiri, ekspresi Qaila langsung tampak ketakutan. Dia bergerak mundur
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1107

Tirta merasa sangat tidak berdaya."Guru, aku benar-benar nggak nyangka. Kita baru pertama kali bertemu, kamu malah terpikat sampai sebegitunya sama aku! Demi mendapatkanku, kamu bahkan mengancamku dengan nggak mau mengajarkan ilmu pengobatan ....""Guru ... aku bisa merasakan perasaanmu yang begitu kuat padaku! Baiklah, kalau memang begitu, aku menerimanya! Kamu nggak perlu lagi berpura-pura di depanku!"Mendengar hal itu, Tirta hanya bisa merasa benar-benar tak berdaya dalam hatinya. Andai saja dia tahu Qaila akan bereaksi seperti ini, dia sama sekali tidak akan pura-pura mengakui perasaannya!"Bu Qaila, benar, aku memang menyukaimu. Karena kamu sudah menerimaku, sekarang aku lagi merasa sangat nggak nyaman. Bukankah kamu seharusnya membantuku melakukan sesuatu? Bantu aku melampiaskannya!"Tirta yang merasa tak berdaya, ingin menggunakan cara ini untuk membuat Qaila jijik dan menjauhinya. Saat berkata demikian, Tirta menarik tangan Qaila dan mendorongnya ke atas ranjang."Ah .... Gur
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1108

"Mungkin, ini adalah rencana takdir ...."Baru satu detik sebelumnya Tirta sedang kebingungan memikirkan hendak bagaimana mengatasi hubungannya dengan Qaila. Detik berikutnya, dia telah menyerah untuk melawan dan menenggelamkan diri sepenuhnya untuk merasakan kenikmatan tersebut.Apalagi, saat menundukkan kepala, dia melihat dada Qaila yang putih terpampang di depan matanya. Ditambah lagi dengan Qaila yang sedang mengenakan seragam dokter, membuat Tirta tidak sanggup menolak godaan. Sekujur tubuhnya langsung gemetaran."Bu Qaila, nanti aku akan tuliskan lagi beberapa catatan tentang ilmu pengobatan untukmu. Mungkin jumlahnya akan cukup banyak. Kamu bisa mempelajarinya pelan-pelan."Tirta berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk meninggalkan lebih banyak catatan berharga sebagai bentuk kompensasi bagi Qaila. Bagaimanapun, dia menyadari bahwa hubungannya dengan Qaila hanyalah sebuah kebetulan yang terjadi begitu saja.Mungkin setelah ini, mereka tidak akan memiliki banyak kesempatan untuk
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1109

Di perbatasan ibu kota provinsi, terdapat sebuah pegunungan yang luas dengan hutan lebat membentang sejauh ratusan kilometer. Di antara jajaran pegunungan ini, ada sembilan puncak yang menjulang tinggi.Dari kejauhan, pemandangannya begitu menakjubkan, seolah-olah memiliki aura yang mampu menaklukkan energi alam semesta! Gunung ini dikenal sebagai Gunung Tisatun, salah satu gunung paling terkenal di provinsi tersebut.Selain menjadi pusat perhatian para pesilat, tempat ini juga merupakan destinasi wisata yang populer sepanjang tahun. Baik musim dingin maupun musim panas, selalu ada wisatawan yang datang untuk menikmati keindahannya.Di kaki Gunung Tisatun, berdiri sebuah hotel mewah dengan desain arsitektur yang megah.Saat ini, di dalam salah satu kamar yang luas dan elegan di lantai enam hotel tersebut, duduk seorang pria paruh baya berambut putih.Meski terlihat seperti pria berusia 50-an, kenyataannya, dia sudah berumur lebih dari 90 tahun. Sebagai seorang pesilat kuno dengan kekua
อ่านเพิ่มเติม

Bab 1110

"Bryan, gimana kondisi pemulihanmu sekarang?" Kurnia melangkah masuk dengan tangan bersedekap di belakang punggungnya dan bertanya dengan nada santai.Kurnia dan Naushad adalah teman seangkatan, sehingga Bryan, sebagai murid Naushad, dianggap sebagai generasi junior baginya."Terima kasih atas perhatianmu, Paman Kurnia. Setelah beristirahat beberapa waktu, lukaku sudah jauh membaik. Cuma masih terasa agak sakit kalau digerakkan. Aku belum bisa bangun untuk menyambut Paman. Mohon maaf."Saat Bryan berbicara, sorot mata penuh dendam terlihat jelas di matanya. "Bagus kalau begitu. Aku sudah utus Fasahat dan Lior untuk beli obat penyembuh untuk luka-lukamu. Setelah mereka kembali dan kamu minum obat itu, pemulihanmu pasti akan lebih cepat."Kurnia mengubah nada bicaranya, lalu duduk di tepi tempat tidur dan bertanya dengan serius, "Bryan, sebelumnya kamu bilang, orang yang bunuh Naushad dalam satu serangan itu cuma seorang anak muda berusia 19 tahun? Itu benar?""Paman, aku nggak berani bo
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
109110111112113
...
121
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status