Home / Romansa / SEMOGA KAU MENJADI MILIKKU / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of SEMOGA KAU MENJADI MILIKKU : Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

Episode 81

Jimmie akhirnya mau mengantarkan Gebbie. Gebbie pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengerjai Jimmie dengan memintanya membukakan pintu mobil untuknya. Saat keluar dari mansion, terlihat ayah kandung Gebbie sedang diam-diam mengamati Gebbie. Di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa kaki Gebbie sudah sembuh total dan gibsnya sudah bisa dilepas, bahkan ia bisa langsung lari jika mau. Mendengarnya, Jimmie langsung keluar sembari melemparkan kruk Gebbie. Saat Gebbie menyusulnya, ganti Jimmie mengerjainya dengan mengatakan ia tidak akan mengantarnya pulang karena Gebbie sudah bisa berjalan sendiri. Gebbie menganggap gurauan tersebut serius dan berlari meninggalkan Jimmie dengan kesal. Keluar dari rumah sakit, Gebbie baru menyadari tasnya tertinggal di mobil. Ia pun terpaksa benar-benar berjalan kaki menuju mansion. Untung saja belum jauh berjalan Jimmie sudah menemuinya. Setelah sempat jual mahal, Gebbie akhirnya masuk ke mobil dan pulang bersama Jimmie. Sementara itu, Rey
Read more

Episode 82

Gebbie sedikit tidak terima dan mengatakan pada saat ia datang mereka juga seperti itu. Tapi Ms. Zhea menjelaskan bahwa pada saat Gebbie datang tidak ada satu pun dari mereka yang mengubah sikapnya, sehingga jelas situasinya berbeda. Gebbie nyengir kesal mendengarnya. Ia jadi makin galau saat Ms. Zhea bercerita bahwa tadi adalah pertama kalinya ia melihat Jimmie bersikap ramah pada seorang wanita. Ditambah dengan penampilan Rahel yang cantik, sudah pasti tiga Tuhan Muda bersaudara tertarik kepadanya. Gebbie meninggalkan dapur dan kembali ke kamarnya sambil mengomel, menganggap selama ini ia tidak diperlakukan sebagai wanita oleh yang lain. Tanpa sengaja ia melihat Rahel sedang berdiri di taman sambil merasakan angin yang berhembus meniup rambutnya, dan tanpa disadari Gebbie terpana melihatnya. Saat tersadar, ia langsung membandingkan penampilannya dengan Rahel yang berbeda 180 derajat. Di kamarnya, Gebbie kembali ngedumel mengenai semua pria yang dianggap sama
Read more

Episode 83

“Bukan karena kau aku akan melakukan ini. Aku hanya melakukan ini sebagai temannya. Karena aku menghargai Rahel Juga, jangan buat Rahel menangis lagi mulai sekarang.” Kata Jimmie.Sementara itu tiba-tiba terdengar suara benturan yang terjatuh dari lantai dua.Setelah beberapa Jam berlalu..."Kalau mau mati, tusuk saja dirimu, kenapa harus melompat dari gedung," kata Rey dengan sikap yang dingin.Tiba-tiba, Rahel merasa ada yang salah dengan perkataan Rey."Kapan Aku melompat dari gedung?" Pikir Rahel."Rahel, akhirnya kau sadar juga." Ucap Gebbie.Pada saat ini, pelayan Ms.Zhea menghampirinya dengan membawa air serta obat."Kepala nona Rahel? Kata dokter Nona Rahel mengalami gejala gegar otak ringan dan sudah meresepkan obat untukmu. Nona Rahel mau minum sekarang saja?" Rahel tidak menjawab pertanyaan dari Bibi Zhea karena baru sadar bahwa dirinya terbaring di kamar tidur."Ada yang salah!" Ba
Read more

