Esok harinya, melihat Gebbie yang sudah bangun, Rey masuk ke kamarnya dan menanyakan apakah ada yang bisa ia bantu. Gebbie mengatakan bahwa ia akan berganti baju sehingga ia meminta Rey untuk pergi. Rey menolak dan tetap berniat membantunya ganti baju. Akhirnya Rey membantunya dengan cara mengambilkan baju untuk Gebbie, namun ia justru kembali dengan tangan hampa karena ia merasa tidak ada satu pun baju Gebbie yang fashionable. Ia lalu meminta Gebbie menunggu sementara ia pergi membelikan baju untuknya.
Saat hendak keluar kamar, ia hampir bertabrakan dengan Joy yang hendak masuk dengan membawakan troli penuh berisi makanan yang sebelumnya telah dibuatkan oleh Ms. Zhea. Setelah Rey pergi, Joy segera menghidangkan makanan-makanan tersebut di meja. Karena Gebbie tidak terlalu bersemangat menyantapnya, Joy menjadi heran dan dengan penuh perhatian mengecek suhu badan serta kepala Gebbie, siapa tahu ada efek samping yang dialami Gebbie. Perhatiannya tidak hanya sampai di situ. MeRahel telah berusaha menjalani hidup dengan mengejar seorang pria yang tak pernah menginginkannya. Namun, kini ia tak akan merasakannya lagi. "Maafkan aku, aku harus mengeluarkan mu!" Batin Rahel sambil mengelus perutnya.Berpikir untuk memulai semuanya dari nol memang sangat mengerikan, tetapi ia berpikir seharusnya ia mampu melakukan hal itu. "Aku akan melewati ini." Ucap Rahel."Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya Jimmie."Ah tidak." Ucap Rahel.Ketika berada di ujung jalan suara ponselnya berdering, mengalunkan nada Simfoni Kelima Beethoven. Ia begitu terkejut ketika melihat layar yang tertera disana. [Rey memanggil...]Rahel hanya menggigit bibir dan berpikir bahwa Rey menghubunginya karena sedang mabuk dan ingin mencaci maki dirinya lagi. Sambil menggelengkan kepala, Rahel langsung menekan tombol reject dan menonaktifkan ponselnya."Kenapa tidak di angkat?" Tanya Jimmie."Bukan apa-apa!
Mengetahui ponsel Rahel kini mati dan tak bisa dihubungi serta Kris mengklarifikasi bahwa itu adalah tempat terakhir Ponsel Rahel aktif.Kini, darah Rey mulai memanas dan seketika itu pula rasa takut menjalar keseluruh denyut nadinya. Seraya mengatupkan bibir, rey mulai gemetar karena amarah dan ketakutan bercampur aduk. "Seharusnya tidak akan pernah berakhir seperti ini!" Ucap Rey.“Tuan?” Kris memastikan seseorang di ujung panggilan itu. “Dia tidak ada disini!" "Ya Tuhan! Lalu harus bagaimana sekarang?” “Disini ada rute bus—dia pasti lewat sini. Cek semua cctv!” “Tapi tuan...” “Saya nggak peduli bagaimana caranya! Temukan dia segera!” tegas Rey.Rey kembali ke Sky House dan di kamarnya, Rey kesal, marah, khawatir dan sekaligus cemburu memikirkan Jimmie. Ia lalu masuk ke kamar Jimmie dan menginjak mainan mobil milik Jimmie. Tepat pada saat itu, Gebbie, yang sudah membulatkan tekad untuk menanyak
Rahel setelah 5 hari tidak ada kabar akhirnya kembali kerumahnya karena perjalanan panjang ia begitu kesakitan hingga membuatnya berkeringat dingin. Dia ingin membuat panggilan darurat, tetapi jarinya terasa lemah dan tidak berdaya. Akhirnya, penglihatannya menjadi gelap dan dia pun pingsan. Ketika terbangun lagi, dia sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Seseorang yang duduk di sebelahnya adalah Jimmie. Ketika dia bangun, Jimmie segera bangkit dan memandanginya dengan penuh kasih sayang. "Rahel, bagaimana keadaanmu? Apakah masih sakit?" Tanya Jimmie. Rahel menatapnya dengan penuh tanda tanya, "Aku kenapa?" Jimmie ragu sejenak sebelum menjawab, "Dokter bilang kalau kamu mengalami pendarahan yang cukup banyak." Ucap Jimmie yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi namun ia merasa sangat kasihan pada Rahel. Rahel menggenggam erat jari-jarinya. Air matanya pun mengalir d
Jimmie akhirnya mau mengantarkan Gebbie. Gebbie pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengerjai Jimmie dengan memintanya membukakan pintu mobil untuknya. Saat keluar dari mansion, terlihat ayah kandung Gebbie sedang diam-diam mengamati Gebbie. Di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa kaki Gebbie sudah sembuh total dan gibsnya sudah bisa dilepas, bahkan ia bisa langsung lari jika mau. Mendengarnya, Jimmie langsung keluar sembari melemparkan kruk Gebbie. Saat Gebbie menyusulnya, ganti Jimmie mengerjainya dengan mengatakan ia tidak akan mengantarnya pulang karena Gebbie sudah bisa berjalan sendiri. Gebbie menganggap gurauan tersebut serius dan berlari meninggalkan Jimmie dengan kesal. Keluar dari rumah sakit, Gebbie baru menyadari tasnya tertinggal di mobil. Ia pun terpaksa benar-benar berjalan kaki menuju mansion. Untung saja belum jauh berjalan Jimmie sudah menemuinya. Setelah sempat jual mahal, Gebbie akhirnya masuk ke mobil dan pulang bersama Jimmie. Sementara itu, Rey
