Rahel kembali ke Mansion dengan langkah berat. Ketika membuka pintu, keheningan menyambutnya. Ruangan itu terasa asing, seakan kehilangan kehangatan yang pernah ada. Ia meletakkan tasnya di sofa dan langsung menuju kamar mandi. Hujan deras telah membuatnya basah kuyup, tetapi ia tidak peduli. Hujan itu adalah pelarian dari rasa sakit yang mendera.Setelah mandi, Rahel mengganti pakaian dan duduk di sofa. Ia meraih ponselnya, menelusuri pesan-pesan yang belum terbaca. Ada beberapa pesan dari temannya, yang menanyakan keadaannya. Dengan malas, Rahel mengetik balasan singkat, bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebenarnya hatinya hancur berkeping-keping.Rahel mencoba mengalihkan pikirannya dengan menyalakan televisi, tapi tidak ada satu pun acara yang bisa menarik perhatiannya. Ia memutuskan untuk menyalakan laptop dan menulis di blog pribadinya, tempat ia biasa menuangkan perasaan. Menulis selalu menjadi terapi baginya, cara untuk melepaskan beban yang ada di dada.
Read more