Episode 84

Setelah makan enak, Rahel menepuk perutnya dengan puas."Senang sekali rasanya kenyang!" Ujar Rahel seolah tak terjadi apapun.Karena Rahel ingin mempertahankan sosok sempurna tubuhnya agar Rey menyukainya. Rasa puas dirinya hanya membuat sikap Rey menjadi semakin dingin. "Apa hubungannya denganku! Ya, apa hubungannya dengan Rey? Demi seorang pria, aku bahkan tidak berani makan sebanyak yang aku sendiri mau.Benar-benar konyol." Kata Rahel.Rahel telah melihat semuanya dengan jelas dan bisa makan apa pun yang dirinya suka dan sebanyak mungkin, tidak akan pernah memperlakukan dirinya dengan buruk lagi karena Rey.Di kehidupan sebelumnya, Ia cukup berani untuk menggunakan semua metode dalam mengejar cinta, tapi tetap saja tidak bisa menggerakkan hati Rey. Meski ia tahu Rey membencinya, tapi Rahel tetap berusaha membuat Rey terkesan padanya.Kasih sayang mereka pada Gebbie membuatnya takut kehilangan Rey.Rahel menjadi
Read more

Episode 85

Rahel kembali ke Mansion dengan langkah berat. Ketika membuka pintu, keheningan menyambutnya. Ruangan itu terasa asing, seakan kehilangan kehangatan yang pernah ada. Ia meletakkan tasnya di sofa dan langsung menuju kamar mandi. Hujan deras telah membuatnya basah kuyup, tetapi ia tidak peduli. Hujan itu adalah pelarian dari rasa sakit yang mendera.Setelah mandi, Rahel mengganti pakaian dan duduk di sofa. Ia meraih ponselnya, menelusuri pesan-pesan yang belum terbaca. Ada beberapa pesan dari temannya, yang menanyakan keadaannya. Dengan malas, Rahel mengetik balasan singkat, bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebenarnya hatinya hancur berkeping-keping.Rahel mencoba mengalihkan pikirannya dengan menyalakan televisi, tapi tidak ada satu pun acara yang bisa menarik perhatiannya. Ia memutuskan untuk menyalakan laptop dan menulis di blog pribadinya, tempat ia biasa menuangkan perasaan. Menulis selalu menjadi terapi baginya, cara untuk melepaskan beban yang ada di dada.
Read more

Episode 86

Sementara itu, Nyonya Melly sedang Makan bersama dengan CEO Jackson. CEO Jackson mengomelinya karena sibuk memfoto makanan dan mempostingnya di sosmed, yang ia anggap tidak ada gunanya. Nyonya Melly lalu berdalih bahwa ia ingin mengingat semua momen bersama CEO Jackson, termasuk hidangan yang ia makan.Nyonya Melly lantas mengatakan ia akan memberi hadiah pada CEO Jackson. CEO Jackson lantas pura-pura gembira mendengarnya karena mengira Nyonya Melly akan memberikan dasi yang ia beli beberapa waktu lalu (dan sudah diintip oleh CEO Jackson). Ternyata yang diberikan kepada CEO Jackson bukan dasi itu melainkan sebuah kemeja. CEO Jackson pun terdiam dan jadi berpikir untuk siapa Nyonya Melly membelikan dasi tersebut.CEO Jackson memanggil Sekretaris Warren dan memintanya untuk mengawasi Nyonya Melly. Ia curiga kalau nyonya Melly telah berselingkuh sehingga sekretaris Warren diminta untuk mengikutinya kemana saja. Saat itu, nyonya Melly sedang dipijat oleh Lisa ibu tiri
Read more

Episode 87

"Em ...."Ciuman pria itu bertubi tubi menghujani tubuh Rahel, dia seperti perahu yang terombang ambing di lautan, mengambang dan akhirnya tenggelam mengikuti irama ombak.Entah sudah berapa lama, angin dan hujan akhirnya telah berhenti. Rahel meringkuk dalam pelukan hangat pria itu dan tertidur lelap ....Keesokan paginya, saat Rahel membalikkan badan, jari-jarinya merasakan sentuhan asing, tangannya menyentuh sesuatu yang hangat dan sentuhan asing itu mengejutkannya. Dia perlahan membuka matanya dan terkejut bukan main."Hah? Jo...Johan?" Rahel tertegun sejenak, kemudian teringat rentetan kilas balik kejadian gila tadi malam.Matanya langsung membelalak dan dia langsung terduduk tegak. Tetapi, karena gerakannya yang terlalu keras, suatu bagian ditubuhnya terasa sangat sakit dan rasa sakit itu langsung membuatnya berkeringat dingin.Dia seperti boneka bongkar pasang, yang di bongkar dan dipasang kembali. Setiap dia bergerak, sekujur tubuhnya t
Read more