Gebbie sedikit tidak terima dan mengatakan pada saat ia datang mereka juga seperti itu. Tapi Ms. Zhea menjelaskan bahwa pada saat Gebbie datang tidak ada satu pun dari mereka yang mengubah sikapnya, sehingga jelas situasinya berbeda. Gebbie nyengir kesal mendengarnya. Ia jadi makin galau saat Ms. Zhea bercerita bahwa tadi adalah pertama kalinya ia melihat Jimmie bersikap ramah pada seorang wanita. Ditambah dengan penampilan Rahel yang cantik, sudah pasti tiga Tuhan Muda bersaudara tertarik kepadanya. Gebbie meninggalkan dapur dan kembali ke kamarnya sambil mengomel, menganggap selama ini ia tidak diperlakukan sebagai wanita oleh yang lain. Tanpa sengaja ia melihat Rahel sedang berdiri di taman sambil merasakan angin yang berhembus meniup rambutnya, dan tanpa disadari Gebbie terpana melihatnya. Saat tersadar, ia langsung membandingkan penampilannya dengan Rahel yang berbeda 180 derajat. Di kamarnya, Gebbie kembali ngedumel mengenai semua pria yang dianggap sama
“Bukan karena kau aku akan melakukan ini. Aku hanya melakukan ini sebagai temannya. Karena aku menghargai Rahel Juga, jangan buat Rahel menangis lagi mulai sekarang.” Kata Jimmie.Sementara itu tiba-tiba terdengar suara benturan yang terjatuh dari lantai dua.Setelah beberapa Jam berlalu..."Kalau mau mati, tusuk saja dirimu, kenapa harus melompat dari gedung," kata Rey dengan sikap yang dingin.Tiba-tiba, Rahel merasa ada yang salah dengan perkataan Rey."Kapan Aku melompat dari gedung?" Pikir Rahel."Rahel, akhirnya kau sadar juga." Ucap Gebbie.Pada saat ini, pelayan Ms.Zhea menghampirinya dengan membawa air serta obat."Kepala nona Rahel? Kata dokter Nona Rahel mengalami gejala gegar otak ringan dan sudah meresepkan obat untukmu. Nona Rahel mau minum sekarang saja?" Rahel tidak menjawab pertanyaan dari Bibi Zhea karena baru sadar bahwa dirinya terbaring di kamar tidur."Ada yang salah!" Ba
Setelah makan enak, Rahel menepuk perutnya dengan puas."Senang sekali rasanya kenyang!" Ujar Rahel seolah tak terjadi apapun.Karena Rahel ingin mempertahankan sosok sempurna tubuhnya agar Rey menyukainya. Rasa puas dirinya hanya membuat sikap Rey menjadi semakin dingin. "Apa hubungannya denganku! Ya, apa hubungannya dengan Rey? Demi seorang pria, aku bahkan tidak berani makan sebanyak yang aku sendiri mau.Benar-benar konyol." Kata Rahel.Rahel telah melihat semuanya dengan jelas dan bisa makan apa pun yang dirinya suka dan sebanyak mungkin, tidak akan pernah memperlakukan dirinya dengan buruk lagi karena Rey.Di kehidupan sebelumnya, Ia cukup berani untuk menggunakan semua metode dalam mengejar cinta, tapi tetap saja tidak bisa menggerakkan hati Rey. Meski ia tahu Rey membencinya, tapi Rahel tetap berusaha membuat Rey terkesan padanya.Kasih sayang mereka pada Gebbie membuatnya takut kehilangan Rey.Rahel menjadi
Gebbie sedang bekerja di sebuah restoran pizza yang letaknya di tengah kota."Gebbie, tolong antar pesanan pizza ini ke universitas depan walikota itu, ya?" Kata bosnya."Ah, iya baik bos." Jawab Gebbie penuh semangat.Gebbie tanpa menunda-nunda waktu lagi, ia segera mengantarkan pesanan pizza itu ke universitas yang di katakan oleh bosnya."Wah, pemandangannya bagus sekali, tunggu saja ya, aku akan segera menjadi mahasiswa." Gumam Gebbie.Gebbie segera turun dari motornya dan berteriak memanggil para anak muda yang sedang bermain basket di lapangan basket."Kakak-kakak.... Pizza pesanannya sudah datang!" Panggil Gebbie.Parah anak muda itu segera berhenti bermain basket dan melambaikan tangan pada Gebbie memberi tanda kalau merekalah yang telah memesan pizza itu."Adik kecil disini." Panggil mereka.Gebbie segera menghampiri mereka dan memberikan pesanan itu pada mereka dan langsung pulang setelah itu."Ini pesanannya kakak-kakak." Ucap Gebbie sembari tersenyum manis.Di perjalananny