“Masih lumayan.” “Sekarang karir dan hubunganmu semuanya berjalan lancar, ya?” “Iya, kamu bagaimana? Baik-baik saja?” “Aku lumayan, sendirian hidup sampai tua, nggak perlu khawatir denganku. Tapi kalau kamu benaran peduli denganku, setelah anakmu lahir bisa berikan padaku. Atau mungkin kamu boleh lahirkan seorang anak buatku.” Perempuan itu menghela napas dan memasang raut kasihan agar Zola mengasihaninya. Namun Zola tetap berkata dengan dingin, “Aku nggak khawatir denganmu, jadi jalani hidupmu sendiri dengan baik.” Jeni tampak tersinggung dan bangkit sambil mengambil tasnya dan berkata, “Jangan menahanku, aku mau balik ke Jantera malam ini juga.” “Oke, hati-hati di jalan,” ujar Zola. Jeni menghela napas putus asa dan berjalan mendekati Zola sambil meletakkan tangannya di bahu perempuan itu dan berkata, “Perempuan kejam! Setelah punya suami, kamu bersikap begitu tega denganku?” “Cepat lepaskan aku, di sini ada kamera pengawas. Aku bisa membiarkanmu pergi, tapi belum tentu denga
Baca selengkapnya