Episode 88

“Sejujurnya, aku sungguh takut kembali ke sana sendirian. Ku pikir alangkah baiknya jika ada seseorang menemaniku. Dan kau kebetulan muncul sekarang,” ujar Gebbie sambil tersenyum lebar.Jimmie menatapnya. “Kau pasti super senang melihatku, kalau begitu.”“Yaaa, berarti Jimmie ada gunanya juga, itu yang ku pikirkan,” jawab Gebbie.Tak lama mereka tiba kembali di mansion. Gebbie kaget sekaligus senang melihat Jimmie yang membukakan pintu kamar untuknya.Setelah memastikan Gebbie tidur, Jimmie keluar dari kamar itu. Satu jam kemudian tiba-tiba Gebbie mendapat telpon dari pihak krematorium yang mengabarkan seseorang telah membayar uang sewa krematorium untuk bulan ini. Ia kaget mengetahui orang yang dimaksud adalah lelaki yang mengaku sebagai ayah kandungnya.Masih dalam kebingungan dan setengah mengantuk, tiba-tiba Joy mengetuk pintu dan mengajak Gebbie keluar kamar. Ternyata ia membuatkan spaghetti spesial untuk Gebbie karena tahu Gebbie t
Read more

Episode 89

Gebbie kembali ke Mansion dan langsung mencari Jimmie. Namun saat di ruang tamu, ia bertemu Joy duduk sendiri dan melamun dengan sebotol minuman alkohol di tangannya. Merasa ada yang tidak baik dengan Joy, Gebbie mengurungkan niatnya untuk langsung mencari Jimmie, sebaliknya ia menghampiri Joy."Joy?" Panggil Gebbie."Gebbie, kau sudah pulang?" Ucap Joy."Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini?" Tanya Gebbie."Aku hanya sedikit stress karena manager ku, ah lupakan saja. Bagaimana kalau kau temani aku minum? Sebotol ini saja?" Joy menawarkan.Pada awalnya, Gebbie menolak untuk minum, tetapi dia tidak tega melihat Joy dan berpikir akan sedikit menghiburnya jika ia menemani Joy minum dan lagipula hanya sebotol saja."Oke, baiklah... Tapi sebotol saja, oke?" Ucap Gebbie."Tentu." Ucap Joy sambil memeluk Gebbie erat."Kak Joy, aku tak bisa bernafas." Ucap Gebbie terbata-bata."Ah, maafkan aku. Itu karena k
Read more

Episode 90

Belum lama Joy dan Jimmie membawa Gebbie pergi, Rey datang entah dari mana dan bertanya pada Ms,Zhea."Ada dimana semua orang?" Rey memastikan.Ms,Zhea berkata, "Gebbie pingsan, jadi tuan muda Jimmie dan Joy mengantarnya ke rumah sakit."Rey nampak terkejut dan langsung pergi.Rey menuju rumah sakit dan Segera bertanya dimana ruangan Gebbie.Di depan pintu ruangan dimana Gebbie di rawat, Rey berdiri sambil ragu-ragu untuk masuk dan membuka pintu."Apa Anda mau masuk dan menemuinya? Dia mungkin akan segera bangun." Ucap suster."Enggak perlu." Ekspresi Rey kembali seperti biasanya. "Masih ada yang harus aku urus, aku pergi dulu. Jangan lupa hubungi aku juga saat dia bangun nanti.""Baik. Jangan khawatir tentang itu." Ucap Suster.Setelah melihat Rey pergi, perawat itu segera berbalik dan masuk ke dalam kamar Gebbie.Gebbie sudah bangun, matanya terbuka, tetapi dia sangat lemah.Joy berjalan mendekat d
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status