Lilis pikir, malam kelamnya sudah berakhir begitu ia tiba-tiba terbangun di rumah temannya Diana, tapi ternyata ia salah. Rumah yang pintunya selalu terkunci rapat, kini terlihat terbuka dengan nyala lampu di mana-mana.Pikiran buruk sudah menghantuinya. Untuk itu, ia cepat-cepat berlari mengabaikan rasa tidak nyaman di sela pangkal kakinya.Begitu melihat sosok yang begitu ia kenali tengah berjongkok sembari melemparkan benda apa pun yang ditemuinya, Lilis menghela napas panjang. "Diana, akhirnya kau datang juga!"Temannya itu pun menoleh, memicingkan mata dan melangkah tegap ke arah Lilis. "Apa yang kau lakukan, Lilis? Mengapa memakai gaunku? Kau mencuri?!" tudingnya, kemudian mencengkeram lengan Lilis dengan kuat. "Argh, sakit, Diana!" Lilis membela dirinya, berusaha sekuat mungkin untuk bisa lepas dari cengkeraman kuat sang temannya itu. "Aku tidak mencuri, aku hanya meminjamnya. Akan aku kembalikan nanti." Kata Lilis.
Read more